Kala itu, penanam modal melakukan transaksi sebesar Rp 9,77 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,68 miliar saham. Pelaku pasar gila mencatatkan jual higienis atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp 344,68 miliar.
Padahal, IHSG ditutup melemah 19,19 poin atau 0,29 persen pada pekan sebelumnya atau Kamis, 30 Desember 2021, akhir bayang-bayang Omicron yang dikala itu kembali memuncak.
Dilansir dari RTI Infokom per 29 Desember 2022, catatan year-to-date tampilan IHSG naik 4,24 persen dari tahun lalu. Namun, bila dilihat tampilan enam bulan terakhir, IHSG justru menurun sebesar 1,19 persen.
Sama halnya dengan catatan 6 bulan terakhir, IHSG terpantau minus 2,50 persen dan sebulan terakhir mempunyai rata-rata minus 2,29 persen.
Sementara, jika ditilik lebih jauh dari penanam modal chart, selama tiga bulan terakhir tercatat penanam modal abnormal memasarkan bersih (net sell) sebesar minus Rp 6,25 triliun. Sedangkan, enam bulan terakhir mencapai Rp 7,16 triliun.
Performa itu terbukti dengan IHSG ditutup di level 6.968 pada Senin, 1 Agustus ini. Indeks saham menguat 17,66 poin atau 0,25 persen dibandingkan Jumat, 29 Juli kemarin.
Mengutip RTI Infokom, investor bertransaksi sebesar Rp 14,84 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,49 miliar saham.
Secara akumulatif 30 hari terakhir penjualan bursa, tercatat 14 hari di antaranya bursa ambruk dengan rata-rata 8,27 persen. Sedangkan 9 hari lainnya menguat 6,07 persen. Artinya selama 30 hari terakhir, bursa minus 2,20 persen.
Jika merinci perjalanan bursa saham sepanjang 2022, tercatat pada simpulan Januari atau Jumat, 28 Januari IHSG ditutup di level 6.645 atau naik 34,35 poin atau 0,52 persen dibanding hari sebelumnya.
Pada pengujung Februari, perdagangan juga ditutup menguat pada jual beli Jumat, 25 Februari. Indeks saham mendarat di level 6.888 sehabis naik 70,351 poin atau naik 1,03 persen.
Selang sebulan, IHSG ditutup di level 7.071 pada Kamis, 31 Maret. Indeks saham naik 18,25 poin atau 0,26 persen daripada perdagangan hari sebelumnya.
Kenaikan ini terus berjalan sampai pengujung April, IHSG ditutup di level 7.229 pada Kamis, 28 April. Indeks saham menguat 32,15 poin atau 0,45 persen ketimbang perdagangan sebelumnya.
Kenaikan ini secara berturut-turut masih terjadi pada penutupan Mei. IHSG berada di level 7.148, naik 111,4 poin atau 1,58 persen, Selasa, 31 Mei.
Kejayaan ini mulai menurun pada pengujung Juni, IHSG ditutup di level 6.911 pada Kamis, 30 Juni. Indeks saham melemah 30,76 poin atau 0,44 persen dibandingkan Rabu.
Penurunan juga terjadi pada Juli, di mana IHSG ditutup di level 6.951 pada Jumat, 29 Juli. Indeks saham menurun 5,6 poin atau 0,08 persen dibandingkan jual beli sebelumnya. Kala itu terpantau, 7 dari 11 indeks sektoral melemah dengan sektor kesehatan paling anjlok, adalah 2,66 persen.
Selama April-Juli, meski IHSG ditutup dengan membaik, namun level saham terus menurun. Untungnya, sebulan lalu, IHSG membaik dan ditutup di level 7.178 pada Rabu, 31 Agustus. Indeks saham menguat 19,11 poin atau 0,27 persen dibandingkan sebelumnya.