Connect with us
Advertisement

DAERAH

Si Anak Kampung Memilih Tekad Membangun Sekepal Tanah Surga

DETAIL.ID

Published

on

Setahun merantau ke Pulau Jawa, mahasiswa jebolan Universitas Jambi ini justru memilih tekad menjadi petani sukses dan membangun tanah kelahirannya. Ia tak peduli banyak orang mencibir langkahnya.

 

WAJAH Yuda berbinar. Enam tahun dia berjibaku mengenyam pendidikan di Universitas Jambi akhirnya selesai pada 14 Agustus 2017. Hari itu, Yuda Tri Lesmana didampingi keluarga tercinta menghadiri prosesi pemindahan tali toga. Hari penting ini menandai keberhasilan pendakian puncak pertamanya.

Tak ingin buang waktu lama. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini mengambil keputusan cepat ketika temannya merekomendasikan untuk bekerja di sebuah perusahaan pertanian sayur hidroponik. Langkahnya mantap menjajaki dunia nyata sesungguhnya. Dunia di mana teori baku harus bisa dikonversi menjadi langkah praktis yang dinamis.

Selulusnya dari Universitas Jambi, ia disarankan karibnya, Dika, mendaftar bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pertanian sayur hidroponik. Begitu lolos, Yuda langsung bergegas ke Cianjur, Jawa Barat pada minggu terakhir Agustus 2017.

 

Yuda berada di dalam Green House PT Cibadak Agri (koleksi pribadi)

Tugas utama Yuda di tempatnya bekerja, PT Cibadak Agri Cianjur ialah melakukan teknis irigasi. Melaksanakan perencanaan dan kegiatan secara menyeluruh di semua Green House.

“Ibarat komputer, tugas saya seperti CPU. Mengatur semuanya. 2 jam saja ditinggal, tanaman bisa layu. Berat,” ujar pemuda 27 tahun, lulusan Fakultas Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Jambi ini kepada detail pada Rabu, 2 Juni 2021.

Masih segar dalam ingatannya, betapa berat beban kerjanya. Gaji memang besar, di atas rata-rata pendapatan petani di kampungnya. Namun ia tak bisa bebas. Jiwanya terhalang untuk berkreativitas.

“Saya harus mengecek kelarutan pupuk AB mix dalam air secara akurat bisa sampai 5 kali sehari. Jika musim hujan bisa 3-4 kali, musim panas bisa sampai 5 kali sehari,” katanya.

Satu hal yang membuatnya sedih. Ia tidak bisa bercengkerama dengan keluarga di hari raya. Ia tetap harus bekerja, karena penting peran Yuda dalam industri tempat ia bekerja ini.

Bukan karena ia tak menyenangi bidang ini, atau sekadar setengah hati. Ia menikmati pekerjaannya, tapi ia seperti burung dalam sangkar. Jiwa muda yang penuh dengan ide-ide terkurung. Kreativitasnya menjadi terbatas. Masih banyak mimpi yang ia ingin bangun dan gapai.

Cabai Merah Keriting Hasil Panen Yuda (koleksi pribadi)

Mencangkul Potensi Tanah Surga

Desa Kampung Baru, Kayu Aro Barat, Kerinci, tanah subur nan kaya yang dijuluki sebagai sekepal tanah surga. Tak hanya subur dan kaya, panorama indah mahakarya Sang Pencipta ada di sana. Di kampung sejuk itu, pemuda bernama lengkap Yuda Tri Lesmana lahir dan tumbuh sejak 27 tahun lalu. Tepatnya 17 Mei 1994.

Mendengar kabar ia harus tetap bekerja di hari raya, Ibunda tak terima. Ibunda meminta putra tercintanya kembali. Belum genap setahun menjajaki dunia kerja, Yuda pulang di awal Juni 2018.

Di awal kepulangannya, Yuda membantu orang tuanya bertani. Sembari mengajukan lamaran kerja ke sana kemari. Sempat ikut tes CPNS namun takdir tak mengizinkannya mengukir karya sebagai abdi negara.

Ada satu lamaran yang diterima. Hanya tinggal selangkah lagi, wawancara terakhir dan penandatanganan kontrak di sebuah perusahaan perkebunan. Lagi, sang ibunda tak ingin anaknya mengulangi pengalaman pahit sebelumnya di tempat yang baru. Mendengar anaknya akan ditempatkan di Kalimantan, Warsini tak setuju.

Enam bulan di kampung halaman, ia mulai mencoba bertani. Awal 2019 ia menanam cabai merah keriting. Belum sempat mencicipi hasil panen, tanaman cabai yang ia rawat sepenuh hati terkena layu fusarium.

