Connect with us

PERKARA

Ada Resume Medis “Palsu” dan Biaya Janggal di RS Royal Prima?

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Setelah tiga pekan lebih menunggu akhirnya H. Sinambela hanya mendapatkan resume medis istrinya MN, bukan rekam medis seperti yang diharapkannya, pada Jumat (5/1/2018) siang.

Sinambela sempat bersitegang dengan lima dokter yang menangani istrinya selama rawat inap di Rumah Sakit Royal Prima, Jambi pada pertengahan Desember 2017 lalu.

Baca: Seorang Pasien Siap Gugat RS Royal Prima, Kenapa?

“Sebenarnya saya belum puas dengan hasil pertemuan tadi siang. Saya belum mendapatkan penjelasan secara rinci, apa penyakit istri saya. Masak enam dokter yang tangani namun kondisi istri saya bukan malah membaik, justru semakin memburuk,” kata Sinambela kepada detail, Jumat (5/1/2018), siang usai pertemuan.
Di dalam resume disebutkan bahwa MN diperiksa oleh dr. Andri pada 13 Desember 2017 sekitar jam 11.00. Namun MN menolak.
 
Kemudian MN diperiksa oleh dr. Rianita pada 13 Desember 2017 sekitar jam 17.00. 

Hanya dalam tempo enam jam, hasilnya menjadi berbeda secara signifikan. Hal itu menimbulkan kecurigaan bagi Sinambela. 

Di dalam resume medis pulang tertera tiga kali pemeriksaan laboratorium. Namun kepada Sinambela, Sondang justru mengaku lebih dari tiga kali pemeriksaan. “Saya lupa datanya. Besok akan saya tunjukkan,” kata Sinambela menirukan keterangan Sondang. 
 
“Saya kira dr. Rianita telah mengada-ngada. Ini juga membuktikan bahwa sebenarnya resume medis itu tak ada dan dibuat-buat saja dengan data serampangan,” ujar Sinambela.
Staf Bagian Umum Royal Prima, Sondang Silitonga menolak mengomentari hal ini. “Bila Pak Sinambela belum puas, besok silakan datang lagi ke RS Royal Prima,” katanya ketika dihubungi detail, Jumat (5/1/2018) sore.
 
Menjelang tutup tahun 2017, MN sempat diopname di RS DKT Bratananta. Sinambela membandingkan pelayanan yang baik selama di sana. “Pihak RS DKT langsung memberikan rekam medis tanpa perlu ngotot-ngototan. Mereka kasih tanpa diminta,” puji Sinambela.
 
Biaya Janggal
 
Tidak hanya soal dugaan resume medis “palsu”. Sinambela juga menemukan kejanggalan lain di Royal Prima. Biaya cek laboratorium sampai Rp 1,2 juta sementara istrinya hanya tiga kali melakukan EKG dan sekali cek darah.
 
Kedua, Sinambela mempertanyakan biaya jasa kunjungan dokter, padahal dokter bersangkutan batal berkunjung. Diganti dengan dokter lain.
“Mentang-mentang kami pakai BPJS, sesuka hatinya saja bikin harga. Saya duga ada penggelembungan biaya yang seharusnya tak ditanggung BPJS. Saya khawatir ada mafia yang bermain soal ini,” tutur Sinambela.
 
Soal ini kembali dibantah Sondang Silitonga. “Semua biaya terinci dan diinput ke komputer. Maaf saya belum bisa komentar banyak karena mesti izin dulu dengan pimpinan,” katanya berkilah. (DE 01/DE 04)

PERKARA

Saksi di Perkara TPPU Narkoba Tek Min Mengaku Tak Kenal dengan Terdakwa

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Terdakwa perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hasil bisnis narkotika jaringan Helen Dian Krisnawati, yakni Tek Min alias Ameng Kumis masih terus berproses dengan agenda pembuktian di Pengadilan Negeri Jambi pada Kamis, 14 Agustus 2025.

Dalam persidangan yang dipimpin oleh Hakim Ketua Syafrizal Fakhmi, 2 orang narapidana perkara narkotika dari Lapas Kelas IIA Jambi dihadirkan oleh penuntut umum sebagai saksi di atas perkara Tek Min, yakni Yuriansyah dan Andi Purnomo.

Namun di persidangan baik Andi Purnomo maupun Yuriansyah mengaku tidak kenal dengan terdakwa. Namun mereka mengaku kenal dengan kakak terdakwa yakni Tek Hui atau Dedi Susanto, yang baru divonis 9 tahun penjara atas perkara TPPU Narkotika.

Keduanya juga mengaku baru mengetahui bahwa Helen, Tek Hui dan Tek Min adalah saudara alias kakak beradik.

“Saya tahunya dari media dan dari penyidik kalau mereka ternyata kakak beradik,” ujar Yuri.

Yuri mengaku bahwa dirinya merupakan pengedar yang memperjualbelikan narkoba jenis sabu terutama di kawasan Pulau Pandan Kota Jambi. Namun dia mengklaim bahwa narkotika tersebut bukan berasal dari Tek Min, melainkan dari Tek Hui.

