DETAIL.ID, Jambi – Tim kerja Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi yang terdiri dari Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Melvin Hutabarat bersama rekannya Triyaningsih, Soni Pratomo, dan Dina Sianosari memantau lokasi yang direncanakan menjadi Kampung Ramah Lansia di Panti Jompo Budi Luhur, JL. Pangeran Hidayat Nomor 97, Paal Lima, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi pada Kamis,14 Oktober 2021 pagi.
Kepada detail Triyaningsih salah satu anggota tim dari Bappeda Provinsi Jambi ini menjelaskan bahwa program ini merupakan salah satu inovasi dari tim yang mengikuti program Co-Design for Sustainable, Resilient and Inclusive Public Spaces and Services (CIPSS) Tahun 2021-2022 dari Lund University, Swedia.
Demi menjawab salah satu persoalan yang dihadapi oleh para lansia yang tinggal di Panti Jompo. Program ini akan berlangsung selama 9 bulan ke depan dan diselenggarakan secara daring dan luring oleh Universitas Lund, Swedia untuk meningkatkan kapasitas pegawai pemda agar mampu menyediakan desain partisipatif pelayanan publik yang inklusif.
“Kita ini dari Bappeda Provinsi Jambi kali ini sedang meninjau langsung kondisi dari panti jompo ini. Tadi kita sudah berkeliling dan berbincang-bincang bersama para penghuni panti. Ada beberapa keluhan dari mereka terkait sarana dan prasarana, yang kami lihat juga memang beberapa fasilitas tampak tidak mengakomodir bagi mereka yang sudah berusia senja,” kata Triyaningsih, ME Kasubbid Perekonomian dan SDA 1 Bappeda Provinsi Jambi pada Kamis, 14 Oktober 2021.
Ia menambahkan, mereka sedang mengikuti program dari Lund University, Swedia untuk menciptakan suatu perkampungan yang ramah terhadap Lansia. Menurutnya, kebetulan Gubernur Al Haris juga punya keinginan terciptanya kampung yang ramah terhadap lansia.
“Kalau konsep yang sudah kita rancang, nantinya bukan hanya lansia yang tinggal di panti ini saja tapi juga akan menjangkau perkampungan di sekitar, karena tak sedikit juga lansia yang tinggal di perkampungan sekitar panti ini jadinya kita konsep seperti perkampungan inklusif begitu,” ujarnya.
Sementara, katanya, saat ini tempat-tempat yang ramah terhadap anak, perempuan sudah ada banyak tersebar. “Nah kita melihat bahwa tempat yang ramah terhadap lansia juga perlu. Karena usia tua merupakan suatu usia yang rentan ya. Dan untuk kota Inklusif sendiri ini juga sejalan dengan tujuan SDG’s (Sustainable Development Goals) poin ke 11 yang menjadi kewajiban masing-masing daerah untuk mencapainya,” ucap Triyaningsih.
Program Kampung Ramah Lansia atau Kota Inklusif ini akan berlangsung tahun depan, namun Tim dari Bappeda Provinsi Jambi telah menunjukkan komitmen untuk mewujudkannya.
“Kalau untuk program ini sendiri kita cuma siapin konsepnya, nanti yang eksekusi dari PU (Pekerjaan Umum) berhubung juga pak gubernur menginginkan agar lansia tetap bisa hidup layak dan normal, yah kita turun langsung. Semoga perjuangan kita membuahkan hasil yang baik nanti,” kata Melvin Hutabarat.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post