Tidak ingin menyerah, musim tanam kedua ia mulai lagi menanam cabai merah keriting. Kali ini Yuda berhasil panen dengan hasil tonase lumayan. Namun sialnya, badai pandemi Covid-19 ternyata berpengaruh terhadap harga. Cabai ia panen hanya dihargai di bawah Rp 10 ribu saja. Tentu jumlah itu belum sebanding dengan biaya bibit, pupuk, perawatan serta upah buruh panen yang mencapai Rp 60 ribu per hari kerja.

Hasil yang belum maksimal ia putarkan lagi untuk menanam di musim selanjutnya. Kerja kerasnya tidak sia-sia. Ia berhasil meraih hasil berlimpah ditambah dengan harga yang sangat menguntungkan menyentuh angka Rp 50 ribu per kilo. Yuda terus belajar dari pengalaman. Baik dari pengamatannya sendiri maupun orang lain.

“Saya belajar dari siapa pun. Bahkan dari petani yang tak punya titel sarjana kami saling bertukar pengalaman. Mereka memang tak punya lembar sah pengakuan keilmuan, tapi soal pengalaman mereka gudangnya,” kata anak ketiga dari ayah bernama Ponimin ini.

Yuda mulai berani berinovasi. Ia mulai menanam komoditi kentang, ia selingi juga dengan tanaman sayur kol untuk memulihkan kondisi hara tanah. Selain itu Yuda juga tetap menanam cabai dengan cara tumpang sari.

“Kelemahan dari petani kita ialah mereka tidak mengetahui secara spesifik kebutuhan tanaman. Karena terbatasnya pengetahuan mereka sehingga semua pupuk dipakai bersamaan tanpa mempertimbangkan kebutuhan tanaman itu. Ya hasilnya banyak nutrisi terbuang, biaya pun membengkak,” ujar Yuda.

Ia menjelaskan, pada masa vegetatif dan generatif tanaman memiliki kebutuhan yang berbeda. Maka asupan yang diberikan pun harus tepat. Ia mengibaratkan, “Seorang bayi tidak mungkin dipaksa untuk mencerna rendang,” tutur Yuda sembari tertawa.

Perjuangan Yuda masih panjang. Ia bertekad untuk bisa membuktikan bahwa petani milenial mampu berhasil. Ia tak ingin banyak membantah dengan kata-kata semata. Cibiran dan pandangan sebelah mata pada petani muda lulus sarjana ingin ia patahkan dengan caranya sendiri.

“Sampai suatu saat saya ingin jadi orang yang bermanfaat. Sekecil-kecilnya saya bisa menyerap tenaga kerja orang-orang di kampung,” ucapnya.

Yuda menyadari, hasilnya saat ini belum besar. Ia masih butuh proses yang panjang. Pelan-pelan ia menabung mengumpulkan pundi-pundi dari kerja kerasnya mencangkul sekepal tanah surga, julukan Kabupaten Kerinci tempat kelahirannya.

“Saya tidak berharap bantuan pupuk subsidi dari Pemerintah. Cukuplah kebijakan menstabilkan harga. Sebab percuma biaya produksi rendah jika harga jual hancur,” kata Yuda ketika ditanya harapannya terhadap peran pemangku kepentingan.

Ia menjelaskan, kualitas pupuk subsidi yang diterima petani kurang baik. Sepanjang pengamatan dan percobaannya, selisih harga yang tak seberapa berbanding jauh dengan efek jangka panjang terhadap kesuburan tanah. Ia lebih memilih mengeluarkan uang lebih membeli pupuk non-subsidi yang berkualitas.

Pertunangan dengan kekasih (koleksi pribadi)

Seuntai Kata Kepada Belahan Jiwa

Nyaris dua tahun sudah Yuda berkarya. Usia sudah semakin matang. Ia pun sudah memikirkan rencana membangun rumah tangga. Ia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk melamar sang belahan jiwa.

Tampil apa adanya, Yuda datang meminang Sindi. Dengan tabungan hasil karya bertaninya, ia pun merasa siap mengarungi biduk rumah tangga. Beruntungnya, orang tua Sindi menyambut niat baiknya. Meski hanya sebagai petani milenial yang sedang berjuang, sang calon mertua yakin benar anaknya akan bahagia bersama Yuda Tri Lesmana.

“Semoga Kelak Kau adalah Seseorang Yang Setiap Paginya Selalu Kutemui Dengan Sebuah Daster Yang Sederhana,” tulis Yuda dalam postingan foto pertunangan dengan Sindi di media sosial pribadinya.

