DETAIL.ID, Jambi – Provinsi Jambi memiliki beragam tantangan dalam perjalanannya. Pengamat ekonomi Jambi, Dr. Noviardi Ferzi mengatakan bahwa tantangan utama yang dihadapi Jambi saat ini yakni memerangi kemiskinan.
Dalam paparannya pengamat ini menyampaikan pengentasan masyarakat dari kemiskinan harus melalui strategi yang tepat. Tidak selamanya strategi pertumbuhan bisa memangkas kemiskinan karena jika pertumbuhan tinggi namun tidak merata, tidak menyebar, eklusif dan kurang berkualitas membuat angka kemiskinan stagnasi.
Menilik angka kemiskinan yang meningkat di Provinsi Jambi. Per Maret 2021, jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi mencapai 293,86 ribu jiwa atau 8,09 persen dari total penduduk. Angka kemiskinan tersebut bertambah 16,06 ribu jiwa dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin di Jambi sebanyak 277,8 ribu jiwa atau 7,58 persen.
Menurutnya, masalah kemiskinan ini wajib menjadi perhatian Gubernur Al Haris karena cenderung mengalami stagnasi dan relatif sama dalam satu dasa warsa terakhir. Seolah kebal akan berbagai program dan pendekatan kemiskinan yang dicanangkan pemerintah.
“Kemiskinan Provinsi Jambi hari ini, relatif sama dengan satu dasawarsa lalu, mengalami stagnasi bahkan peningkatan. Seperti pada tahun 2011, kemiskinan mencapai 7,90 persen lalu tahun 2012 meningkat 8,24 persen dan tahun 2013 sebesar 8,41 persen. Tahun 2014 sebesar 8,39 persen dan 2015 naik 9,12 persen, ” ujar Noviardi kepada Detail pada Selasa, 25 Oktober 2022.
Ia menambahkan angka kemiskinan yang kian menggunung memerlukan perhatian pemerintah Provinsi Jambi dengan sepenuh hati. Noviardi pun menyebut pemprov jangan sibuk memoles diri dengan merevitalisasi taman RTH, membangun tugu/monumen, membangun stadion dibandingkan membantu warga miskin yang kesulitan sejak lahir dan batin.
Lebih lajut pria yang berprofesi sebagai dosen ini juga mengatakan Jambi butuh pemerataan pertumbuhan yang menyebar. Dimana, pertumbuhan menyebar mempunyai watak tidak bias wilayah dengan pusat pertumbuhan tersebar secara spasial, lebih merata dengan prioritas daerah tertinggal serta konektivitas dan mobilitas antar wilayah meningkat.
Hal yang paling penting dalam pengentasan kemiskinan menurut Noviardi yakni melalui instrumen APBD, melalui intervensi langsung berbasis data kepada masyarakat miskin. Ia menilai APBD Provinsi Jambi masih belum memberi terobosan program pengentasan kemiskinan secara simultan dan terukur.
Disamping itu, untuk memeratakan pertumbuhan ekonomi, Noviardi menjelaskan 3 pendekatan yang dapat dilalukan.
Pertama, “ Geo Regional Politic “. Pendekatan ini merupakan keserasian pembangunan antara Kabupaten/Kota dan Provinsi. Melalui proses perencanaan pembangunan spasial dalam forum Musrenbangwil yang berkualitas.
Kedua, “ Geo Regional Economic “. Ia menjelaskan pendekatan ini melalui pemerataan epicentrum pertumbuhan industri unggulan sehingga pusat perekonomian dapat menyebar
Ketiga, “ Geo Ecology Spesifik “. Masing-masing kawasan dibangun dengan koridor spesifik daerah, seperti religi, sejarah, dan budaya, perkebunan, hortikultultura.
Noviardi menyampaikan bahwa perkebunan, pertanian dan tambang sebagai sektor unggulan di Jambi harus dibangun dengan prinsip dan memiliki spesifik tersendiri dan tidak mengadopsi dari wilayah lain.
“Harus dimunculkan sebagai daya saing daerah, jangan justru mengurangi daya saing daerah seperti batu bara,” katanya
Reporter: Frangki Pasaribu
Discussion about this post