Jambi – Debit Sungai Batanghari terus mengalami penurunan akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Selasa, 5 September 2023, di Pintu Air kawasan Ancol Kota Jambi, tinggi air mencapai 9.00 meter, menurun dari hari sebelumnya yang mencapai 9.09 meter.
Penjaga pintu air kawasan Ancol Kota Jambi, Syahruddin, menjelaskan bahwa penurunan debit Sungai Batanghari disebabkan oleh kondisi musim kemarau dan berkurangnya intensitas hujan. Bahkan, kondisi air laut juga mengalami surut.
“Memang kondisi sekarang hujan sudah kurang. Kedepan mungkin akan surut terus kalau tidak ada hujan. Sudah sepekan ini terus mengalami penurunan, dan kemungkinan akan terus surut,” ujar Syahruddin.
Meskipun debit Sungai Batanghari di kawasan Ancol mengalami penurunan, namun masih memungkinkan untuk dilintasi oleh kapal tongkang. Syahruddin menjelaskan bahwa kapal yang bisa melintasi kawasan tersebut memiliki draught yang lebih rendah, sehingga tidak terganggu oleh kondisi surut.
“Kondisi sekarang masih termasuk kategori normal. Jika sudah di bawah 9 meter, baru masuk kategori di bawah normal,” ujarnya.
Dengan kondisi debit sungai saat ini, pasokan air bahan baku untuk penyediaan air bersih oleh Perumda Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi masih dalam kondisi aman.
Direktur Utama Perumda Tirta Mayang, Dwike Riantara, mengatakan bahwa dari tiga intake air yang dimiliki oleh Perumda Tirta Mayang, pasokan air masih dalam kondisi aman.
“Kita memiliki tiga intake yaitu Aurduri, Pulau Pandan, dan Sijenjang. Semuanya masih dalam kondisi aman,” kata Dwike saat dikonfirmasi pada Selasa, 5 September 2023.
Dwike juga mengatakan bahwa intake Sijenjang mengalami penurunan debit air pada beberapa waktu tertentu, dengan muka air sungai turun hingga mencapai level minimum, yaitu kurang dari 2 meter.
“Meskipun debit air baku yang disadap mengalami penurunan sekitar 50 persen, kami tetap memastikan pasokan air tetap aman dengan melakukan penanganan teknis, seperti menurunkan pompa intake pancang hingga ke kedalaman tertentu, seperti yang dilakukan di intake pancang Pulau Pandan,” ujarnya.
“Selain itu, kami juga melakukan pengerukan sedimen di pintu air intake Sijenjang agar air tetap dapat masuk ke saluran intake,” ujar Dwike.
Discussion about this post