DETAIL.ID, Madiun – Presiden Jokowi menilai porang akan menjadi makanan sehat sebagai pengganti beras pada masa depan.
“Saya kira ini akan menjadi makanan sehat di masa depan. Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah,” katanya.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengunjungi pabrik pengolahan tanaman umbi-umbian porang, PT Asian Prima Konjac, di Kota Madiun, Jawa Timur pada Kamis,19 Agustus 2021.
Menurut Jokowi, industri porang memiliki nilai yang sangat besar dan pasarnya pun masih terbuka lebar untuk digarap dalam negeri. Hal ini terlihat dari tingginya permintaan porang di pasar ekspor.
Jokowi memaparkan, hasil panen porang per musim tanam, yakni di musim tanam pertama, bisa mencapai Rp 40.000.000 dalam kurun delapan bulan. “Saya tadi menanyakan, porang per hektar bisa menghasilkan berapa ton, disampaikan satu hektar (ha) bisa menghasilkan 15 sampai 20 ton,” ujar Jokowi.
Sebagai informasi, tanaman umbi-umbian tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan di antaranya berupa beras, mi, kwetiau, bakso, sosis, es krim, dan sebagainya.
Jokowi berharap, Indonesia dapat mengekspor porang dalam bentuk olahan sehingga nilai jual produk akan meningkat.
“Kita harapkan kita tidak akan mengekspor porang dalam bentuk mentahan, tapi seperti yang kita lihat tadi di sini, ini sudah setengah jadi. Ini bisa menjadi tepung dan Insya Allah tahun depan sudah menjadi barang jadi, menjadi beras porang,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia memerintahkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk serius menggarap pengembangan porang, baik dari hulu maupun dari hilir.
Menanggapi hal itu, Mentan pun menyatakan komitmennya untuk terus mendorong industri porang.
“Ada dua pilihan Bapak Presiden untuk didorong maksimal, antara lain komoditi porang dan yang kedua sarang burung walet. Dan hari ini, tentu saja seperti harapan Bapak Presiden, budidayanya porang kita kembangkan,” ujar Mentan SYL.
Ia juga memaparkan, saat ini harga porang sedang bagus. Bahkan, harga beras porang shiratake mencapai lebih dari Rp 200.000 per kilogram. Ekspor produk porang saat ini telah berada pada tahap hilirisasi, dalam bentuk chips dan tepung. Ke depannya, produk porang akan dikembangkan lagi agar menghasilkan produk olahan dalam bentuk beras.
Discussion about this post