Connect with us

NIAGA

Pembersihan Lapak Liar di Rimbo Bujang Diduga Tebang Pilih

DETAIL.ID

Published

on

Lapak Liar

DETAIL.ID, Tebo – Lokasi pembersihan lapak liar yang dilakukan tim gabungan pada Rabu (15/1/2020) di Rimbo Bujang masih menyisakan polemik. Pasalnya masih ada beberapa titik lokasi yang saat ini masih dihuni pedagang liar. Ini yang bikin kecemburuan sosial antar sesama pedagang di sekitar Pasar Rimbo Bujang.

Seperti yang diutarakan Ijal, pedagang yang ikut digusur lapaknya di eks SD Pasar Sarinah Rimbo Bujang sangat miris dengan sikap Pemkab Tebo. Dirinya menduga masih ada tebang pilih dalam pembersihan kemarin.

“Tapi rasanya masih tebang pilih. Kalau mau tegak, ya tegak nian kita. Ini masih ada lapak yang dibiarkan bertahan dan belum digusur. Itu depan kantor pos ada empat blok yang masih bertahan. Terus yang depan rumah camat itu sekitar 10 kios masih bertahan juga. Ini tidak adil,” kata Ijal dengan ketus, Kamis (16/1/2020).

Selain dipaksa harus pindah, Ijal saat ini kelimpungan mencari lokasi untuk berjualan. Pemkab Tebo juga tidak memberikan solusi. Harusnya kata dia jika ingin bertindak, tolong juga diberikan solusi buat pedagang.

“Solusi enggak ada, kami bingung mau pindah ke mana. Sementara lokak kami dari sinilah, Bang,” katanya mengeluh.

Terpisah Edi Sofyan saat dikonfirmasi soal masih ada lapak liar yang belum digusur, dirinya tetap komitmen menegakkan aturan tersebut. Edi mengaku sudah melakukan komunikasi dengan pedagang yang masih bertahan tersebut.

“Iya saya sudah sampaikan ke mereka. Mereka pun bilang akan pindah jika pembangunan RTH nanti sudah mulai dibangun,” kata Edi.

Sementara saat ditanya kios yang berada di depan kantor camat Rimbo Bujang, Edi juga bakal bertindak sama seperti pedagang lainnya.  Cuma lanjut Edi mereka minta waktu hingga pembangunan kantor lurah juga mulai dibangun. “Pasti kita gusur juga kok. Ini masih proses,” kata Edi.

Terkait kapan mulai dibangunnya kantor lurah atau RTH di Rimbo Bujang, Edi mengaku masih berkoordinasi dengan pihak camat setempat. Pasalnya DPA proyek kantor lurah masih belum ia terima dan belum dapat informasi.

“Rencana Minggu besok kita turun lagi, sekalian bawa alat berat membersihkan lokasi penggusuran yang di eks SD Pasar Sarinah Rimbo Bujang,” katanya.

 

Reporter: Syahrial 

NIAGA

DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.

Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.

Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.

“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.

Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.

Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.

“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.

Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.

“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NIAGA

Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.

Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.

Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.

“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.

Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NIAGA

Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.

Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.

“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.

Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.

Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.

“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement ads ads
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs