KAMIS, 11 November 2021 terjadi lagi kecelakaan yang menyebabkan nyawa seorang mahasiswi UIN STS Jambi melayang. Kecelakaan lalu lintas bukan lagi suatu kejadian langka di sepanjang Jalan Lintas Jambi – Muara Bulian. Daerah Mendalo paling sering menjadi saksi bisu kecelakaan ini.
Mahasiswa adalah korban terbanyak dalam kecelakaan lalu lintas ini mengingat jalan Lintas Jambi – Bulian menjadi jalan utama para mahasiswa. Jambi memiliki lebih dari 3 universitas besar, dua di antaranya berada di Mendalo yang jumlah mahasiswanya cukup banyak.
Menyikapi hal ini, Hima-IH (Himpunan Mahasiswa – Ilmu Hukum) Fakultas Hukum Universitas Jambi (Unja) mengadakan forum diskusi yang membahas mengenai jam operasional mobil angkutan, hal itu menjadi penyebab utama kecelakaan maut ini terjadi. Dari forum tersebut, Hima-IH mendesak pemerintah bersikap tegas menegakkan aturan yang telah dikeluarkan yang mengatur mengenai operasional mobil angkutan, seperti tercantum dalam Perda Provinsi Jambi Nomor 13 Tahun 2012.
Apabila pihak perusahaan tidak mengindahkan aturan tersebut, Hima-IH mendesak pemerintah agar memberikan sanksi administratif yang tegas kepada perusahaan karena sanksi tilang yang diberikan oleh kepolisian tidak efektif untuk dilaksanakan, dilihat dari besarnya jumlah pelanggaran sehingga pemerintah harus benar-benar memberikan sanksi hukum yang tegas berupa pencabutan izin, apabila pelanggaran ini masih kerap terjadi.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jambi tidak tinggal diam melihat banyaknya nyawa mahasiswa yang harus kehilangan nyawa di Jalan Lintas Jambi-Muarabulian ini. Mereka melakukan aksi di gedung DPRD Jambi. Dalam rilis persnya menuntut agar Kapolda mendirikan pos-pos penjagaan di sepanjang jalan Jambi-Bulian.
Mereka juga mendesak Pemda untuk tidak menutup mata terhadap keganasan mobil angkutan ini dengan cara mendesak perusahaan untuk segera membuat jalan khusus. Apabila pemerintah tidak mengindahkan hal ini, HMI Cabang Jambi dengan tegas menyatakan mereka akan melakukan blokade Jalan Lintas Jambi-Bulian agar tidak jatuh lagi korban.
Tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi korban selanjutnya. Jika hal ini masih tidak mendapat perhatian lebih dari Pemda, dalam orasi salah satu kadernya, menyatakan berbelasungkawa terhadap korban keganasan mobil angkutan ini yang bersamaan dengan matinya hati nurani Pemda yang hanya menjadi penonton dalam hal ini. Tidak ada pernyataan sikap yang tegas dari Pemda terkait pelanggaran-pelanggaran yang merenggut paksa nyawa mahasiswa.
Mahasiswa pada dasarnya adalah social control dan iron stock di tengah masyarakat, justru harus mempertaruhkan nyawanya dalam menuntut ilmu di bangku perkuliahan Sangat disayangkan apabila mereka mengalami trauma berat akibat kecelakaan ini. Bisa saja menimbulkan rasa waswas pergi ke kampus karena takut akan mengalami hal yang sama dengan korban-korban keganasan mobil angkutan.
Apabila mahasiswa sudah ketakutan maka siapa yang akan meneruskan estafet pemimpin di Indonesia dan Jambi pada khususnya. Untuk menuntut ilmu saja mahasiswa harus bertaruh nyawa.
*mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jambi
Discussion about this post