Connect with us

Internasional

9 Tokoh Keturunan Yahudi yang Ubah Dunia Lewat Pengetahuan-Teknologi

DETAIL.ID

Published

on

Berikut sembilan tokoh keturunan Yahudi yang mengubah dunia lewat pengetahuan dan teknologi.

Jakarta — Sederet tokoh yang sukses mengganti dunia lewat teknologi di antaranya merupakan tokoh-tokoh keturunan Yahudi.

Selain sukses di bidang teknologi banyak ilmuwan dan filsuf yang juga berakar dari keturunan bangsa ini.

Bangsa Yahudi memang kerap disebut bangsa yang arif. Asumsi tersebut tak lepas dari tradisi Yahudi sebagai agama yang meminta umatnya mendiskusikan Taurat, tradisi membaca serta menulis semenjak dini, dan sejarah kelam bangsa ini.

Berikut deret tokoh yang berhasil mengganti dunia melalui pengetahuan sampai teknologi:

1. Penemu Google Sergey Brin

Sergey Mikhaylovich Brin dan Larry Page menemukan mesin penelusuran internet, Google pada 1998.

Brin dan Page bertemu di Universitas Stanford dikala berupaya mengembangkan Google.

Mereka tercatat selaku keturunan Yahudi. Brin lahir di Moskow dari keluarga Yahudi, demikian dikutip dari Jewish Virtual Library.

Sementara itu, Page juga lahir dari seorang ibu Yahudi. Kakek ia juga tinggal di Israel.

Brin dan Page berulang kali mendatangi Israel. Menurut laporan Jerusalem Post, duo pelopor Google ini juga sempat ke negara Timur Tengah itu untuk menghadiri ulang tahun ke-80 eks Perdana Menteri Israel Shimon Peres.

Terlepas dari latar belakang pencetusnya, Google pernah menuai kritik pada 2006.

Ketika itu, Google mematuhi undangan pemerintah China untuk memblokir situs yang memuji atau meliput demonstrasi, misalnya agresi 1989 di Lapangan Tiananmen, demikian dikutip dari Britannica.

Namun, Brin membela keputusan tersebut. Ia mengatakan kemampuan Google menyediakan beberapa gosip, meskipun terbatas, lebih baik daripada tidak menawarkan sama sekali.

2. Pendiri Microsoft Bill Gates

William Henry Gates III atau dikenal dengan nama Bill Gates juga merupakan keturunan Yahudi. Ia menjadi salah satu tokoh yang turut mengganti dunia usai memperoleh Microsoft pada April 1975.

3. Penemu Facebook Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg merupakan keturunan Yahudi yang menjadi salah satu penemu jejaring media umum Facebook pada 2004.

Seiring berjalannya waktu, platform yang dikembangkan semakin berhasil. Facebook lalu mengakuisisi platform mirip Instagram, Whatsapp, dan yang lain.

Kemudian platform itu tergabung dalam satu grup perusahaan dengan nama Meta.

Zuckerberg lahir pada 14 Mei 1984 di White Plains, New York. Ia berkembang di keluarga yang makmur dan pintar.

Ayah ia, Edward Zuckerberg, membuka klinik gigi di rumahnya. Sementara itu, ibunya, Karen, melakukan pekerjaan sebagai psikiater.

Menurut laporan Biography, sejak kecil, Zuckerberg memang mempunyai ketertarikan dengan dunia komputer. Di usia dia yang masih belia, 12 tahun, Zuckerberg membuat aplikasi pesan singkat yang disebut Zucknet.

Sang ayah memakai hasil karya itu untuk menolong akomodasi praktik di klinik giginya. Dengan demikian, resepsionis mampu memberi tahu soal pasien gres tanpa berteriak ke seberang ruangan.

3. Albert Einstein

Albert Einstein ialah fisikawan ternama usai mengembangkan teori relativitas dan teori mekanika kuantum.

Teori tersebut mengantar Einstein mendapat Nobel Prize dalam bidang fisika pada 1921.

Einstein lahir di Wurttemberg, Jerman, pada 14 Maret 1879.

Einstein lahir dari pasangan Yahudi kelas menengah yang sekuler, Hermann Einsh dan Pauline Koch, demikian dikutip Britannica.

Fisikawan itu mempunyai satu kerabat perempuan, Maria, lahir dua tahun sesudah Albert.

4. Penemu laser Theodore Maiman

Theodore Maiman yaitu fisikawan keturunan Yahudi-Amerika yang dikenal sebab dikaitkan dengan inovasi laser. Ia pertama kali menggunakan laser pada 16 Mei 1960.

Laser tersebut berkhasiat dalam kehidupan sehari-hari seperti pemutar DVD, sampai alat yang digunakan untuk menandai target.

