Seorang warganet mengatakan pemerintah saat ini sedang menggunakan strategi doublespeak atau menggunakan bahasa yang ambigu. Strategi ini telah digunakan pemerintah menggunakan kata Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) daripada lockdown hingga menggunakan alasan tidak transparan agar tidak panik.
Orwellian pandemic 101:
Bukan lockdown, tapi PSBB.
Bukan mudik, tapi pulang kampung.
Bukan tidak transparan, tapi agar tak panik.
Bukan konflik kepentingan, tapi maladministrasi.#Doublespeak pic.twitter.com/DtRJizgmDx— Margianta S. J. D. (@margianta) April 22, 2020
Sebelumnya Jokowi mengatakan arus masyarakat yang menuju keluar Jabodetabek sebelum ada pelarangan mudik adalah kegiatan pulang kampung.
Hal itu dikatakannya saat ditanya jurnalis Najwa Shihab soal jutaan masyarakat yang berbondong-bondong mudik sebelum keluar pelarangannya, di acara Mata Najwa, di Trans 7, dalam wawancara ekslusif di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/4/2020).
“Kalau itu bukan mudik, itu pulang kampung. Yang bekerja di Jabodetabek, di sini, tidak ada pekerjaan, mereka pulang,” ucap Jokowi.
“Apa bedanya?” kata Najwa.
“Kalau mudik itu di hari lebarannya. Kalau pulang kampung itu bekerja di Jakarta pulang ke kampung,” ujar Jokowi.
“Itu timing saja kan, faktanya orang sudah mudik dan bisa menyebarkan [Corona]?” ucap Najwa.
“Coba lihat di lapangan, di Jakarta mereka sewa ruang isi delapan orang. Di sini tidak bekerja, lebih bahaya mana? Di dalam ruangan dihuni sembilan orang, tapi pulang kampung tapi sudah disiapkan isolasi oleh desa?” kata Jokowi.
Discussion about this post