TEMUAN
Bahaya! Proyek Milliaran Untuk Candi Muarajambi Diduga Sarat Akan Persekongkolan
DETAIL.ID, Jambi – Proyek belasan milliar yang didanai dari APBN yakni pekerjaan fisik penataan lingkungan di Komplek Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muarajambi diduga telah berlangsung dengan proses tender yang tidak sehat.
Informasi tersebut semakin mencuat ke publik setelah sejumlah pihak yang terlibat dalam proses tender angkat bicara, mereka merasa dan tak terima dicurangi oleh Pokja/Polmil/Sat Pel II Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jambi.
Tak tanggung-tanggung memang, dilihat dari laman web LPSE Kemendikbud, nilai pagu paket proyek tersebut bernilai fantastis dengan nominal mencapai Rp Rp. 14.217.029.000,00.
Salah satu sumber awak media mengungkap persoalan mendasar yang mengarahkan pada dugaan bahwa terdapat permainan kotor dari Pokja/Polmil/Sat Pel II BPCB semakin menguat.
“Arahnya memang nampak kita ini sudah ada kongkalingkong, prosedurnya itu jelas, Pokja/Polmil/Sat Pel itu melakukan konfirmasi, verifikasi. Tapi itu tidak ada dilakukan. Tiba-tiba kita ini dinyatakan tidak valid, padahal proses konfirmasi dan verifikasi saja tidak ada dilakukan mereka,” kata sumber, Kamis 15 September 2022.
Berbagai persoalan dalam proses tender paket proyek yang bersumber dari keuangan negara itu pun kian mengarahkan dugaan kepada praktek kongkalingkong demi menyepak peserta lain, dan tentunya memenangkan peserta yang belum diketahui pasti kejelasannya dalam mengerjakan proyek berduit belasan milliar itu kedepannya.
Kini jika dilihat dalam laman web Kemendikbud, proyek penataan lingkungan di Komplek Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muarajambi yang tercatat dengan kode tender bernomor 14524025, tahapan tendernya sudah selesai.
Proyek dengan nilai pagu paket Rp. 14.217.029.000,00 itu dimenangkan oleh CV Berkah Ilham Jaya dengan harga penawaran sejumlah Rp. 13.165.462.633,59 dan harga terkoreksi senilai Rp. 13.165.462.633,00.
Tak terima dengan semua kejanggalan yang mengindikasikan, melabrak ketentuan dalam persaingan usaha yang sehat sebagaimana ketentuan hukum dalam Perpres No 16/2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Sumber mengungkap tak lama lagi sejumlah pihak yang merasa dirugikan tersebut akan segera menempuh langkah hukum.
“Dalam waktu dekat, kita pasti akan menempuh jalur hukum. Jangan sampai hal-hal seperti ini, permainan-permainan kotor ini terjadi lagi,” katanya.
Sementara itu, salah satu anggota Pokja Satpel II KCBN Jambi, Dedi saat dikonfirmasi awak media terkait persoalan proyek yang melibatkan duit negara berjumlah milliaran rupiah itu, seakan tak peduli. Ia tak merespons sama sekali permintaan konfirmasi awak media hingga berita ini terbit.
Terakhir, sumber berujar keras sekaligus mempertanyakan kemungkinan akan keterlibatan berbagai pihak dalam proses tender yang dinilai tak sehat itu.
“Persekongkolan ini sangat masif, hal ini diduga seolah-olah tender ini hanya sekedar formalitas yang pada kenyataannya pemenang sudah disiapkan sedari awal mulai tender sampai saat ini proses investigasi masih berlanjut untuk mengumpulkan bukti-bukti. Apakah PPK juga terlibat dalam persekongkolan ini?” ujarnya.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Diduga Tak Penuhi Syarat! Peserta PPPK Paruh Waktu di Bungo Tetap Lolos, Kepala BPBD Kesbangpol dan Kepala BKD Saling Lempar Tanggung Jawab
DETAIL.ID, Bungo – Ada yang janggal dengan proses pengusulan PPPK paruh waktu di lingkup Pemerintah Kabupaten Bungo. Salah satu peserta seleksi yang disinyalir tak memenuhi kriteria, malah diusulkan dan diloloskan. Temuan ini terjadi pada salah satu peserta di BPBD Kesbangpol Bungo.
Informasi dihimpun bahwa peserta atas nama Budiman yang diloloskan pada jabatan Operator Layanan Operasional sebagaimana pengumuman Pansel BKD tentang Daftar Peserta Alokasi Paruh Waktu yang dikeluarkan 10 September lalu.
Budiman sebenarnya tak dapat lolos jika mengikuti ketentuan yang berlaku. Sebab Budiman disebut-sebut sudah berhenti pada 2023 lalu sebagai honorer BPBD Kesbangpol Bungo. Namun Budiman disinyalir mendapat pengusulan dari BPBD Kesbangpol Bungo untuk PPPK Paruh Waktu Tahun Anggaran 2025, sekalipun tidak melaksanakan tugas selama 2 tahun secara terus-menerus, sebagaimana kriteria.
Soal ini Kepala BPBD Kesbangpol Bungo, Zainadi membantah bahwa dirinya ada mengusulkan Budiman. Dia lempar tangan pada Pansel BKD. Sekalipun kewenangan untuk pengusulan calon tenaga PPPK paruh waktu ada padanya selaku kepala OPD.
“Enggak mungkin saya yang mecat dia, terus saya mengusulkan dia lagi. Saya enggak tahu juga, mungkin itu di BKD panselnya. Kalau saya mecat dia terus mengulkan dia lagi, perlu dipertanyakan juga kebijakan saya kan,” ujar Zainadi pada Jumat kemarin, 24 Oktober 2025.
Sementara itu, Kepala BKD Kabupaten Bungo, R Wahyu Sarjono kembali mengarahkan ke OPD terkait yakni BPBD Kesbangpol Bungo, sebab pengusulan dilakukan oleh OPD terkait.
“Konfirmasi ke OPD-nya, karena kami proses ke paruh waktu berdasar surat pertanggungjawaban dari OPD masing-masing,” kata Wahyu.
Sikap saling lempar tangan antar kedua OPD tersebut kian menguatkan dugaan akan proses bermasalah dalam pengusulan dan penetapan alokasi dalam seleksi PPPK paruh waktu di lingkup Pemkab Bungo. Hingga berita ini terbit, awak media masih berupaya menghimpun infomasi lebih lanjut kepada pihak terkait.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Dugaan Bagi-Bagi Jatah Program P3-TGAI di BWSS VI Jambi, Tani Merdeka Indonesia Ungkap Keterlibatan 2 Dewan Ini…
DETAIL.ID, Jambi – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Jambi diduga sarat praktik bagi-bagi jatah. Informasi ini mencuat setelah Kepala BWSS VI Jambi, Joni Raslansyah disebut mengakui bahwa penentuan kelompok tani penerima program harus melalui dua politisi asal Jambi yakni H Bakri dan Edi Purwanto.
Keterangan tersebut disampaikan oleh sumber yang mendengar langsung pernyataan Kepala BWSS VI Jambi. Dalam pernyataan itu, Joni diduga mengatakan bahwa setiap kelompok tani yang ingin mendapatkan program P3A-TGAI wajib terlebih dahulu melapor kepada kedua politisi tersebut.
“Kalau ingin mendapatkan program P3A, mesti lapor dulu ke H Bakri dan Edi Purwanto. Karena itu pikir mereka,” ujar sumber menirukan pernyataan Joni Raslansyah.
Pernyataan ini menimbulkan kejanggalan karena program pemerintah seharusnya dijalankan secara profesional dan tidak diintervensi oleh pihak di luar struktur birokrasi. Sebagai pimpinan balai, Joni Raslansyah dinilai semestinya dapat memastikan pelaksanaan program secara adil dan merata di seluruh wilayah Jambi.
Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Jambi, Candra Andika turut menyoroti permasalahan tersebut. Ia menyebut banyak kejanggalan dalam pelaksanaan proyek irigasi P3-TGAI, termasuk buruknya kualitas hasil pekerjaan di lapangan.
“Kami memegang bukti buruknya kinerja Kepala BWSS VI Jambi, Joni Raslansyah. Jika sistem yang janggal ini tidak diperbaiki, kami akan menugaskan LBH Tani Merdeka Provinsi Jambi untuk melaporkan dugaan pelanggaran ini ke aparat penegak hukum,” kata Candra.
Candra juga menyebut pihaknya siap mengerahkan kelompok tani binaan untuk melakukan aksi serentak di seluruh kabupaten di Provinsi Jambi sebagai bentuk protes terhadap dugaan penyimpangan tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, belum diperoleh keterangan dari pihak BWSS VI Jambi, H Bakri, dan Edi Purwanto belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan keterlibatan mereka dalam penentuan penerima program P3-TGAI. (*)
TEMUAN
Soal Dugaan Pemalsuan Data Sespri Untuk PPPK, Pejabat BNN RI Bilang Begini…
DETAIL.ID, Jambi – Sampai saat ini, Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur, Emanuel Hendri Wijaya, yang tengah diterpa isu tak sedap terkait dugaan pemalsuan data pegawai honor dalam pengajuan PPPK TA 2025 ke BKN RI, masih jadi perbincangan menarik.
Namun pejabat BNN yang dalam waktu dekat bakal menduduki jabatan baru sebagai Kepala Bagian Umum BNN Provinsi Jambi tersebut, tampak tidak merespons sama sekali upaya konfirmasi yang dilayangkan awak media lewat WhatsApp.
Sementara itu Plt Kabiro SDM dan Organisasi BNN RI, Brigjen Pol Deni Dharmapala hanya merespons singkat terkait dugaan kasus pemalsuan yang menyeret nama Emanuel Hendri.
“Terima kasih, akan ditindaklanjuti,” kata Brigjen Pol Deni lewat pesan WhatsApp pada Kamis, 25 September 2025.
Emanuel Hendri Wijaya menarik perhatian lantaran diduga memalsukan dokumen masa kerja sekretaris pribadi/ajudan nya untuk PPPK TA 2025 ke BKN RI. Informasi dihimpun bahwa NN, sosok ajudan Hendri sebenarnya baru bekerja hitungan bulan sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim.
Namun oleh Hendri, dibuatkan seolah-olah sudah bekerja selama 2 tahun agar syarat mutlak minimal telah bekerja terpenuhi. Hal itupun tampak miris, sebab masih dalam lingkup BNNP Jambi yakni BNNK Jambi dan Batanghari terdapat honorer atau PPNPN yang tidak dapat diajukan menjadi PPPK lantaran belum mencapai masa kerja minimal 2 tahun.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Kepala BNNK di wilayah tersebut benar-benar mempedomani aturan yang disyaratkan okeh BKN RI.
Sementara Emanuel Hendri Wijaya sendiri dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu 24 September lalu, memilih untuk tidak merespons.
Reporter: Juan Ambarita

