DETAIL.ID, Jakarta – Perusahaan pembeli asli amonium nitrat yang tertinggal di pelabuhan Beirut dan memicu ledakan dahsyat yang memporak-porandakan Beirut, Ibu Kota Beirut, menyatakan bahwa amonium nitrat tersebut dibeli perusahaan untuk digunakan demi keperluan penambangan.
Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM), perusahaan manufaktur bahan peledak Mozambik, mengatakan bahwa merekalah yang awalnya memesan amonium nitrat yang ditinggalkan di pelabuhan Beirut selama hampir 7 tahun.
Pesanan amonium nitrat dimaksudkan untuk pembuatan bahan peledak untuk perusahaan pertambangan di Mozambik.
“Kami dapat memastikan bahwa ya, kami memang memesannya,” kata juru bicara FEM, seperti dilansir CNN, Jumat 7 Agustus 2020.
Amonium nitrat tersebut memang tidak pernah sampai ke Mozambik, kata sumber itu, dan malah disimpan dalam wadah di pelabuhan Beirut selama lebih dari 6 tahun sebelum akhirnya meledak dengan dahsyat pada awal pekan ini, Selasa 4 Agustus 2020.
Ledakan dahsyat itu telah mengakibatkan kerusakan luas di ibu kota Lebanon dan menewaskan sedikitnya 154 orang dan lebih dari 4.000 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Ledakan dengan kekuatan gempa bumi tersebut diakibatkan meledaknya amonium nitrat di salah satu gudang pelabuhan Beirut. Pemerintah Lebanon mengumumkan hari berkabung hingga tiga hari ke depan, mulai Kamis 6 Agustus 2020.
FEM memberi tahu CNN bahwa ini adalah satu-satunya pengiriman bahan kimia yang dipesan oleh perusahaan Mozambik yang tidak pernah tiba di negara pemesan.
“Ini tidak umum. Ini sama sekali tidak umum,” katanya.
“Biasanya, ketika Anda memesan apa pun yang Anda beli, tidak umum Anda tidak mendapatkan barangnya. Ini adalah kapal, tidak seperti barang yang hilang melalui pos, itu besar secara kuantitas,” ucapnya.
Juru bicara FEM ini telah bekerja di perusahaan tersebut sejak 2008 dan mengatakan tidak ada pengiriman amonium nitrat serupa yang hilang sejak saat itu.
Pengiriman awalÂ
Pengiriman amonium nitrat pada September 2013 dimulai di Georgia, tempat senyawa kimia tersebut diproduksi. Produk kimia tersebut diangkut dengan kapal Rusia, Rhosus, yang berlabuh di Beirut, tempat senyawa kimia itu disimpan selama lebih dari 6 tahun. Pengiriman tersebut tidak pernah sampai ke Mozambik, kata sumber itu.
FEM telah bekerja dengan perusahaan perdagangan luar untuk memfasilitasi pemindahan senyawa kimia dari Georgia ke Mozambik. Tetapi beberapa bulan setelah amonium nitrat meninggalkan Georgia, juru bicara mengatakan perusahaan perdagangan tersebut mengatakan kepada FEM bahwa mereka tidak akan tiba.
“Kami baru saja diberitahu oleh perusahaan perdagangan itu: ada masalah dengan kapal, pesanan Anda tidak akan terkirim. Jadi, kami tidak pernah membayarnya, kami tidak pernah menerimanya,” kata juru bicara itu.
Mereka menambahkan bahwa FEM kemudian membeli pesanan amonium nitrat lagi untuk menggantikan yang hilang dan yang sudah dikirim.
Juru bicara mengatakan mereka berencana membayar dengan “jumlah dana yang signifikan” untuk bahan kimia tersebut pada pesanan pertama tetapi pembayaran tidak pernah dilakukan.
Sementara itu, perusahaan mengetahui bahwa kapal tersebut telah ditahan di Beirut dan kemudian disita oleh pejabat Lebanon, juru bicara tersebut bersikeras “peristiwa itu benar-benar di luar kendali kami.”
Discussion about this post