Yuda memantapkan langkahnya untuk segera menikahi Sindi akhir tahun ini. Ia berharap, belahan jiwanya ini bisa tampil sederhana. Menemaninya berproses dan terus berkarya. Membangun sekepal tanah surga.

 

Reporter: Febri Firsandi

DAERAH

Talent Show Ala Kauman: Saat Santri Kelas VII-XII Buka “Rahasia” Talenta Tersembunyi di Hadapan Mudir

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Padang Panjang  – Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang panjang menggelar grand finale yang memukau untuk menutup Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2025-2026 melalui event “Kauman Art & Culture 2025” pada Rabu, 17 Desember 2025. Acara ini merupakan puncak rangkaian dari Kauman Smart Festival yang telah berlangsung sejak 15 hingga 19 Desember 2025.

Event seni dan budaya ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan di Pesantren Kauman tidak hanya fokus pada akademik dan keagamaan, tetapi juga pada pengembangan karakter, kreativitas, dan apresiasi seni. Seluruh talenta dan karya di panggung merupakan hasil olah kreatif para santri kelas VII hingga kelas XII, menunjukkan semangat kolaborasi antargenerasi.

Mudir Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Dr. Derliana, M.A., turut hadir dan membuka acara dengan penuh semangat. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya.

“Ini adalah bukti bahwa santri Kauman adalah generasi yang cerdas secara intelektual, spiritual, dan emosional. Mereka tidak hanya membaca kitab, tetapi juga mampu ‘membaca’ dan mengekspresikan keindahan dalam kehidupan melalui seni,” ujarnya di hadapan seluruh hadirin.

Gelaran yang bertempat di Aula AR St. Mansur Pesantren Kauman ini dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan pesantren, majelis guru, serta seluruh santri. Suasana meriah dan penuh semangat menyelimuti acara dari awal hingga akhir.

Panggung Kauman Art & Culture 2025 diramaikan oleh beragam bentuk ekspresi seni yang menakjubkan. Mulai dari tari tradisi Minang yang penuh makna, drama panggung dengan alur kisah yang mengharu biru, kabaret yang menghadirkan gelak tawa dan kritik sosial yang cerdas, hingga pertunjukan musik yang memadukan nada-nada modern dengan nuansa lokal. Setiap penampilan bukan sekadar pertunjukan, tetapi cerita yang dibangun dengan latihan, kedisiplinan, dan jiwa seni yang tinggi.

Event ini sekaligus menegaskan komitmen Pesantren Kauman sebagai lembaga pendidikan yang holistik, memadukan excellence in faith, knowledge, and creativity. Kauman Art & Culture 2025 tidak hanya menjadi ajang pentas, tetapi juga ruang afirmasi bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi yang berakhlak, berilmu, dan berbudaya.

Reporter: Diona

Continue Reading

DAERAH

Siap ‘Level Up’! 79 Santri Kauman Dibekali Niat Kuat Sebelum ke Super Camp Kubu Gadang

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Padang Panjang – Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang secara resmi melepas 79 santri terbaiknya untuk mengikuti program tahunan unggulan, Kauman Super Camp, yang akan berlangsung di Kubu Gadang mulai hari ini, 15 hingga 24 Desember 2025.

Acara pelepasan yang penuh khidmat ini dilaksanakan di Aula Hamka Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang pada Senin, 15 Desember 2025.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Mudir Pesantren Kauman, Wakil Mudir Bidang Pengasuhan Ustadz Insan Adha Hasibuan, Ketua Panitia Ustadz Gizki Ade Putra, Sekretaris Panitia Ummi Fitri Rahmi, serta seluruh peserta.

Dalam sambutan dan pidatonya, Mudir Pesantren Kauman, Dr. Derliana, MA., menyampaikan pesan-pesan mendalam yang menjadi bekal bagi para santri selama mengikuti kegiatan dan dalam mengarungi kehidupan.

Mudir Pesantren menekankan bahwa niat adalah fondasi dari segala amal. Beliau berpesan, “Semua hal harus diawali dengan niat, dan semua hal yang dilakukan tergantung dari niat. Ummi berpesan, perbaiki niat ananda. Insyaa Allah, Allah akan berikan hasil sesuai dengan niat tersebut.” Pesan ini diharapkan dapat membentuk karakter santri yang ikhlas dalam setiap kegiatan mereka.

