SAYA bukan yang terbaik. Namun memberikan yang terbaik.
Demikianlah sebait kata Al Haris-Sani sebagai kandidat Gubernur-Wakil Gubernur Jambi 2024-2029. Lebih lengkapnya adalah “Saya memang bukan yang terbaik. Tapi saya akan memberikan terbaik”.
Kata-kata itu disampaikan di hadapan pendukungnya di Sengeti, Muarojambi. Kata-kata itu sederhana namun mempunyai makna yang dalam.
Secara umum, banyak pihak yang meragukan kecerdasan maupun kepintaran Al Haris-Sani. Mereka meremehkan bahkan sama sekali tidak memperhitungkan bagaimana kemampuan Al Haris di dalam ranah politik.
Entah bagaimana ceritanya. Hingga kini masih banyak pihak yang meragukan kemampuan Al Haris.
Namun rekam jejak, prestasi hingga kemampuan “lobi” Al Haris tidak diragukan. Sebelum memasuki pilgub 2020-2024, Al Haris-Sani sama sekali tidak diperhitungkan. Bahkan tidak sedikit yang menganggap Al Haris-Sani tidak mampu berkiprah di Pilgub.
Waktu yang kemudian menguji. Hanya Al Haris-Sani yang sudah “lengkap berlayar” dan mantap memasuki Pilgub 20202-2024. Di saat tim lain malah sibuk mencari partai. Termasuk “Cucuk cabut” kandidatnya.
Setelah menjabat sebagai Gubernur, lagi-lagi Al Haris tidak pernah dianggap. Bahkan ada kesan, Al Haris tidak mendapatkan dukungan partai besar.
Enam bulan menjelang Pilgub Jambi 2024-2029, hanya Al Haris-Sani mantap memasuki Pilgub Jambi. Termasuk “kecukupan partai” hingga pasangan kandidat yang sama sekali tidak berubah.
Waktu lagi-lagi berbicara. Tidak hanya mendapatkan “cukup partai” untuk berlayar namun semua partai besar malah justru mendukungnya. Termasuk tokoh-tokoh di Jambi. Mantap memilih Al Haris-Sani.
Berbanding terbalik dengan “kepayahan” mendapatkan partai. Termasuk juga “cucuk cabut” kandidat yang kemudian didaftarkan ke KPU.
Di tengah pesimisme termasuk mengukur kemampuan “lobi” sekaligus piawai di ranah politik, tidak salah kemudian pernyataan itu dilontarkan di awal tulisan ini.
Memang Al Haris-Sani bukanlah yang terbaik. Namun selama 4 tahun memimpin Jambi, Al Haris-Sani sudah memberikan yang terbaik untuk masyarakat Jambi.
Rekam jejak sebagai Bapak Infrastruktur langsung dirasakan para sopir. Para sopir yang sering terjebak di jalanan seperti jalan Kumpeh menuju Tanjung (Kumpe), menuju Batang Asai, menuju ke Senyerang langsung dirasakan. Hanya memerlukan waktu 3 tahun, kesemuanya tuntas dikerjakan oleh Al Haris-Sani. Termasuk selalu mengontrol setiap kemajuan fisik dari infrastruktur.
Belum lagi jalan negara yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, Al Haris terus meyakinkan pemerintah pusat.
Sekitar Sengeti saja, selain jalan sudah relatif baik, Eskavasi Candi Muarojambi yang Sekarang telah menjadi kalender resmi Hari Raya Waisak membuat Jambi begitu kesengsem dari Jokowi. Tidak tanggung-tanggung, Jokowi langsung mengucurkan dana hingga mencapai Rp 1,5 triliun. Memulihkan Candi Muarojambi. Sekaligus membangkitkan Universitas Agama Budha. Yang sudah ada ada sejak abad 6. Universitas tertua di dunia. Sekaligus menempatkan Jambi sebagai “kiblat” pendidikan agama Budha sedunia.
Belum lagi pembangunan jalan tol. Yang sempat macet Tempino – Bayung Lincir, Jambi – Rengat yang sudah ada kemajuan. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Jalan Tol Tempino – Bayung Lincir dapat dinikmati tahun 2025. Minimal bisa ditempuh untuk arus mudik tahun 2025.
Benar. Al Haris-Sani bukanlah yang terbaik. Namun telah memberikan yang terbaik untuk masyarakat Jambi.
Saya butuh pemimpin yang berjanji. Yang mudah ditepati. Tidak mencari pemimpin yang berjanji akan memperbaiki jalan dan infrastruktur. Namun rekam jejaknya malah berceceran diakibatkan jalan yang masih becek.
Kata-katamu, Pak Gubernur. Sangat sederhana. Merendah. Namun sangat dalam.
Dan kami terus bersama pemimpin yang akan menepati janji. Daripada pemimpin yang hanya bermimpi. Tapi tidak pernah terbukti. (***)
*Direktur Media Publikasi Tim Pemenangan Al Haris-Sani
Discussion about this post