Ancaman boikot disampaikan Ukraina usai Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyampaikan perlu eksplorasi lebih lanjut sebelum memberikan izin kepada atlet Rusia dan Belarus ikut Olimpiade.
Menteri Olahraga Ukraina Vadym Goutzeit memastikan situasi tersebut sama sekali tidak mampu diterima negaranya.
“Posisi kami tidak berganti – selama perang berlanjut di Ukraina, atlet Rusia dan Belarus dihentikan mengikuti persaingan internasional,” kata Goutzeit di Facebook, mirip diberitakan AFP, Kamis , 27 Januari 2023.
“Jika kami tidak didengar, saya tidak menutup kemungkinan bahwa kami akan memboikot dan menolak untuk ikut serta dalam Olimpiade.”
Goutzeit menyampaikan Kyiv dikala ini menekan IOC dan organisasi internasional lainnya untuk menerima dukungan atas pelarangan Rusia dan Belarus dari Olimpiade.
Ancaman tersebut juga disampaikan sehari sesudah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan atlet Rusia semestinya tidak mendapatkan ruang dalam Olimpiade Paris 2024 sebab menandai 11 bulan aksi militer di negaranya.
Seruan itu disampaikan Zelensky terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade tahun depan.
“Saya sungguh menekankan atlet Rusia sebaiknya tidak menerima tempat di Olimpiade Paris,” kata Zelensku di Telegram setelah berkomunikasi via telepon dengan Macron, mirip diberitakan AFP, Selasa , 24 Januari 2023.
Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, hanya beberapa hari setelah upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Kondisi tersebut membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) dengan segera menyetujui menawarkan hukuman bagi Rusia dan tetangga Belarus, yang dipakai pasukan Moskow untuk melancarkan serangan tersebut.
Tidak ada acara olahraga internasional yang diselenggarakan di Rusia atau Belarus semenjak agresi militer tersebut. Simbol-simbol nasional kedua negara tersebut sudah dihapus dari persaingan besar itu.
(AFP/chri)