Kauman Super Camp ini diharapkan menjadi ajang pembentukan karakter dan peningkatan kemampuan. Mudir secara tegas menyampaikan harapannya agar para peserta daurah ini kelak akan menjadi Duta English, Duta Arabic, dan Duta Tahfidz di pesantren, sekaligus menjadi perpanjangan tangan Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang dalam menerapkan bahasa asing di Pesantren.

Secara khusus, kepada santri yang mengikuti Tahfidz Camp, Mudir memberikan penekanan khusus terkait standar hafalan.

“Bagi peserta tahfidz camp, Ummi berpesan agar hafalan bisa terus ditambah, bersanad, dan memiliki standar tersendiri,” ujar beliau. Lebih dari itu, Ummi Mudir juga mengingatkan bahwa hafalan Al-Qur’an akan menjadi syafaat dan penolong bagi diri pribadi dan kedua orang tua di akhirat kelak.

Pesan penutup yang disampaikan oleh Ummi Mudir adalah agar para santri tidak pernah berhenti untuk belajar, menunjukkan komitmen pesantren terhadap pembinaan sumber daya unggul dan berkelanjutan.
Kegiatan pelepasan ini ditutup dengan sesi foto bersama antara jajaran pimpinan pesantren dan seluruh 79 santri peserta Kauman Super Camp, menandai dimulainya perjalanan mereka menuju Kubu Gadang untuk menjalani program intensif tersebut.

Reporter: Diona

Continue Reading

DAERAH

Kauman Smart Festival Dibuka: Derliana Tegaskan Santri Harus Punya Kecerdasan Multiaspek

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Padang Panjang – Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang secara resmi membuka gelar akbar Kauman Smart Festival (KSF) 2025 pada Senin, 15 Desember 2025. Festival yang berlangsung hingga 19 Desember ini menjadi ajang bagi santri untuk mengasah kecerdasan dalam berbagai bidang, mulai dari spiritual, seni, hingga olahraga.

Dalam sambutan pembukaan, Mudir Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Dr. Derliana, MA, menekankan perbedaan mendasar antara menjadi cerdas (smart) dan menjadi pintar.

“Kami memilih tema smart karena tema ini mampu mengangkat seluruh aspek kecerdasan yang ada pada diri santri. Cerdas itu multiaspek, tidak hanya terpaku pada nilai akademik. Pintar hanya terbatas pada lingkup kelas, sedangkan cerdas adalah termasuk kemampuan untuk mengelola diri dan lingkungan dalam berbagai situasi,” ujar Dr. Derliana.

Mudir Pesantren juga secara khusus memberikan apresiasi tinggi terhadap penampilan Tari Saman yang disuguhkan sebagai pembuka acara. Tari tradisional dari Aceh ini tidak hanya dipandang sebagai penampilan seni, namun juga dikaitkan dengan konteks bencana alam yang tengah menerpa Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat saat ini.

“Penampilan Saman ini mengingatkan kita akan pentingnya persatuan dan ketangkasan dalam menghadapi musibah. Ini adalah bentuk empati dan refleksi kita sebagai umat yang harus saling menguatkan,” katanya.

Dr. Derliana melanjutkan, melalui Kauman Smart Festival, pesantren memberikan ruang seluas-luasnya bagi santri untuk mengembangkan potensi diri di luar kurikulum formal. Ia mencontohkan, festival ini bahkan memberikan kesempatan bagi santri untuk menjadi Master of Ceremony (MC), melatih soft skill kepemimpinan dan komunikasi publik.

Beliau juga mendorong santri untuk meneladani tokoh besar seperti Buya Hamka.

“Sebagai pelajar, kita tidak boleh terpaku hanya pada apa yang ada di dalam kelas. Contohlah Buya Hamka yang memiliki banyak kecerdasan. Beliau pernah menjadi Kepala Madrasah, budayawan, sastrawan ulung, sekaligus politikus. Itu menunjukkan bahwa satu orang bisa memiliki kecerdasan dan peran yang beragam,” tutur Mudir.

Kauman Smart Festival 2025 akan diselenggarakan selama lima hari dengan serangkaian kegiatan utama yang dirancang untuk menguji kecerdasan santri secara menyeluruh:

Quran Fest: Ajang kompetisi untuk mengukur kecerdasan spiritual dan pemahaman Al-Quran.

Kauman Art & Culture: Wadah ekspresi seni, budaya, dan kreativitas santri.

Kauman Cup V: Kompetisi olahraga untuk melatih kecerdasan kinestetik, strategi, dan sportivitas.

Pembukaan ini disambut antusias oleh seluruh santri dan diharapkan mampu melahirkan generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga cerdas dan tangguh di tengah tantangan zaman.

Reporter: Diona

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs