DETAIL.ID, Jakarta – China akan mulai membagikan ratusan juta vaksin virus corona (Covid-19) ke negara-negara yang menjadi tempat uji coba tahap tiga para kandidat vaksinnya dalam beberapa bulan ke depan.
Sejumlah pejabat China berjanji negara-negara berkembang akan menjadi prioritas pengiriman vaksin-vaksinnya yang sukses.
Negeri Tirai Bambu saat ini memiliki lima kandidat vaksin corona dari empat perusahaan yang seluruhnya telah mencapai tahap tiga atau tahap akhir uji coba sebelum regulasi persetujuan diterapkan.
Setelah berhasil menekan lonjakan kasus virus corona, perusahaan farmasi China terus mencari tempat di luar negeri untuk menguji kemanjuran vaksin mereka.
Empat perusahaan farmasi itu telah melakukan uji coba vaksin tahap tiga setidaknya di 16 negara. Sebagai gantinya, China berjanji akan menjadikan belasan negara tersebut prioritas pemberian vaksin.
Beberapa negara lain bahkan dijanjikan China transfer teknologi pembuatan vaksin untuk kebutuhan produksi dalam negeri.
Perusahaan farmasi pengembang vaksin Sinovac Biotech telah menandatangani perjanjian untuk memberi 46 juta dosis vaksin corona ke Brasil dan 50 juta dosis vaksin ke Turki.
Dilansir dari CNN, Sinovac juga akan memasok 40 juta dosis massal vaksin, konsentrat vaksin sebelum dibagi ke dalam botol kecil, ke Indonesia untuk produksi lokal.
Sementara itu, CanSino Biologics akan mengirimkan 35 juta dosis vaksinnya ke Meksiko. Di sisi lain, China National Biotec Group (CNBG) tidak begitu terbuka soal pengembangan dan penjualan kandidat vaksin buatannya.
Namun, dua vaksin buatan CNBG saat ini tengah menjalani uji coba fase tiga di 10 negara yang sebagian besar berada di Timur Tengah dan Amerika Selatan.
Pemimpin perusahaan farmasi Sinopharm, Liu Jingzhen, mengatakan belasan negara telah berencana membeli vaksin perusahaannya meski tak merinci jumlah dan nama negara.
Namun, Liu mengklaim CNBG mampu menghasilkan lebih dari 1 miliar dosis vaksin pada 2021.
Sejumlah pengamat menganggap kampanye global China untuk membagikan vaksin corona ini dilakukan sebagai upaya memperbaiki citra Negeri Tirai Bambu karena minim penanganan virus di awal kemunculannya.
“Vaksin juga dapat digunakan Beijing sebagai instrumen kebijakan luar negeri untuk mempromosikan soft power China dan pengaruh internasional,” kata peneliti senior Kesehatan Global di lembaga think tank Council on Foreign Relations, Yanzhong Huang.
Sebelum vaksin, China juga dengan dermawan membagikan jutaan masker, APD, dan desinfektan ke berbagai negara yang membutuhkan.
Menurut Huang, China bisa memberikan jutaan vaksin corona ke luar negeri karena lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri sebagian besar sudah berhasil dibendung. Hal itu membuat tak ada kebutuhan mendesak bagi China untuk melakukan vaksinasi terhadap 1,4 miliar warganya.
“China tidak hanya memiliki keinginan politik dalam membuat vaksin sebagai alat diplomasi, tetapi mereka juga punya sumber daya dan kapasitas yang besar untuk mewujudkannya,” papar Huang.
“Itu semua memberikan China nilai tawar yang tinggi untuk membuat kesepakatan dengan negara-negara yang membutuhkan vaksin,” ujarnya menambahkan.
Discussion about this post