Connect with us
Advertisement

PERKARA

Wendy Haryanto, Viktor Gunawan, dan Rais Gunawan Jalani Sidang Perdana Perkara Korupsi Kredit Rp 105 Miliar

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Mantan Direktur PT Prosympac Agro Lestari (PAL) Wendy Haryanto, Direktur Utama PT PAL Viktor Gunawan, dan Senior Relationship Manager Sentra Kredit Menengah BNI KC Palembang Rais Gunawan menjalani sidang dakwaan atas perkara korupsi Kredit Investasi dan Modal Bank BNI pada tahun 2018 – 2019 di Pengadilan Tipikor Jambi pada Kamis, 28 Agustus 2025.

Jaksa Penuntut Umum mendakwa ketiganya secara melawan hukum memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi hinga merugikan keuangan negara mencapai Rp 105 miliar.

Dalam dakwaan, JPU menyebut terdakwa Wendy sengaja melakukan penjualan pabrik PT PAL kepada Viktor Gunawan dan Bengawan Kamto dengan nilai transaksi mencapai Rp 126 miliar.

Padahal, PT PAL dinilai tidak memenuhi syarat sebagai perusahaan perkebunan karena tidak memiliki lahan minimal 20 persen sebagaimana ketentuan yang berlaku. Untuk mendapatkan Izin Usaha Perkebunan (IUP), Wendy disebut membuat surat kerja sama antara enam Koperasi Unit Desa (KUD) yang kala merupakan mitra binaan PT Bahari Gembira Ria (BGR).

Perizinan lantas keluar dari Pemkab Muarojambi, namun belakangan diketahui bertengangan dengan Permentan Nomor 98 Tahun 2011 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Terungkap juga di persidangan bahwa sejak PT PAL berdiri pada 2014 hingga 2018, terdakwa tidak pernah melaporkan laporan keuangan tahunan sebagaimana kewajiban perusahaan. Namun pada 2017 PT PAL sempat menyatakan klaim keuntungan sebesar Rp 3,2 miliar, yang belakangan diduga tidak sesuai kondisi keuangan sebenarnya.

“Terdakwa mengajukan kredit investasi kepada Bank BNI KC Palembang untuk mengakomodir permintaan saksi Viktor Gunawan dan Saksi Bengawan Kamto selaku pembeli PT PAL. Padahal terdakwa menyadari kondisi keuangan PT PAL sedang tidak sehat. Pengajuan tidak didukung dengan data dan dokumen yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya,” ujar JPU, membaca dakwaan.

Terdakwa Wendy disebutkan mengajukan permohon pinjaman dengan rincian sebesar Rp 90 miliar dan juga Kredit Modal Kerja (KMK) sebesar Rp 15 miliar ke BNI KC Palembang setelah adanya Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dengan Viktor Gunawan dan Bengawan Kamto sebesar Rp 126 miliar.

Setelah duit-duit pinjaman tersebut berhasil dicairkan saat itu, sebagian besar lantas digunakan oleh terdakwa Wendy untuk melunasi hutang di Bank CIMB Niaga dengan nilai sebesar Rp 75 miliar. Sementara SHM dan SHGB PT PAL dijadikan agunan di Bank BNI.

Atas pelunasan hutang kepada CIMB tersebut, terdakwa kembali memperoleh agunannya yakni sebidang tanah dan bangunan atas nama PT Samudera Sawit Abadi, yang berlokasi di daerah Aceh.

Berdasarkan hasil audit dari Kantor Akuntan Publik Jojo Sunaryo, Jaksa mendakwa perbuatan terdakwa telah memperkaya Viktor Gunawan senilai Rp 12,2 miliar, dan Begawan Kanto senilai Rp 12,9 miliar. Dimana keseluruhan dari pengajuan kredit yang tak sesuai peruntukan yang didasarkan pada data pengajuan yang tidak sesuai itu mengakibatkan kerugian keuangan negara senilai Rp 105 miliar.

Wendy Haryanto, Viktor Gunawan, dan Rais Gunawan kini didakwa dengan Pasal 2 Ayat 1 jo Pasal 18 UU RI No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU RI No 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 Ayat 1 KUHP.

Subsidair, Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Usai pembacaan dakwaan, kuasa hukum terdakwa Wendy dan Viktor menyatakan bakal mengajukan eksepsi pada sidang berikutnya. Majelis hakim lantas menunda persidangan hingga Kamis, 11 September 2025 untuk mendengarkan nota keberatan terdakwa.

Reporter: Juan Ambarita

Advertisement Advertisement

PERKARA

Korupsi Samsat Bungo: PTT Divonis Paling Berat, Mantan Kepala Divonis 2 Tahun Penjara

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Mantan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Samsat Bungo tahun 2019, Hasanul Fahmi, divonis hukuman 2 tahun penjara dan denda Rp 50 juta dalam perkara korupsi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Vonis tersebut dibacakan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jambi pada Senin, 22 Desember 2025.

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Hasanul Fahmi dengan pidana penjara selama 2 tahun dan denda Rp 50 juta,” ujar Ketua Majelis Hakim membacakan amar putusan.

