Hal tersebut disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat kabinet terbatas di Istana Negara Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023.
Airlangga mengatakan meski kemajuan ekspor RI terus meningkat, tetapi, pemerintah tidak berpuas diri mengingat beberapa negara tengah mengalami kesulitan sehingga ada yang meminimalkan impor dari Indonesia.
“Tadi bahwa presiden telah mendorong pasar non tradisional seperti di Afrika juga untuk dibentuk dan dikejar, terutama melalui di Pantai Timur, melalui Nigeria. Lalu di Pantai Barat itu Kenya,” ujar Airlangga.
Ia juga menyampaikan pemerintah akan mendorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) agar bisa segera mendukung pelaksanaan aktivitas pembiayaan ekspor nasional. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong komoditas lain untuk ekspor.
Sebelumnya, Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melaksanakan misi jualan keliling dunia untuk menyerbu pasar potensial serta menyaingi China, Thailand, dan Vietnam.
Zulkifli menyebut ada tiga kawasan pasar potensial yang akan disasar Indonesia yakni Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Menurutnya, ini adalah langkah antisipasi di saat target pasar tradisional Indonesia di Barat melemah. Zulkifli memastikan, Kemendag bakal membuatkan kesempatanpasar non-tradisional dengan membuat ‘jalan tol’ semoga tidak ada hambatan.
“Dengan (negara) luar kita buka pasar baru. Misi dagang sebulan tiga kali, saya nanti akan ke Mesir, Nigeria, India, dan Arab Saudi untuk membangun misi jualan . Aturannya kita membuatperjanjian agar bebas tarif sehingga usahawan-pengusaha kita akan lebih mudah,” tuturnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor impor Indonesia pada November 2022 turun ketimbang bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyebutkan ekspor Indonesia pada bulan kemudian meraih US$24,12 miliar atau turun 2,46 persen dibandingkan ekspor Oktober.
“Perkembangan ekspor November 2022 secara bulan ke bulan nilai ekspor November 2022 meraih US$24,12 miliar atau turun sebesar 2,46 persen dibanding bulan sebelumnya,” ujarnya.
Kendati, secara tahunan atau year on year (yoy), ekspor Indonesia pada November 2022 naik 5,8 persen.
Habibullah menuturkan ekspor nonmigas pada November 2022 meraih US$22,99 miliar, turun 1,94 persen ketimbang Oktober 2022, tetapi naik 6,88 persen bila ketimbang November 2021.
Penurunan ekspor nonmigas paling besar terjadi pada komoditas lemak dan minyak binatang maupun nabati sebesar US$577,6 juta atau 16,62 persen. Sedangkan kenaikan terjadi pada ekspor logam mulia dan tambahan/ permata sebesar 87,19 persen atau senilai US$292,2 juta.
Di saat yang serupa, ekspor migas juga turun 11,85 persen dari US$1,29 miliar pada Oktober 2022 menjadi US$1,14 miliar pada November 2022. Sementara, secara tahunan ekspor migas turun 15,23 persen.