Angka itu meningkat 71,09 persen jika dibandingkan 6,03 juta penumpang pada era yang serupa tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Budi menutup Posko Angkutan Nataru 2023 pada Rabu, 4 Januari 2023. Posko tersebut beroperasi semenjak 19 Desember 2022 hingga 3 Januari 2023.
Kenaikan jumlah penumpang terjadi di seluruh moda angkutanbaik transportasi jalan, penyeberangan, laut, udara, dan kereta api.
Selain lonjakan penumpang angkutan lazim, jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek yang terpantau lewat empat gerbang tol utama juga berkembang 7,54 persen atau sebanyak 2,24 juta kendaraan dibandingkan tahun kemudian yang meraih 2,07 juta kendaraan.
Sementara itu, kendaraan yang masuk Jabodetabek berkembang7,48 persen atau sebanyak 2,18 juta kendaraan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2,01 juta kendaraan.
Meski begitu, Budi menyampaikan gangguan cuaca ekstrem di era libur Nataru menimbulkan terganggunya beberapa perjalanan angkutan lazim seperti penundaan ataupun abolisi perjalanan.
“Kita menyaksikan bahwa gangguan cuaca ialah tantangan yang paling besar dihadapi pada tahun ini di tengah melonjaknya jumlah penumpang. Apa yang telah kita siapkan relatif berlangsung baik dan tetap ada beberapa evaluasi yang mesti ditingkatkan ke depannya, selaku antisipasi untuk menghadapi angkutan idul fitri tahun ini,” ujarnya melalui informasi resmi.
Budi menuturkan untuk menanggulangi gangguan cuaca sejumlah upaya telah dikerjakan di antaranya, meningkatkan pengawasan kepada faktor keselamatan serta berkoordinasi secara intensif dengan operator sarana dan prasarana transportasi.
Selain itu, pihaknya juga menunjukkan sejumlah imbauan terhadap masyarakat biar tetap berhati-hati dengan kondisi cuaca ekstrem.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan terdapat sejumlah catatan yang akan dijalankan selaku penilaian di antaranya yaitu, sinkronisasi yang lebih baik antara pengambilan kebijakan dengan pelaksanaan di lapangan, pengaturan cuti bareng dan waktu libur sekolah untuk membagi beban kemudian lintas jalan, serta merencanakan armada transportasi lazim yang mencukupi.
Kemudian, mengantisipasi titik-titik krusial yang memiliki potensi terjadi kepadatan kemudian lintas atau lonjakan penumpang, pengaturan rest area, serta titik-titik yang potensial terdampak keadaan alam seperti banjir, longsor, dan lain-lain.
Menghadapi transportasi idul fitri yang kurang dari empat bulan lagi, Budi juga minta kepada jajaran Kemenhub untuk melaksanakan pengamatan dengan lebih seksama dan senantiasa berkoordinasi intensif dengan stakeholder.
“Terobosan-terobosan juga harus dilakukan dengan baik, dan survei mesti dijalankan secara akurat terkait berapa jumlah pemudik yang akan terjadi, sehingga lonjakan yang terjadi mampu diantisipasi lebih baik lagi,” ujarnya.