DETAIL.ID, Saham – Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia Selasa 2 Februari 2021.
Perseroan menjadi emiten ke-6 di tahun ini dan dicatatkan di papan utama bursa. WMUU melepas sebanyak 15% saham ke publik, diturunkan dari sebelumnya sebesar 35%.
Saat debut perdana melantai di bursa, saham WMUU terpantau naik sebesar 22,22% ke level Rp 220 per saham atau naik 42 poin setelah ditransaksikan sebanyak 26.709 kali dengan volume 467 juta saham. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar perusahaan di BEI sebesar Rp 2,87 triliun.
Direktur Utama WMU, Ali Mas’adi mengatakan, IPO menjadi langkah bagi perseroan menuju pasar yang lebih dinamis.
“Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi COVID-19,” kata Direktur Utama WMU, Ali Mas’adi, dalam siaran pers, Selasa 2 Februari 2021.
Dalam gelaran penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), WMU menetapkan harga saham IPO di angka Rp 180 per saham.
Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%. Saham WMU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum. Bertindak sebagai Joint Lead Underwriters (JLU) yakni PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
WMU, kata Ali, juga berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik, dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float dari 35% menjadi 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun ini, untuk mendukung upaya perseroan melebarkan sayap bisnis.
Pada tahun 2021, perseroan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp 1,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6,4 juta broiler melalui dua tahap. IPO bukan satu-satunya aksi korporasi yang dilakukan oleh Widodo Makmur Unggas.
“Ke depannya perseroan akan terus bertumbuh dan sesuai rencana di 2021 dengan menaikkan Rumah Potong Hewan Unggas kapasitas 25.500 ekor per jam,” ujarnya.
Di tengah pandemi COVID-19, WMU tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Perseroan memproyeksikan penjualan meroket naik 436% dan laba bersih 259% dari tahun lalu. WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22% menjadi 16.000 ton.
“Konsumen kita tersebar di seluruh Indonesia dan kebutuhan protein daging ayam nasional terus meningkat. Jadi kita yakin penjualan tahun ini tumbuh,” ucap Ali Mas’adi.
Sebagai informasi, Widodo Makmur Unggas berdiri pada tahun 2015 dengan nama PT Pakan Makmur Perkasa (PMP).
Perseroan bertransformasi menjadi PT Widodo Makmur Unggas (WMU) pada tahun 2017. Perseroan memiliki bisnis unggas yang terintegrasi secara vertikal yang mengendalikan pabrik pakan berskala besar, peternakan pembibitan, pabrik pembenihan, peternakan komersial, peternakan layer, rumah potong hewan, dan operasi kemitraan terkait.
Discussion about this post