DETAIL.ID, Tanjung Jabung Barat – Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga Desa Sungai Kepayang, Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun anggaran 2018 diduga penuh tipu daya dan rekayasa.
Keluhan warga Parit Desa Sungai Kepayang tak dapat dibendung lagi. Pasalnya dari pengelolaan dan perencanaan pembangunan sarana desa semua diduga dikuasai keluarga kades berinisial K.
“Begitu parahnya pengelolaan desa kami, Pak. Hampir 7 tahun dipimpin saudara mantan datuk (K) serta koleganya dari perencana hingga bendahara keuangan desa dikelola satu keluarga tanpa transparansi,” kata salah seorang warga desa bernama Donald kepada detail, Jumat (7/2/2020).
Ia menyebut salah satunya sarana fasilitas umum. “Semuanya didirikan di tempat keluarganya. Sarana olahraga juga begitu, di lokasi keluarganya. Kami warga desa banyak menahan diri saja,” ujarnya.
Ia mencontohkan pembangunan lapangan volly di Parit 2. “Sangat miris sekali Pak, padahal lapangan di Parit 2 itu sudah dibangun masih layak pakai namun ditumpangi lagi dengan rencana pembangunan baru senilai Rp94 juta padahal itu hanya rehab, tapi dalam RAB dibuat bangun baru ini kan aneh,” ucapnya.
Mantan Kaur Perencanaan, Mariono mengakui bahwa ada temuan saat diperiksa Tim Inspektorat untuk wilayah Senyerang. “Temuan itu hanya Rp70 juta dan telah dikembalikan ke rekening desa,” kata Mariono yang jabatannya telah berakhir pada tahun 2019 lalu kepada detail.
Disinggung soal adanya monopoli jabatan dalam struktur kepengurusan desa, dirinya sebelumnya tidak mengakui. Namun saat dicecar pertanyaan dan ditunjukkan struktur kepengurusan, barulah dirinya mengakui bahwa sebagian besar adalah keluarganya dari datuk kades (K) sementara bendahara dipegang oleh kakak iparnya sendiri.
“Soal keluarga ya datuk itu jujur mertua saya. Kalau Ketua Gapoktan Mas Qori itu kakak kandung saya, istrinya bendahara ipar saya juga, ya kan enggak masalah Pak,” ujarnya.
Detail mencoba mengkonfirmasi saudara mantan kades inisial (K) namun hingga berita ini dimuat dia tidak menjawab panggilan telepon.
Amir Akbar, Ketua Lembaga Akomodasi Rakyat Miskin (AKRAM) saat dimintai mengatakan merasa aneh atas penghargaan yang diraih Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat atas keberhasilannya dalam mengelola dana desa.
“Kok lucu ya, masih banyak desa-desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terutama di Kecamatan Senyerang yang pengelolaan dana desanya bermasalah tapi kok bisa Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat mendapatkan penghargaan dari MURI atas keberhasilannya mengelola dana desa, apa benar itu?” katanya heran.
Menurutnya, dalam waktu dekat Amir akan melakukan aksi di Inspektorat terkait laporan masyarakat terkait dana desa yang mandek dan kantor Bupati Tanjung Jabung Barat untuk mempertanyakan bagaimana cara mereka mendapatkan MURI tersebut, sementara banyaknya temuan di tiap desa.
Reporter: Tholip
Discussion about this post