Connect with us
Advertisement

LINGKUNGAN

Olah Barang Bekas Jadi Robot Mainan, Dipesan Indro Warkop Hingga PM Korea

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jakarta – Dengan kreatifitas tinggi barang tak bernilai bisa diubah menjadi bernilai tinggi. Barang bekas, oleh sebagian orang disebut “hanyalah sampah” namun di tangan para kreatif bisa menjadi “berkah”.

Salah satu pelaku kreatif yang memanfaatkan sampah tersebut adalah pasangan suami istri, Ujang Tajudin dan Aulia Rahmawati. Mereka mendaur ulang sampah menjadi mainan robot kemudian menjualnya.

Mereka pun memberi nama usaha mereka Barang Rongsok Jadi Gres alias Barongges. Mulai dari kecil, Aulia sering sekali membantu usaha ayahnya yang fokus di bidang ayaman tikar.

Usaha rintisan ayahnya yang dibuka sejak tahun 1998 ini, memang selalu memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar lingkungannya.

Seiring berjalannya waktu, banyak pasar dan masyarakat yang tertarik pada produknya. Tak sedikit dari mereka meminta dia untuk membuat kerajinan tangan yang lain yang lebih banyak dan lebih beragam.

Di satu titik, terpikirlah ide untuk membuat robot-robotan anak yang berasal dari bahan baku sampah. Karena sampah merupakan bahan yang mudah dicari dan sangat bermanfaat bila diolah dengan tepat.

“Kenapa sampah, karena kami melihat sampah itu kalau diolah bisa bernilai. Kami senang ketika masyarakat meminta banyak request, merasa tertantang untuk mengolah hal yang baru. Robot kan kedengarannya sulit dan kami tertantang untuk mengolahnya, dan berangkat dari sanalah ide robot ini muncul,” ujarnya saat dihubungi. Dilansir Kompas, Sabtu 24 Oktober 2020.

Hampir semua jenis sampah dia gunakan. Mulai dari tutup botol, kemasan botol bekas, tutup pena, daun-daun hingga bungkus kemasan produk lainnya. Ternyata, antusias masyarakat akan produk robot daur ulang sampah ini disambut baik.

Hingga pada tahun 2007, dirinya bersama suaminya resmi membuka usaha yang diberi nama Barongges. Di bulan pertama hingga beberapa bulan kemudian Aulia fokus untuk mengembangkan usahanya. Mulai belajar merakit berbagai jenis robot hingga memadupadankan warna yang menarik agar terlihat lebih estetik.

Seiring berjalannya waktu, mereka sering dimintai untuk mengisi pameran atau event-event lain di sekolah-sekolah internasional. Tak hanya itu, mereka juga suka di undang ke sekolah-sekolah untuk memberikan pelatihan atau workshop kepada siswa-siswi.

“Suka diundang ke berbagai sekolah, SD atau SMP. Diundang untuk ikut pameran juga sering,” ucap Aulia yang tinggal di Tangerang ini. Sekolah-sekolah yang mengundang dia pun berasal dari berbagai kota.

Mulai dari Jakarta, Palembang hingga Dumai. Moment ini jugalah yang dia gunakan untuk memperkenalkan produknya ke lebih banyak pelanggan. Terkadang bila ada yang tertarik, dia suka menjual produknya dengan berbagai harga.

Paling murahnya dia membanderol Rp 30.000 untuk robot yang gampang dirakit dan untuk robot yang kategori sulit, dia banderol hingga Rp4 juta-an.

Pernah satu kali dia mendapat pesanan dari seorang aktor Indonesia dan sekaligus anggota grup lawak Warkop, Indrodjojo Kusumonegoro alias Indro.

Pada saat itu, Indro meminta dia untuk membuat miniatur Motor Gede yang berasal dari daur ulang sampah. Tak hanya itu dia juga pernah mendapat pesanan untuk membuat robot Panda yang diberikan kepada Perdana Menteri Korea, dengan dana yang sudah ditentukan

“Sulit memang, itu kami buatnya dari tumpukan plastik keresek. Awalnya bingung bisa apa enggak, enggak yakin gitu. Tetapi Allhamdulillah bisa, bersyukur juga sekarang, banyak yang kenal produk kami ini,” ungkapnya.

Dari usaha bisnis robotnya ini pun, dia berhasil meraih untung hingga Rp 3 jutaan per event dan dalam sebulannya dia sering diundang ke 1 hingga 3 event per bulan. Ke depannya, dia berharap usahanya ini bisa dilirik lebih banyak masyarakat bahkan bisa tembus ke pasar global. Karena sejauh ini, kata dia, masyarakat yang antusiasnya terbilang tinggi adalah masyarakat luar negeri.

“Saya melihat malah masyarakat luar negeri yang suka sama produk kami. Begitu mereka suka berapapun harganya mereka mau beli, sementara masyarakat lokal sukanya hanya ketika ikut workshop saja,” jelas dia.

Dampak pandemi Pademi Covid-19 memukul hampir semua sektor perekonomian termasuk UMKM. Hal itu pupn dirasakan oleh Aulia. Omzetnya menurun drastis selama pandemi ini. “Sekali ikut pameran atau event itu kita dapat omzet Rp 3 juta-an.

Sebulan itu ada 1 atau 3 kali event, tergantung undangan. Tapi sejak pandemi semua sekolah ditutup, event enggak ada, omzet kita 100 persen turun,” ujarnya.

Aulia pun mulai mencoba cara lain agar tetap bisa memiliki pendapatan. Yaitu dengan memperkenalkan produknya lewat media sosial Facebook.

Memang, pembelinya sampai saat ini belum banyak. Masih berkisar 2-3 orang per minggunya. Namun dia optimis usahanya tersebut dapat kembali bangkit secara perlahan.

“Sekarang dinikmati dulu aja, sambil mencoba menggenjot penjualannya dari Facebook. Sedikit memang pembelinya, tapi Alhamdullilah enggak kosong banget yang beli, ada 2-3 orang,” ucap dia.

Advertisement Advertisement

LINGKUNGAN

Pertemuan Mendadak DPRD, PT SAS dan Sejumlah Warga Picu Kontroversi

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Pertemuan mendadak antara DPRD Provinsi Jambi, PT SAS, dan sejumlah warga Aur Kenali serta Mendalo Darat pada Kamis kenarin, 2 Oktober 2025 menuai sorotan tajam. Warga menilai agenda tersebut melanggar kesepakatan sebelumnya dengan Gubernur Jambi.

Ketua DPRD Provinsi Jambi Hafiz Fattah, Wakil Ketua I Ivan Wirata, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta sejumlah warga hadir dalam forum yang disebut sebagai mediasi. Namun, masyarakat mengaku baru menerima pemberitahuan dua jam sebelum pelaksanaan tanpa adanya surat undangan resmi.

Dalam rekaman video yang beredar, warga menolak berdialog. Mereka menyatakan pertemuan itu tidak sesuai jalur komunikasi yang telah ditetapkan bersama gubernur.

“Kami hadir hanya untuk memastikan tidak ada dialog. Yang harus ditindaklanjuti sekarang adalah adu data PT SAS mengenai rencana aktivitas mereka di lokasi stockpile,” kata perwakilan warga, Dlomiri.

Masyarakat menegaskan bahwa dialog resmi sudah pernah difasilitasi gubernur, sehingga tidak perlu ada pertemuan serupa. Mereka menuntut DPRD menyatakan sikap tegas menolak keberadaan stockpile PT SAS, bukan justru memfasilitasi dialog baru.

Selain itu, warga juga mempertanyakan kehadiran salah satu petinggi organisasi masyarakat dan perwakilan media tertentu dalam forum tersebut. Mereka menduga ada kepentingan lain di balik keterlibatan pihak yang dinilai tidak relevan.

“Yang kami butuhkan dari DPR bukan memediasi pertemuan, tapi berdiri bersama rakyat dengan jelas menolak stockpile PT SAS,” ujarnya.

Rencana pembangunan stokpile PT SAS di kawasan tersebut ditolak warga karena dinilai berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

LINGKUNGAN

Makatara Ungkap Dugaan Pelanggaran Tata Ruang di Rencana Terminal Batu Bara PT SAS

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Perkumpulan Makatara (Masyarakat Anti Kerusakan Lingkungan dan Tata Ruang) membeberkan temuan dugaan pelanggaran pemanfaatan lahan pada rencana pembangunan terminal batu bara atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) di Kelurahan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.

Dalam rilis resmi yang diterima Sabtu 20 September 2025, Makatara menyebut hasil pengamatan citra satelit resolusi tinggi periode 2018-2025 menunjukkan perubahan tutupan lahan seluas 47,6 hektare. Area yang sebelumnya berupa lahan pertanian dan hamparan hijau kini menjadi lahan terbuka. Temuan itu diperkuat dengan pengecekan lapangan.

“Penggunaan lahan di lokasi beririsan dengan kawasan perumahan 56 persen, kawasan lindung 30 persen, tanaman pangan 9 persen, serta perdagangan dan jasa 5 persen,” kata Sekretaris Umum Makatara, Willy Marlupi.

Pemetaan tersebut mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Jambi Nomor 5/2024, data Kementerian ATR/BPN, peta rupa bumi BIG, serta verifikasi lapangan. Makatara juga menemukan lahan rencana terminal batubara berada dekat aliran sungai, intake PDAM Aur Duri, jalan lintas Sumatra, perkantoran, dan permukiman.

Sejumlah titik lahan disebut terindikasi sengketa, terlihat dari pemasangan plang dan panel beton. Warga sekitar telah menyampaikan surat penolakan, sementara Pemkot Jambi disebut telah menyurati Gubernur Jambi agar rencana penggunaan lahan ditinjau ulang.

Temuan lain menunjukkan sebagian lahan masuk dalam Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Kota Jambi yang ditetapkan Perda No.5/2024 seluas 459 hektare. Berdasarkan UU No.41/2009, lahan KP2B dilarang dialihfungsikan kecuali untuk kepentingan umum.

“Jika terjadi alih fungsi, segala perizinannya batal demi hukum,” ujarnya.

Makatara menilai kegiatan terminal batubara tidak termasuk dalam peruntukan tata ruang yang diatur, mulai dari kawasan lindung, perumahan, tanaman pangan, hingga perdagangan dan jasa. Laporan resmi sudah disampaikan ke Wali Kota Jambi, Dinas Lingkungan Hidup, dan Kantor BPN sejak 12 September, namun hingga kini belum mendapat jawaban.

“Penolakan ini bukan sekadar aspirasi masyarakat, tetapi upaya menegakkan aturan tata ruang dan perlindungan lingkungan,” katanya.

Makatara mendesak pemerintah kota dan provinsi menindaklanjuti temuan tersebut sesuai ketentuan peraturan, termasuk Perda RTRW Kota Jambi No.5/2024, PP No.21/2021 tentang Penataan Ruang, UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, UU No.32/2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup dan UU Cipta Kerja No.6/2023. (*)

Continue Reading

LINGKUNGAN

Pembangunan Stockpile dan Underpass PT SAS Dihentikan Sementara, Warga Masih Kecewa!

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Aktivitas pembangunan underpass dan stockpile batu bara PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) RMKE Group akhirnya dihentikan oleh Gubernur Jambi, Al Haris pada Selasa, 16 September 2025 setelah gelombang penolakan oleh warga sekitar lokasi pembangunan stockpile terus bergejolak tanpa henti.

Usai bermediasi dengan para warga terdampak, Gubernur Jambi Al Haris bilang bahwa dirinya bersama para kepala daerah menerima aspirasi masyarakat. Namun tak bisa memutuskan untuk menutup permanen pembangunan underpas dan stockpile baru bara PT SAS. Haris mengedepankan dialog antara para warga dengan perusahaan, mesti sudah jelas-jelas aksi penolakan terus bergejolak.

“Hari ini warga meminta ini ditutup dan kita juga meminta PT SAS untuk tidak ada aktivitas sampai ada keputusan berikutnya. Hari ini yang pasti tutup dulu,” ujar Al Haris, usai mediasi bersama pihak PT SAS dan warga terdampak, di aula rumdis Wali Kota Jambi pada Selasa, 16 September 2025.

Sampai kapan? Al Haris menjawab sampai ada kesepakatan. Kalau tidak ada, berarti belum bisa dilanjutkan.

Sementara Wali Kota Jambi, Maulana tak menampik bahwa lokasi stockpile PT SAS melanggar Perda RT/RW Kota Jambi 2024-2044. Namun PT SAS disebut juga mengantongi persetujuan tata ruang dari Kementerian ATR/BPN.

“Kalau Kementerian yang mengesahkan, Perda kita harus juga mengeluarkan. Itu artinya dari segi tata ruang, yang di bawah kita harus melakukan diskusi lagi untuk melakukan perubahan, baru bisa dilanjutkan atau tidak,” ujar Maulana.

Wali Kota Jambi itu menekankan bahwa pemerintah bakal mengawal mediasi hingga ada keputusan bersama antar warga dengan perusahaan. Dengan ini masa depan investasi PT SAS di Jambi dengan berbagai klaim positifnya belum ada kejelasan. Begitu pula dengan masyarakat sekitar stockpile. Namun Maulana mengaku bahwa pemerintah tidak menutup mata.

“Tergantung dari hasil komunikasi mereka. Bisa dibuka, bisa ditutup,” katanya.

Ketika disinggung kembali soal permintaan masyarakat agar pembangunan stockpile PT SAS dihentikan atau dipindahkan. Al Haris pun menyinggung perizinan PT SAS sudah terbit sebelum dirinya menjabat Gubernur. Oleh karena klaim perizinan yang sudah lengkap tersebut, maka menurutnya tidak bisa serta merta diputus.

Menyikapi hal tersebut Ketua Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) Aur Kenali, Rahmad Supriadi mengaku kecewa dengan keputusan Gubernur. Lantaran penghentian aktivitas pembangunan stockpile PT SAS, hanya bersifat sementara.

“Semuanya masih menggantung, itu yang membuat masyarakat kecewa,” ujar Rahmad.

Rahmad menegaskan bahwa pada intinya masyarakat tetap pada sikap menolak keberadaan stokpile PT SAS di kawasan permukiman mereka. Soal adu data terkait dampak kerugian yang ditimbulkan PT SAS, masyarakat mengaku siap.

“Tetap harus tutup (stockpile PT SAS). Karena sudah jelas-jelas, masalah namanya rekayasa teknologi yang mereka sampaikan, itu bohong semua!” ujarnya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs