Hal itu disampaikan Winarto saat rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Kamis (19/1).
Dalam rapat, Winarto awalnya menerangkan soal kesepakatan antara PT Pembangunan Jaya Ancol dengan PT Jakarta Propertindo soal lahan yang dijadikan sirkuit.
“Secara garis besar kita punya kesepakatan dengan Jakpro untuk dia gunakan lahan di Ancol, itu milik Ancol untuk digunakan sebagai sirkuit. Kontrak itu 3 tahun, mulai kemarin tahun kemudian, tahun 2022,” kata Winarto.
Ia mengatakan persetujuan itu diistilahkan dengan 4-1-1. Pada 2022, Jakpro memanfaatkan lahan selama empat bulan. Pada 2023, lahan dimanfaatkan selama satu bulan dan pada 2024 selama satu bulan.
Ketika baru menjabat sebagai Dirut Ancol, beliau mengaku berkomunikasi dengan Dirut Jakpro soal pemanfaatan sirkuit selama kesepakatan tiga tahun itu.
“Waktu itu masih Pak Widi (Dirut) Jakpro untuk kita menimbang-nimbang bagaimana di antara 4-1-1 itu dalam kala 3 tahun itu kita mampu manfaatkan bareng . Bagi hasil atau bagaimana, alasannya lumayan banyak peminatnya yang ingin nyobain sirkuit, pengen masuk,” kata Winarto.
Widi mengaku akan menindaklanjuti rencana pemanfaatan itu seiring dengan bergantinya Dirut Jakpro.
Setelah memberi klarifikasi soal itu, Anggota Komisi B dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak bertanya soal nilai perjanjian Jakpro dan Ancol soal pemanfaatan lahan yang dijadikan sirkuit.
“Saya butuh transparansi dalam hal ini berapa sewanya, Jakpro nyewa berapa alasannya adalah sampai kini kan hasil audit (Formula E 2022) juga tidak muncul,” kata Gilbert.
Gilbert juga bertanya soal planning Ancol terhadap sirkuit itu ke depannya, apakah akan dibongkar atau dibentuk permanen. Winarto tak menjawab soal nilai kontrak. Ia cuma menyampaikan pihaknya memerlukan lahan itu.
Ia menyebut Ancol dikala ini sudah padat. Hal itu juga lah yang membuat pihaknya mewacanakan pembatasan kendaraan beroda empat masuk Ancol.
“Orang masuk gerbang, mau ke pantai ke arah timur, kalau Sabtu Minggu ke arah timur itu telah sukar,” kata Winarto.
Gilbert lalu menimpali jawaban Winarto. Ia bertanya kemungkinan sirkuit itu dibongkar setelah kontak dengan Jakpro selesai.
“Kalau aku salah mengartikan, koreksi, jadi kemungkinan akan dibongkar dong setelah 411, alasannya kesulitan lahan?” kata Gilbert.
Winarto tak menjawab dengan gamblang pertanyaan itu. Ia lalu mengatakan bahwa Ancol kehilangan lahan parkir bagi 4.000 kendaraan beroda empat dengan adanya sirkuit Formula E.
“Tentu kita tidak tahu suatu hari ada impian yang lebih makro yang kita akomodir. Kalau untuk dikala ini keperluan lahan Ancol sungguh mendesak, sudah terlalu padat, kita kehilangan area seluas sirkuit itu sungguh signifikan, parkir mobil berkurang sampai 4.000 mobil,” katanya.
(yoa/ain)