DETAIL.ID, Muaro Jambi – Garuda (39) butuh waktu seharian untuk membersihkan rumahnya di Perumahan Namura Indah III. Sejak Minggu (8/4/2018) sekitar jam 18.00 WIB, rumah orang tua Garuda kebanjiran. Puncaknya air masuk jam 22.00 WIB hingga mencapai setengah meter. Air baru benar-benar surut pada jam 04.00 WIB, Senin (9/4/2018). Ibunya mesti diungsikan ke rumah tetangga.
Alhasil, sejak pagi tadi Garuda bersama ayahnya, Thomas P Sirait (77) mengepel lantai, menjemur pakaian dan karpet yang basah serta merapikan perabotan rumah tangga lainnya. “Sekarang tinggal mengeringkan lantai,” kata Garuda kepada detail, Senin (9/4/2018).
Sejak Minggu (8/4/2018) sekitar 250 rumah atau hampir separuh dari total 600 rumah di Perumahan Namura Indah III terendam banjir. Perumahan Namura berada di Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi. Setidaknya lima RT: 08,09,10,11, dan 55 terendam banjir. Yang terparah di RT 10, RT 11, RT 55, mencapai satu meter terendam air.
Garuda bersama kedua orang tuanya tinggal di Blok I No. 120 persis di pinggir anak sungai. Ia mulai bermukim di sana sejak Desember 2007 silam.
Menurut Sirait yang juga dikenal sebagai wartawan senior di Jambi dalam tahun ini baru pertama kali kebanjiran. Tahun lalu sudah tiga kali rumahnya kebanjiran. Pertama Mei 2017, kedua 18 Juni 2017 dan ketiga 19 November 2017 serta puncaknya kali ini.
Banjir, menurut Sirait, mulai terjadi sejak tahun 2010. Setahun setelah proyek drainase yang didanai oleh APBD Provinsi Jambi yang menelan dana sekitar Rp3,5 miliar.
Tadinya, anak sungai lebarnya 6 meter. Namun proyek drainase itu justru memperkecil anak sungai. Proyek drainase hanya dibangun selebar 1,5 meter.
Kondisi ini semakin diperburuk dengan warga yang tinggal di pinggir anak sungai. Mereka bukan hanya mengambil sempadan anak sungai untuk melebarkan bangunan rumahnya bahkan ada yang mengambil badan anak sungai itu sendiri.
“Mereka membahas bagaimana penanganan lebih lanjut agar banjir berkurang,” kata Sirait. Ia berharap pemerintah benar-benar serius menangani masalah ini agar intensitas banjir dapat berkurang di masa mendatang.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Provinsi Jambi, Tambat Sulis tak mengangkat ponselnya. Ia cuma membalas pesan singkat yang dikirimkan detail, “Banjir dimana?” (DE 01)
Discussion about this post