“Saya ikut jaringan narkoba yang ada di Pulau Pandan. Jadi kurir Tek Hui sekitar tahun 2022,” katanya.

Saksi lainnya juga mengaku hal senada, Andi Purnomo yang juga mengaku sebagai pengedar narkotika di wilayah Pulau Pandan mengaku tidak kenal dengan Tek Min. Dia hanya berhubungan dengan jejaring Tek Hui.

“(Dengan terdakwa) tidak kenal. (Dengan Tek Hui) Kenal. Siapa yang tidak kenal, dia (bandar) terkenal di Jambi,” katanya.

Sama seperti Tek Hui, Tek Min dalam kurun waktu 2014 – 2024 didakwa telah melakukan serangkaian bentuk pencucian uang yang patut diduga bersumber dari tindak pidana narkotika.

Sidang pembuktian bakal kembali berlanjut pada pekan depan.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

PERKARA

Polres Merangin Tindak PETI di Kawasan Geopark Merangin

DETAIL.ID

Published

on

PETI yang diamankan petugas gabungan Polres Merangin, Dinas Pariwisata dan BPD Merangin. (ist)

DETAIL.ID, Merangin – Sat Reskrim Polres Merangin bersama Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, perwakilan UNESCO Global Geopark (UGGp) Merangin Jambi, serta BPBD Kabupaten Merangin melakukan pengecekan lokasi yang diduga menjadi tempat aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Geopark Merangin, pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Kegiatan ini menindaklanjuti Surat UNESCO Global Geopark Nomor 095/MJUGGp/VII/2025 tanggal 29 Juli 2025 tentang pemberitahuan aktivitas PETI di Kawasan Fosil Flora Jambi Merangin Jambi UGGp

Dua lokasi menjadi fokus pengecekan, yaitu Glanitoid Tantan Air Batu dan Air Terjun Muara Karing, yang keduanya berada di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin.

Dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Merangin, AKP Mulyono, S.H, tim gabungan mendapati di lokasi Glanitoid Tantan Air Batu adanya pekerja yang sedang beraktivitas melakukan PETI di seberang Sungai Batang Merangin. Mengingat arus sungai cukup deras, tim menyeberang menggunakan perahu speedboat milik BPBD. Namun, setibanya di lokasi, para pekerja sudah melarikan diri.

Di lokasi tersebut, tim menemukan tujuh rakit kayu dan satu rakit kayu dengan mesin jet yang diduga digunakan untuk aktivitas PETI. Tujuh rakit kayu dimusnahkan dengan cara dibakar, sedangkan satu unit mesin jet diamankan sebagai barang bukti.

Selanjutnya, tim bergerak menuju Air Terjun Muara Karing. Berdasarkan hasil pengecekan, tidak ditemukan aktivitas PETI di lokasi tersebut.

Kasat Reskrim Polres Merangin, AKP Mulyono, S.H menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya bersama untuk melindungi kelestarian Geopark Merangin yang telah diakui UNESCO sebagai warisan geologi dunia.

“PETI tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam keberlangsungan warisan alam yang bernilai edukasi dan wisata,” ujarnya.

Disampaikan Mulyono, Polres Merangin berkomitmen untuk terus melakukan penindakan tegas terhadap aktivitas PETI di wilayah hukum Polres Merangin.

“Polres Merangin akan tindak tegas pelaku PETI, khususnya di kawasan yang memiliki nilai strategis bagi pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata daerah,” katanya.

Reporter: Daryanto

Continue Reading

PERKARA

Polisi Tangkap DPO Kasus Korupsi Disdik Provinsi Jambi di Bandung

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Tim Unit Tipikor Ditreskrimsus Polda Jambi berhasil menangkap WS, buronan kasus dugaan korupsi pengadaan alat praktik SMK di Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jambi. Penangkapan dilakukan di Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 13 Agustus 2025.

WS diketahui merupakan pemilik PT Indotec Lestari Prima (ILP) yang berperan sebagai sub penyedia dalam paket pengadaan tersebut. Informasi ini disampaikan Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jambi, Kompol M Amin Nasution saat dikonfirmasi.

“Penyidik Tipikor Ditreskrimsus berhasil mengamankan WS, pemilik PT Indotec Lestari Prima, yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus korupsi Dinas Pendidikan,” ujar Amin pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Saat ini, tersangka sedang dibawa menuju Provinsi Jambi untuk proses hukum lebih lanjut.

Sebelumnya, WS telah ditetapkan sebagai tersangka bersama tiga orang lainnya, yakni RWS, ES, dan ZH, yang lebih dahulu ditangkap. Dalam pelaksanaan proyek, WS menggunakan akun e-katalog milik PT TDI untuk masuk sebagai penyedia, praktik yang dikenal dengan istilah numpang klik. Kesepakatannya, WS memberikan fee sebesar 10 persen dari nilai kontrak kepada ES.

WS dinyatakan buron setelah berulang kali mangkir dari panggilan penyidik, sementara tiga tersangka lainnya telah diamankan.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs