Muara Bulian – Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SGGI) pada tahun 2022, angka kasus stunting di Kabupaten Batanghari naik dari tahun 2021 yang semula 24,5% menjadi 26,3%.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief mengatakan bahwa data yang disampaikan tersebut diambil secara acak dan tidak menunjukkan kondisi stunting di Kabupaten Batanghari.
“Random sampling harus benar,” ujarnya pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Fadhil meminta Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) melakukan pendataan secara menyeluruh by name by address.
“Saya minta Pak Kadis data, harus by name by address,” tuturnya.
Hal tersebut untuk memastikan jumlah pasti terhadap bayi stunting di Kabupaten Batanghari. Ia mengatakan selain memberikan bantuan bahan pangan kepada keluarga penerima, sebelumnya TP PKK Kabupaten Batanghari juga telah melaksanakan program ayah ibu asuh bagi anak-anak yang dinyatakan stunting. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan nutrisi dan gizi anak-anak stunting di Kabupaten Batanghari dapat terpenuhi.
Saat ini Pemerintah Kabupaten di tahun 2023 ini berhasil meraih Universal Health Coverage (UHC) kepesertaan JKN KIS sebesar 96,66% dari jumlah penduduk Kabupaten Batanghari.
“Jaminan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Batanghari sudah diangka hampir 97%. Kita tentu ingin stunting di Kabupaten Batanghari ini hilang, karena anak-anak ini nantinya yang akan meneruskan kita,” kata Fadhil.
Selain itu, Fadhil mengatakan untuk memastikan bahwa bayi stunting di Kabupaten Batanghari terpengaruh kebutuhan gizinya. PKK Kabupaten Batanghari juga melaksanakan program ayah ibu asuh.
Discussion about this post