DETAIL.ID, Jambi – Belum lama usai diizinkan kembali beroperasi, kini persoalan kemacetan yang ditimbulkan oleh angkutan batu bara kembali jadi keluhan warganet.
Tampak dalam berbagai media sosial, warganet ramai-ramai berkomentar. Bahkan tak sedikit yang menyesalkan kebijakan Gubernur Jambi untuk kembali membuka operasional truk batu bara.
Soal ini Kadishub Provinsi Jambi Jhon Eka Powa dalam sebuah rekaman pembicaraan dengan Kadiskominfo Provinsi Jambi Ariansyah yang diperoleh awak media menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan beberapa langkah dan punya beberapa terobosan untuk mengurai kemacetan. Sebagaimana hasil rapat sebelumnya, salah satunya penyetopan hauling pada 11 – 12 Maret 2024 dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.
“Hasil rapat kemaren adalah didalam rangka menghormati bulan Ramadhan maka seluruh hauling mulai dari mulut tambang itu pukul 21.00 WIB baik yang ada di Sarolangun, Mandiangin, Batanghari, maupun daerah Tempino, Bajubang, Sungai Gelam. Pukul 04.00 WIB itu sudah tidak ada lagi mobil jalan,” kata Kadishub Jhon Eka.
Kemudian, bagi masyarakat yang memiliki truk batu bara dibawah tahun 2019 diarahkan untuk bergabung dengan perusahaan dalam kuota 10 persen dari jumlah hauling di daerah tersebut.
“Dan berkontrak dengan pemilik perusahaan dengan catatan kendaraan tersebut layak jalan, atas rekomendasi dari Dishub dan Kepolisian. Kan ada itu KIR (Uji Kendaraan Bermotor)” ujarnya.
Selanjutnya, Dishub Provinsi Jambi juga dijelaskan oleh Jhon Eka akan mengaktifkan sejumlah pos pantau di berbagai titik. Dalam hal ini petugas Dishub dan Polres tiap Kabupaten yang dilalui angkutan batu bara akan bertugas melakukan pengawasan di daerah masing-masing. Sementara pejabat Provinsi menjadi koordinatornya.
“Seperti di Jebak, kemudian nanti ada di daerah Sungai Gelam. Pengaktifan jalur-jalur crowdit itu menempatkan petugas-petugas sesuai dengan kewilayahannya,” katanya.
Terakhir dalam percakapan Kadiskominfo dengan Kadishub Provinsi Jambi itu, Jhon Eka berujar bahwa digarapkan seluruh pengurus tambang yang ada di Provinsi Jambi agar berkoordinasi dengan Perhimpunan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB).
“Baik yang beroperasi menuju Bengkulu ke Padang, maupun lewat Tebo menuju WKS mohon berkoordinasi dengan PPTB sebagai organisasi atau Perhimpunan Pengusaha Tambang. Jadi mudah dalam rangka untuk koordinasi dan pembinaan,” katanya.
Lalu apakah langkah-langkah tersebut akan dapat mengurai potensi kemacetan yang ada? Kita pantau dan ikuti perkembangannya.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post