DETAIL.ID, Saham – HSBC berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 35 ribu karyawan. PHK ini dilakukan sejalan dengan rencana reorganisasi serta perbaikan bisnis besar-besaran perusahaan.
Restrukturisasi total itu rencananya bakal dipercepat karena HSBC sedang berada dalam berbagai tekanan dari suku bunga yang sangat rendah, ketegangan geopolitik hingga dampak ekonomi dari pandemi virus corona.
Dilansir dari CNN, kreditur HSBC yang berbasis di London mengatakan pendapatan turun 11 persen pada kuartal ketiga dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak turun 36 persen menjadi US$3,1 miliar.
CEO HSBC Noel Quinn menyampaikan bahwa perusahaan baru saja menawarkan pembaruan soal rencana PHK dan reorganisasi tersebut hari ini, Selasa 27 oktober 2020.
Ia juga mengatakan perombakan unitnya di Amerika Serikat dan Eropa telah berlangsung dan berada di jalur yang tepat. Namun, HSBC berharap dapat memangkas lebih banyak biaya dan melepaskan lebih banyak aset.
Sebelumnya, HSBC menyampaikan bahwa mereka akan melepas aset senilai US$100 miliar hingga 2022. pada Februari 2020 lalu. Kini, kata Quinn, mereka mengantisipasi agar tidak melepaskan aset lebih dari rencana awal.
Ia melanjutkan HSBC juga menyadari kebutuhan agar menyesuaikan model bisnis dengan kondisi suku bunga rendah yang berkepanjangan.
“Kami mempercepat transformasi grup, mengalihkan fokus kami dari lini bisnis yang sensitif terhadap suku bunga ke bisnis yang menghasilkan dan selanjutnya mengurangi biaya operasional kami,” ujar Quinn.
Seperti diketahui, bank sentral di seluruh dunia telah memangkas suku bunga ke posisi terendah dalam sejarah sepanjang tahun ini karena pandemi terus membebani ekonomi global.
Pada September 2020, Bank Sentral AS, The Federal Reserve berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol selama beberapa tahun ke depan. Hal ini menjadi tanda bahwa bank sentral tidak berniat untuk mengubah arah kebijakan dalam jangka waktu cukup lama.
Bagi para debitur, keputusan tersebut mungkin bakal menjadi kabar baik. Tapi bagi bank yang ingin mendapatkan pengembalian pinjaman mereka, kebijakan suku bunga rendah tersebut adalah petaka.
Fokus di Asia
Namun, HSBC meyakinkan andalan bisnis perusahaan di Asia tidak akan berubah. Perusahaan telah berjanji untuk mengalihkan lebih banyak sumber daya di sana, karena di situlah mereka memperoleh sebagian besar keuntungannya.
Mereka juga berencana untuk meningkatkan lebih banyak investasi di wilayah tersebut, terutama di Wilayah Teluk Besar China dan Asia Selatan. Area yang akan menjadi fokus HSBC mencakup manajemen kekayaan, pembiayaan perdagangan, dan keuangan berkelanjutan.
Sementara itu, pengumuman rencana restrukturisasi total HSBC membuat saham mereka yang terdaftar di Hong Kong dan London masing-masing melonjak 4,8 persen dan 5,6 persen.
Dalam paparan kepada para investor, HSBC menyampaikan bahwa perekonomian Asia telah pulih dengan kuat, dipimpin oleh kenaikan di bidang manufaktur dan perdagangan.
“Aktivitas klien HSBC [juga] telah menunjukkan ketahanan hingga kuartal ketiga,” tulis bank tersebut.
Kendati demikian, mereka tak memungkiri bahwa fokus barunya ke Asia merupakan keharusan. Pasalnya, peningkatan risiko geopolitik di Asia dan bisa berdampak pada sektor keuangan khususnya dalam hal profitabilitas dan prospek pertumbuhan.
Discussion about this post