Lanjut baca di halaman setuturnya…

Internasional

Kisah Calo Sontekan Ujian Masuk Kampus Berakhir Jadi Buronan Interpol

DETAIL.ID

Published

on

Jakarta – Perempuan berusia 57 tahun, Poh Yuan Nie, menjadi buronan Polisi kriminal Internasional (Interpol) karena melarikan diri usai divonis empat tahun penjara. Ia terbukti mendapat ribuan dolar sebagai calo sontekan ujian sertifikasi GCE O Level untuk anak SMA.

Poh diburu setelah diyakini kabur keluar Singapura setelah hakim pengadilan menjatuhkan vonis kepadanya. Perburuan ini dimulai setelah Poh gagal menyerahkan diri kepada polisi usai vonis pengadilan ditetapkan.

Poh dan tiga anak buahnya kedapatan menjadi ‘agen rahasia’ yang memberi jawaban kepada siswa ujian dengan taktik terencana dan sistematis menggunakan sejumlah alat canggih seperti sistem bodycam, earphone, hingga perangkat bluetooth.

Menurut dokumen pengadilan awal, Poh, dan tiga komplotannya, Fiona Poh Min, Tan Jia Yan, dan seorang warga negara China bernama Feng Riwen, masing-masing dibayar 8.000 dolar Singapura (US$6.100) oleh seorang pria dari China untuk melakukan aksi tersebut.

Mereka diminta membantu enam siswa berusia antara 17 dan 20 tahun agar lulus ujian GCE pada 2016 sehingga mereka dapat masuk perguruan tinggi setempat. Pembayaran akan dikembalikan sepenuhnya jika siswa tidak lulus ujian.

Di bawah instruksi Poh, keenam siswa itu mengenakan earphone berwarna kulit dan menempelkan ponsel dan perangkat bluetooth ke tubuh mereka sehingga mereka dapat diberi jawaban oleh Tan yang juga menyamar sebagai siswa yang ikut mengerjakan soal ujian.

Dengan bantuan telepon kamera tersembunyi yang ditempel di dadanya, Tan menyiarkan langsung pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada Poh dan dua tutor lainnya di pusat bimbingan belajar, yang kemudian akan mengerjakan jawabannya dan memberikannya kepada para siswa.

Mereka lalu dibuat gaduh ketika seorang pengawas ujian mendengar suara-suara tidak biasa datang dari salah satu siswa, lalu ia berterus terang saat ditanyai.

Setelah persidangan selama setahun yang berakhir pada 2020, Poh dinyatakan bersalah atas 27 tuduhan kecurangan dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Red notice di Interpol kemudian menyertakan foto dan mencantumkan tuduhannya tentang “bersekongkol untuk melakukan kecurangan”.

Polisi Singapura, yang meminta pemberitahuan dari Interpol, mengatakan Poh akan memulai hukuman penjara pada September, tetapi kini tidak kunjung menyerahkan diri. Sedangkan tiga kaki tangannya saat ini telah menjalani hukuman penjara.

“Poh dihukum karena serangkaian pelanggaran menyontek, bersekongkol dengan siswa untuk menyontek dalam ujian GCE O Level pada 2016,” kata Kepolisian Singapura dalam sebuah pernyataan mengutip CNN, Sabtu , 4 Februari 2023.

Polisi juga membuat surat perintah lokal untuk penangkapannya.

“Dia diperintahkan pada September 2022 untuk menyerahkan diri untuk menjalani hukuman penjara, tetapi dia tidak melakukannya,” kata polisi.

Menurut Interpol, unit penegakan hukum global diminta menemukan dan menangkap orang-orang yang masuk dalam Red Notice, sambil menunggu ekstradisi, penyerahan, atau tindakan hukum lainnya.

Continue Reading

Internasional

3 Kontroversi Paludan, Bakar Al Quran hingga ‘Ngobrol’ Cabul ke Bocah

DETAIL.ID

Published

on

Jakarta – Politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan tak henti menjadi sorotan usai membakar Al Quran di Stockholm dan Copenhagen.

Aksi itu menuai protes dan kecaman dari berbagai pihak. Warga di sejumlah negara mayoritas Muslim bahkan menggelar demo merespons tindakan Paludan.

Rupanya ulah Paludan tak hanya itu. Berikut deret kontroversi politikus partai sayap kanan Stram Kurs tersebut.

1. ‘Hobi’ bakar Al Quran

Paludan membakar Al Quran bukan kali pertama. Pada 2022, ia tercatat melakukan hal serupa di berbagai kota di Swedia.

Pada 2020, Paludan juga melakukan aksi serupa saat berdemo di Malmo, Swedia.

Kemudian pada 2019, dia juga membakar Al Quran di Viborg, Denmark. Di tahun yang sama, Paludan dijatuhi hukuman percobaan 14 hari karena tuduhan rasisme.

2. Diduga dibayar Rusia

Media Swedia melaporkan jurnalis yang bekerja untuk media Rusia, Chang Frick, membayar Paludan agar melancarkan aksi itu.

Frick merupakan kontributor untuk media Rusia, Russia Today.

Jurnalis itu mengonfirmasi bahwa dirinya memang membayar Paludan. Namun, dia membantah meminta seseorang membakar Al Quran dan menepiskan aksi itu mengacaukan langkah Swedia masuk NATO.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto menilai Rusia mungkin terlibat dalam aksi Paludan.

Haavisto menyebut Paludan bisa saja memiliki hubungan dengan Rusia.

“Ada pertanyaan yang muncul apakah ada pihak ketiga yang berusaha mengacaukan, misalnya Rusia, atau pihak lain menentang keanggotaan NATO dan mencari provokasi untuk mencapai itu. Ini tak bisa dimaafkan,” ucap Haavisto, seperti dikutip Al Arabiya.

Finlandia telah menyelidiki keterlibatan Paludan dan Rusia.

Rusia selama ini memang getol mengganggu negara yang ingin bergabung dengan NATO. Mereka khawatir aliansi itu bisa membahayakan negaranya.

3. Ngobrol cabul ke bocah

Tak hanya melakukan penistaan terhadap Al Quran, Paludan juga memiliki rekam jejak cabul.

Pada Agustus 2021, ia sempat menceritakan hal-hal cabul ke anak di bawah umur di platform Discord.

Dalam platform itu, Paludan sempat menceritakan guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya di depan kelas.

Saat itu, padahal pendengar platform Discord dia adalah anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun.

Di lain waktu yakni pada 11 Agustus 2021, Paludan menceritakan aktivitas seksual antara anak di bawah umur dengan “anak laki-laki” di belakang toko. Anak itu berusia 14 tahun.

Tiga hari kemudian, ia bercerita dirinya telanjang saat berjalan di sekitar dapur, demikian dikutip TRT World.

(isa/bac)

Continue Reading

Internasional

Swedia Akui Aksi Paludan Bakar Al Quran Bikin Makin Sulit Masuk NATO

DETAIL.ID

Published

on

Jakarta – Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengakui aksi Rasmus Paludan membakar Al Quran membuat rencana Stockholm masuk Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) makin sulit.

Pasalnya, aksi provokatif itu membuat Turki, salah satu anggota NATO, makin menentang rencana Swedia masuk aliansi tersebut. Sebelum aksi Paludan terjadi, Turki juga menentang Swedia bergabung dengan NATO jika tak memenuhi sejumlah syarat yang dilayangkan Ankara.

“Kejadian dan aktivitas (aksi Paludan bakar Al Quran) di Swedia dalam beberapa pekan belakangan memperumit dialog yang sudah dekat dan penuh rasa hormat dengan Turki,” ucap Kristersson, melansir The Hour pada Jumat , 3 Februari 2023.

“Unjuk rasa yang dilakukan hanya segelintir kelompok bahkan hanya beberapa orang berdampak pada bagaimana Swedia di pandangan di luar negeri,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan tidak akan memberikan restu kepada Swedia buntut aksi Paludan membakar Al Quran di negara tersebut dua pekan lalu.

Sebaliknya, Erdogan mengatakan hanya akan memberikan restu kepada Finlandia.

“Kami mungkin menyampaikan pesan yang berbeda kepada Finlandia (terkait rencana masuk NATO) dan Swedia akan terkejut ketika mereka melihat pesan kami,” kata Erdogan dalam pidatonya pada Minggu , 29 Januari 2023.

“Tetapi Finlandia harus tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Swedia,” ucapnya, mengutip Reuters.

Kendati demikian, Finlandia menegaskan hanya mau masuk NATO bersama dengan Swedia. Kristersson bersama dengan PM Finlandia Sanna Marin pun tengah berusaha melobi kembali Turki agar memberikan restu dua negara itu untuk bergabung dengan NATO.

Kedua kepala pemerintahan itu sebelumnya menggelar pertemuan darurat di Stockholm, Kamis , 2 Februari 2023, setelah insiden Paludan bakar Al Quran.

“Kami bekerja sama. Kami melakukan kontak dekat setiap hari mengenai masalah ini,” ucap Marin saat konferensi pers bersama, Kamis , 2 Februari 2023.

“Tentu saja, kami ingin Turki dan Hungaria menyetujui permohonan kami [masuk NATO] secepat mungkin,” ujarnya lebih lanjut.

Ia berharap semua negara anggota NATO akan memberi restu Swedia dan Finlandia masuk aliansi tersebut.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan bahwa Stockholm tetap berkomitmen terhadap kesepakatan Madrid soal NATO.

“[Kesepakatan Madrid] itu sudah sangat jelas apa yang diperlukan Swedia untuk menjadi anggota NATO dan itu kami memenuhi syarat sesuai dalam kesepakatan trilateral,” ucapnya.

Kesepakatan Madrid merupakan hasil pertemuan Turki, Swedia, dan Finlandia di Spanyol pada 28 Juni 2022. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu cara kedua negara Nordik mendapat izin dari Turki untuk masuk NATO.

Continue Reading
Advertisement ads ads
Advertisement ads