“Kajari melihat minimnya perlengkapan kesehatan untuk petugas medis, baik yang bertugas di RSUD dan Puskesmas,” ujarnya.
Kajari Batanghari juga memperhatikan dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat miskin akibat karantina wilayah untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. Hal ini membuat Kajari Batanghari bersinergi dengan para pengusaha untuk membantu penanggulangan bencana nasional pencegahan COVID-19.
“Kita minta peran perusahaan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Batanghari aktif membantu penanggulangan COVID-19,” katanya.
Bantuan bisa berupa perlengkapan medis kesehatan bagi RSUD dan Puskesmas. Diantaranya APD (Alat Pelindung Diri), rapid test, thermo tester, masker, sarung tangan dan hand sanitizer. Bisa juga bantuan sembako bagi masyarakat miskin.
“Tak hanya itu, bantuan operasional apapun yang bisa membantu kesehatan dan keselamatan masyarakat Kabupaten Batanghari bisa disalurkan kepada Tim Gugus Tugas COVID-19,” ujarnya.
Kejari Batanghari memerlukan langkah nyata perusahaan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit selama pandemi COVID-19 berlangsung. Sehingga bantuan kemanusiaan bisa tersalurkan kepada masyarakat yang benar-benar berhak.
“Teknis penyaluran bantuan melalui personil Kejari Batanghari yang akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Batanghari,” ucap Bayanullah.
Sekretaris BPBD Kabupaten Batanghari Syamral Lubis membenarkan adanya bantuan beras 2 ton dan uang tunai Rp20 juta yang diberikan PT Nang Riang melalui Kejari Batanghari.
“PT Nan Riang bantu 2 ton beras dan uang 20 juta, diserahkan perwakilan PT Nan Riang dan diterima oleh Pak Kajari diwakili Kasi Intelijen Pak Bayanull,” kata Syamral kepada detail melalui pesan WhatsApp, Senin malam.
Syamral berujar Kabupaten Batanghari saat ini berstatus Darurat Bencana COVID-19. Meski demikian, sampai hari ini belum ada masyarakat bersatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan).Â
Discussion about this post