DETAIL.ID, Jakarta – Merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan atau year on year (YoY) di Indonesia pada Juni 2024 ini dan dibanding Juni 2023 terjaga dengan baik
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara hibrid.
Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh media, disebutkan kalau kegiatan tersebut diselenggarakan dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta pada Senin, 15 Juli 2024.
Kegiatan tersebut turut dihadiri secara langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi.
Lalu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yudhi Pramono, dan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah.
Mendagri menyampaikan, berdasarkan data BPS, inflasi YoY di Juni 2024 dibanding Juni 2023 terjaga dengan baik di angka 2,51%.
“Inflasi kita terjaga di angka yang sangat baik, menurun dibanding bulan yang lalu, YoY kita bulan lalu 2,84%, sekarang terjaga di angka 2,51 persen, dan month-to-month terjadi deflasi atau penurunan, minus 0,08%,” katanya.
Mendagri menyampaikan, inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran (month-to-month) disumbang oleh penyedia makanan dan minuman/restoran dengan angka inflasi 0,09% dan andil inflasi 0,01%. Penyumbang inflasi lainnya yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27% dan andil inflasi 0,02%.
“Biasanya penyumbang utama itu adalah makanan minuman tembakau, tapi ini dari data BPS makanan minuman dan tembakau justru mengalami deflasi, minus 0,49%, yang merah itu adalah penyediaan makanan minuman restoran,” ujarnya.
Dia melanjutkan data sepuluh daerah dengan inflasi tinggi, yaitu Papua Pegunungan (5,65%), Sulawesi Utara (4,42%), Papua Tengah (4,39%).
Sumatera Barat (4,04%), Gorontalo (3,93%), Papua Barat (3,73%), Bengkulu (3,64%), Maluku (3,63%), Riau (3,56), Kepulauan Riau (3,54%).
“Kami juga memberikan apresiasi kepada daerah-daerah yang (inflasinya) rendah, mulai dari Babel, Babel ini paling konsisten selalu hampir dua bulan terakhir selalu terendah,” kata dia.
“Saya tidak tahu ilmunya Pak Safrizal Gubernur seperti apa. Papua Barat Daya, Papua, yang kita anggap mungkin sulit ternyata bisa mengendalikan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, ujar Mendagri, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di angka 5,11% pada triwulan I 2024.
Di negara anggota G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di nomor lima, setelah India, Turki, Rusia, dan Cina.
Sementara di wilayah ASEAN juga cukup baik, berada di peringkat lima dari 11 negara setelah Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, dan Kamboja.
Mendagri menegaskan, pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan situasi politik dan keamanan. Politik dan keamanan yang stabil akan memberikan ruang untuk pertumbuhan ekonomi.
“Ekonomi kita di angka yang sangat bagus untuk Indonesia, di angka 5,11% dan itu naik dari sebelumnya adalah 5,04%, ini 5,11% di triwulan pertama dan ini kita lihat bahwa nomor 44 dari 184 negara di dunia,” tutur Mendagri.
Reporter: Heno
Discussion about this post