DETAIL.ID, Batanghari – Kepala pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Jambi, dr. Bebi Andihara mengatakan lokasi kebakaran sumur minyak ilegal mulai mengeluarkan gas beracun.
“Sementara ini api belum bisa kita padamkan karena sumur minyak ilegal tersebut kewenangan dari Pertamina untuk memadamkan karena ada cairan khusus yang digunakan memadamkan api,” ucapnya dikonfirmasi awak media Kamis 23 September 2021.
BPBD Batanghari hanya melokalisir supaya kebakaran jangan sampai meluas. Petugas kini berada sekitar 200 hingga 300 meter dari lokasi kebakaran sumur minyak ilegal driling dalam konsesi PT AAS (Agronusa Alam Sejahtera).
“Memasuki hari ke enam pasca kebakaran, ketinggian api kini mencapai 8 hingga 15 meter, kobaran api masih terlihat. Semburan api cuma satu titik dan luasan kebakaran bertambah hingga menimbulkan gas beracun,” ucapnya.
Upaya antisipasi agar anak buahnya tak keracunan gas, Bebi telah mengirim oksigen portabel. Berdasarkan laporan petugas BPBD di lapangan, kondisi lingkungan kebakaran sudah terkendali. Pihaknya bersama TNI-Polri hanya bisa memantau.
“Hingga kini petugas belum mengalami gejala keracunan. Biasanya kalau lokasi sumur minyak terbakar sempat mengeluarkan gas beracun. Jadi kita juga harus mengantisipasi gas beracun ini karena bisa mengakibatkan kematian di wilayah setempat,” ujarnya.
Tak hanya memantau situasi kebakaran, petugas juga melarang masyarakat mendekat ke lokasi tersebut. Apalagi kemungkinan besar muncul gas beracun. Lokasi kebakaran sumur minyak ilegal dengan pemukiman penduduk berjarak 1 km.
“Kalau jumlah penduduk belum kita dapat, nanti kita informasikan ke anggota untuk datanya. Kebakaran hari pertama dan hari kedua dijadikan masyarakat untuk swafoto,” katanya.
Ia minta petugas BPBD terus memberikan informasi terbaru kobaran api karena belum bisa ditangani oleh daerah dan pihak Satgas. BPBD tetap menunggu pihak Pertamina melaksanakan pemadaman sumur api yang terbakar itu.
Editor: Ardian Faisal
Discussion about this post