Sebelumnya, sejumlah NATO ramai-ramai berencana mengantartank ke Ukraina.
Beberapa tank yang ditentukan bakal diantardi antaranya M1 Abrams bikinan Amerika Serikat, Challenger 2 buatan Inggris, sampai Leopard 2 buatan Jerman.
Tank-tank itu pada umumnya ialah kendaraan tempur yang diklaim sungguh mutakhir dan unggul di antara tank yang ada di dunia. Tank terbaru itu sendiri telah sejak lama dinanti-nanti Ukraina untuk membantu serdadu mereka melawan Rusia.
Kendati demikian, sejumlah ahli perang tak beropini bahwa aneka macam macam tank kiriman negara NATO tersebut bakal tak banyak menolong Ukraina menyerang balik Rusia.
“Mereka yang memberikan ‘berikan saja tank-tank itu!’ tidak pernah mengenali bagaimana cara menciptakan armada itu melakukan pekerjaan di medan perang,” kata Mark Hertling, analis militer CNNÂ yang pernah memimpin Divisi Lapis Baja ke-1 Angkatan Darat AS.
“Dalam pertempuran, melaksanakan beberapa kesalahan saja bakal menyebabkan tragedi dan kegagalan. Tank yang mematikan bermetamorfosis benteng yang tak mampu bergerak maupun menembak.”
Para ahli juga menganggap terlalu banyak tank cuma membuat pasukan Ukraina kesusahan bila tank-tank itu rusak di medan perang. Sebab armada itu bakal sulit diperbaiki karena suku cadangnya berada di negara asal.
Ambil pola, jikalau tank Abrams bikinan AS rusak selama perang, akan sangat susah memperbaikinya sebab tak mampu eksklusif dibawa ke AS. Yang mampu dilakukan yaitu mengantarke depot perbaikan di Ukraina atau mungkin ke Polandia, menurut peneliti senior Drew Thompson.
Berbagai tank dari negara NATO memang bakal diantaruntuk menolong Ukraina menyerang balik Rusia. Namun, pengiriman itu sendiri bakal mengkonsumsi waktu lama alasannya perlu melatih para tentara untuk mengoperasikan serta merawat armada tersebut.
Banyaknya jenis tank juga dinilai memperlambat waktu pembinaan. Karena tentara mesti ‘menghatamkan’ cara operasi dan pemeliharaan masing-masing tank mutakhir itu.
(blq/bac)