Selain Hasanul Fahmi, majelis hakim juga membacakan putusan terhadap enam terdakwa lainnya yang terlibat dalam perkara yang sama. Kasi Pelayanan Samsat Bungo tahun 2019, Irniyanti divonis pidana penjara 2 tahun dan denda Rp 50 juta. Vonis serupa juga dijatuhkan kepada Bendahara Penerimaan Samsat Bungo, Muhammad Sabirin yang dihukum 2 tahun penjara dan denda Rp 50 juta.

Sementara itu, hukuman lebih berat dijatuhkan kepada Pegawai Tidak Tetap (PTT) Badan Keuangan Daerah Samsat Bungo, Asep Hadi Suganda. Ia divonis pidana penjara selama 6 tahun dan denda Rp 200 juta, serta diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp 1,2 miliar.

“Apabila tidak mampu membayar uang pengganti, maka harta bendanya disita oleh jaksa atau diganti dengan pidana penjara selama 2 tahun,” kata hakim.

Terdakwa lainnya, pekerja harian lepas UPT Samsat Bungo, Riki Saputra dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 100 juta. Ia juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp 309.397.300, dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka harta benda disita atau diganti pidana penjara selama 6 bulan.

Petugas keamanan Jasa Raharja Samsat Bungo, Muhammad Suhari divonis pidana penjara selama 2 tahun 6 bulan dan denda Rp 50 juta.

Sementara kasir Bank Jambi yang ditempatkan di Samsat Bungo, Marwanto dijatuhi hukuman pidana penjara 5 tahun 4 bulan dan denda Rp 100 juta. Ia juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp 309.337.300 dengan ketentuan apabila tidak dibayarkan maka harta bendanya disita atau diganti pidana penjara selama 6 bulan.

Adapun kasus korupsi Pajak Kendaraan Bermotor di UPTD Samsat Bungo tahun 2019 yang melibatkan tujuh terdakwa tersebut mengakibatkan kerugian keuangan negara yang ditaksir mencapai Rp 1,9 miliar.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

PERKARA

Lima Bulan Usai Lahan Terbakar, Pemilik Lahan 189 Hektare di Gambut Jaya Ini Ditetapkan Tersangka

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Pemilik lahan sawit terdampak karhutla berinisial E di Desa Gambut Jaya, Kec Sungai Gelam, Kab Muarojambi akhirnya resmi berstatus tersangka setelah 5 bulan kasusnya bergulir di tangan polisi.

Sebelumnya tim gabungan berjibaku melakukan operasi pemadaman selama berhari-hari di lahan gambut yang baru ditanami sawit tersebut pada akhir Juli lalu.

Kini, Dir Krimsus Polda Jambi Kombes Pol Taufik Nurmandia mengungkap bahwa penyidik Sub Dit Tipidter Polda Jambi telah memeriksa sejumlah 23 saksi dan 4 ahli.

Penyidik, kata dia, juga telah melakukan gelar perkara berdasarkan hasil pemeriksaan saksi, ahli dan sejumlah barang bukti di TKP.

“Berdasarkan hasil gelar perkara, kita menetapkan tersangka pemilih lahan berinisial E,” ujar Kombes Pol Taufik Nurmandia pada Senin kemarin, 22 Desember 2025.

Berdasarkan perhitungan BPN, karhutla tersebut terjadi pada areal lahan dengan total luas mencapai 189 hektare. Perluasan lahan untuk perkebunan sawit dengan cara membakar diduga sebagai pemicu dari insiden karhutla.

Sosok pemilik lahan berinisial E, yang berasal dari daerah Medan, Sumatera Utara tersebut kini terancam dengan sanksi berat dari UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yakni ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp 3 miliar.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

PERKARA

Tangkap 2 Bandar Jaringan Medan, BNNP Jambi Musnahkan 61,785 Gram Sabu-sabu

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jambi memusnahkan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu seberat 61,785 gram di Kantor BNN Provinsi Jambi pada Senin kemarin, 22 Desember 2025.

Sebelum dimusnahkan, petugas melakukan uji keaslian terhadap barang bukti. Hasil pemeriksaan memastikan sabu tersebut merupakan narkotika golongan I.

Kepala BNN Provinsi Jambi Kombes Pol Rachmad Resnova mengatakan, barang bukti sabu-sabu itu berasal dari dua laporan kasus model (LKM) yakni LKM 012 dan LKM 018.

“Hari ini kita lakukan pemusnahan sabu-sabu sebanyak 61,785 gram,” kata Kombes Pol Rachmad.

Dalam pengungkapan kasus tersebut, BNN Jambi mengamankan dua tersangka yakni Eko Listiono dan Zainal Arifin. Keduanya ditangkap di wilayah Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Rachmad menyebut, kedua tersangka merupakan bandar narkotika yang berperan melakukan pengeceran sabu-sabu sebelum diedarkan.

“Mereka bandar, karena melakukan pengenceran,” ujarnya.

Lebih lanjut, kedua tersangka diketahui merupakan bagian dari jaringan narkotika asal Medan, Sumatera Utara. Saat ini BNN Jambi masih terus melakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan lainnya.

“Kita akan terus kejar jaringannya,” katanya.

Dalam pemberantasan narkoba, BNN Jambi juga terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta melibatkan elemen masyarakat. Sebab menurut Kepala BNNP Jambi, masalah narkoba ini tidak bisa diselesaikan sendiri, melainkan harus melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs