NIAGA
Sederet Produk Ini Jadi Korban Akibat Memanasnya Perang Dagang China-Australia

DETAIL.ID, Jakarta – Makin memanasnya perang dagang Australia dan China belakangan ini memberi pengaruh pada sejumlah komoditas dari Australia yang kini sulit masuk ke negeri Tirai Bambu.
Mengutip CNBC, Jumat 18 Desember 2020, China merupakan mitra dagang terbesar dan tujuan ekspor utama Australia. Australia merupakan salah satu negara yang lebih banyak mengekpor dibanding mengimpor dari China.
Pada 2018-2019, China mengambil porsi 32,6% dari semua ekspor Australia yaitu sekitar A$ 153,2 miliar atau sekitar US$ 116,79 miliar. Ekspor terbesar sejauh ini adalah bijih besi.
Hubungan antara kedua negara memburuk sejak Australia mendukung seruan untuk penyelidikan internasional atas penanganan virus Corona di China, yang pertama kali dilaporkan di kota Wuhan di China. Bulan lalu, kantor berita Australia melaporkan bahwa kedutaan besar China di sana telah mengancam pemerintah Australia dan menyerahkan daftar dugaan terhadap Canberra.
China telah mengambil beberapa langkah tahun ini yang menghambat impor Australia, mulai dari pengenaan tarif hingga pemberlakuan larangan dan pembatasan.
Berikut daftar komoditas dagang yang jadi korban perang dagang Australia-China:
1. Jelai atau barli
Pada bulan Mei, Beijing memberlakukan bea anti dumping dan anti subsidi hingga 80,5% terhadap jelai Australia. Kementerian Perdagangan China mengklaim bahwa penyelidikan yang dimulai pada 2018 mengonfirmasi bahwa Australia membuang jelai yang diduga menyebabkan kerusakan signifikan pada industri domestik China berdasarkan laporan Reuters.
Pejabat pemerintah Australia membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa petani negara itu adalah yang paling sedikit disubsidi di antara negara-negara OECD. Canberra juga telah meminta Organisasi Perdagangan Dunia untuk menengahi perselisihan tersebut.
2. Wine
Kementerian Perdagangan China pada November mengumumkan bea anti dumping awal, mulai dari sekitar 107% hingga 212% untuk impor wine dalam kemasan Australia. Kebijakan itu sejalan penyelidikan anti dumping China terhadap impor wine dari Australia. China mengenakan tarif sementara tambahan sekitar 6,3% hingga 6,4% awal bulan ini menyusul penyelidikan terpisah ke skema subsidi wine Australia.
3. Daging merah
China menangguhkan impor dari enam pemasok daging Australia dalam larangan terbaru yang datang awal bulan ini menurut media Australia. Untuk lima larangan pertama, China dilaporkan mempermasalahkan pelabelan dan sertifikat kesehatan.
4. Kapas
Dua kelompok industri kapas Australia pada bulan Oktober mengatakan China melarang pabrik pemintalannya menggunakan kapas yang diimpor dari Down Under. China memiliki kuota impor sekitar 894.000 ton kapas yang dikenakan tarif minimal menurut laporan Departemen Pertanian AS. Apa pun yang diimpor di luar batas itu dilaporkan menghadapi bea 40%.
Menteri Pertanian Australia mengatakan kepada CNBC bahwa pemerintah khawatir pejabat China memberi tahu pabrik penggilingan untuk memblokir penghitungan kapas Australia dalam kuota awal itu.
5. Kayu
Cina telah melarang impor kayu dari negara bagian Queensland, Victoria dan baru-baru ini Australia Selatan dan Tasmania.
“Bea cukai China sejak Januari telah mendeteksi banyak kasus hama hidup pada kayu yang diimpor dari Australia, seperti kumbang longicorn dan buprestid. Hama hidup ini, jika dibiarkan masuk ke China, akan sangat membahayakan produksi kehutanan China dan keamanan ekologi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers 2 November menyusul laporan larangan ekspor kayu Queensland.
6. Batu bara
Media China mengatakan bahwa perencana ekonomi utama negara itu memberikan persetujuan kepada pembangkit listrik untuk mengimpor batu bara tanpa batasan izin kecuali untuk Australia menurut laporan Reuters. Itu menyusul laporan sebelumnya bahwa Beijing memberi pemberitahuan lisan kepada perusahaan utilitas milik negara dan pabrik baja untuk berhenti mengimpor batu bara Australia.
7. Lobster
Laporan media lokal pada November mengatakan berton-ton lobster hidup terdampar di bandara China dan clearing house menunggu pemeriksaan dari petugas bea cukai China.
Australia Seafood Trade Advisory Group menyatakan bulan lalu bahwa industri untuk sementara menghentikan ekspor lobster ke China dan bekerja sama dengan otoritas China dan Australia untuk menanggapi protokol inspeksi perbatasan baru Beijing. Kelompok tersebut mengatakan perencanaan juga sedang dilakukan untuk menemukan tujuan lain untuk lobster termasuk pasar domestik Australia.
8. Bijih besi, pendidikan, pariwisata
Terlepas dari pembatasan ekspor dan pungutan pada sektor-sektor tersebut, ekonomi Australia relatif tidak terpengaruh oleh tindakan Beijing. Hal itu mungkin karena China belum memberlakukan pembatasan apapun pada ekspor terbesar Australia ke negara itu yakni bijih besi.
Mengingat ketergantungan China pada bijih besi, tampaknya perdagangan bijih besi tidak akan terpengaruh secara signifikan, menurut analis di National Australia Bank.
“Hampir setengah dari ekspor Australia ke China adalah bijih besi. Barang-barang yang dikenakan tarif atau pembatasan lain merupakan bagian kecil dari keseluruhan PDB, meskipun yang penting akan memiliki dampak spesifik sektor dan regional yang penting,” kata para analis dalam catatan 14 Desember.
Namun mereka mengingatkan bahwa pendidikan dan industri pariwisata Australia bergantung pada pelajar dan turis China. Sektor itu dapat terpengaruh jika sikap Beijing terhadap mereka bergeser, begitu pembatasan dibuka kembali.
NIAGA
DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.
Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.
Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.
“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.
Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.
“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.
Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.
“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.
Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.
Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.
“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.
Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.
Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.
“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.
Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.
Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.
“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita