Ia pun membantah bakal kandidat presiden dari partai NasDem itu mengeluarkan narasi politik identitas dikala berlaga di Pilkada DKI Jakarta yang selama ini kerap dituduhkan.
“Mari kita lihat dari permulaan hingga tamat, enggak ada narasi narasi contohnya Anies itu narasi keagamaan, kaitannya dengan Jakarta ini bahu-membahu maaf ya, ini kan sesungguhnya bermula dari Ahok,” ujar Gus Choi dalam diskusi politik yang digelar di Kopi Politik, Jakarta Selatan, Sabtu, 7 Januari 2023.
“Cuma pernyataan yang seperti itu kan menjadi bumerang buat kita semua, awalnya itu kan dari mulutnya Ahok, dari situ kita mesti ingat itu,” ucapnya.
Pernyataan Ahok yang dimaksud itu tentang pidatonya yang mengutip surat Al Maidah di 2016. Kala itu pernyataan Ahok yang mengutip surah Al Maidah ayat 51 dinilai menghina Islam.
Gus Choi menuturkan, pihak-pihak yang kerap melakukan stigma Anies membawa politik identitas justru tak pernah menyoroti pernyataan kontroversial Ahok itu. Padahal, Ahok hingga dipenjara lantaran pernyataannya tersebut.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara sempat memvonis dua tahun penjara kepada Ahok alasannya terbukti bersalah melakukan penodaan agama atas pernyataan soal Surat Al-Maidah 51.
“Jangan dijadikan ini menjadi pemukul yang tidak pada tempatnya terhadap Anies. Eh kau politik identitas. Karena ini terjadi alasannya adalah Ahok. Sementara yang masuk penjara ini seolah olah bebas tidak dibicarakan lagi. Tidak menjadi sasaran lagi. Padahal itu asalnya dari sini,” kata dia.
Gus Choi membantah bila Anies Baswedan dianggap kerap memakai politik identitas. Baginya, Anies menjadi korban framing sehingga kadang-kadang disudutkan.
“Anies ada yang menyebut bapak identitas segala macam, itu yakni framing yang ujungnya mendustai rakyat bahkan memfitnah menurut aku,” kata ia.