Teheran menilai karikatur itu ialah bentuk penghinaan jelas kepada sang pemimpin.
“Tindakan mencibir dan tidak senonoh dari publikasi Prancis dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berjalan tanpa jawaban yang efektif dan tegas,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian melalui kicauan di Twitter pada Rabu, 4 Januari 2023.
“Kami tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melampaui batasnya. Mereka telah menentukan jalan yang salah,” kata Abdollahian menyertakan.
Sementara itu, redaksi Charlie Hebdo sendiri mengatakan karikatur Khamenei ialah bab dari kompetisi gambar yang diluncurkan pada Desember lalu. Kompetisi itu dibuat untuk mendukung demonstrasi besar-besaran yang masih terjadi di Iran.
Demonstrasi yang sudah menewaskan ratusan pemrotes ini dipicu oleh kematian Mahsa Amini, wanita Kurdi, yang meninggal dunia saat berada dalam penahanan polisi sopan santun Iran pada pertengahan September kemudian.
Amini ditahan polisi etika gegara dinilai melanggar aturan Muslimah dengan memakai busana ketat.
“Kontes ini untuk mendukung usaha rakyat Iran yang berjuang untuk kebebasan mereka,” suara pernyataan majalah tersebut seperti dikutip AFP.
Iran sendiri menganggap demonstrasi itu selaku bentuk “kerusuhan”. Teheran menuduh sejumlah negara dan kelompok oposisi rezim yang menyulut unjuk rasa sampai meningkatkan eskalasi.
Sementara itu, Charlie Hebdo ialah salah satu majalah satir yang populer dengan sejumlah kritikan terhadap pejabat hingga negara. Majalah itu pernah menciptakan geram dunia Islam sebab menerbitkan karikatur Nabi Muhammad beberapa kali sampai memicu ketegangan di Prancis, yang mempunyai komunitas Muslim lumayan banyak.
Charlie Hebdo juga sempat menjadi target serangan teror gegara karikaturnya tersebut.