LINGKUNGAN
Ngopi Anak Muda: Sudut Pandang Anak Muda Tentang Lingkungan dan Pariwisata Lokal

DETAIL.ID, Pematang Siantar – Berbagai komunitas yang terdiri dari kumpulan Anak Muda di Kota Pematang Siantar menggelar Camping, Sharing, dan Diskusi bersama para Pegiat Pemuda dan Pemerintah di Acara Ngopi Anak Muda di Bah Bolon, Siantar Adventure, Kota Pematangsiantar pada Sabtu, 8 Januari 2022.
Acara yang diinisiasi oleh komunitas pemuda, siswa dan mahasiswa kali ini mengusung tema, “Sudut Pandang Anak Muda tentang Lingkungan dan Pariwisata Lokal.”
Dalam sesi diskusi, Kevin Lumban Gaol salah seorang Publik Relation menekankan pentingnya kegiatan ini dilakukan melihat apatisme yang semakin bertumbuh dalam diri golongan muda di Pematang Siantar.
“Kolaborasi anak muda harus dilakukan secara berkelanjutan agar dapat titik simpul yang baik antar organisasi, komunitas, pemerintah dan stakeholder terkait,” kata Kevin.
Terdapat beberapa isu yang menjadi fokus pembahasan dalam diskusi ini, Dinri Girsang salah seorang peserta diskusi dari Universitas Simalungun (USI) merinci sebagai berikut;
- Penanganan (klasifikasi) sampah di Pematang Siantar.
- Tingginya retribusi tempat rekreasi di Pematang Siantar.
- Atur ulang Regulasi Pendirian Tanah Kavling, karena itu menghilangkan daerah resapan air.
- Mengembangkan potensi objek wisata lokal di Pematang Siantar.
Sementara itu narasumber yang dihadirkan dari sektor pemerintahan yakni, Syaiful Rizal selaku Camat Siantar Timur dan Perdana Hutagalung selaku Kasi Objek Wisata Dinas Pariwisata menyampaikan beberapa hal. Tak ketinggalan juga Pegiat Lingkungan Tumpak Hutabarat (Siparjalang), Elfrin Hutabarat (Pak Ubul) dan Andi King yang turut meramaikan acara.
Dalam kesempatannya, Perdana Hutagalung mengatakan sudah mulai melakukan pembenahan, namun ia juga berharap peran serta dari kawula muda demi kemajuan objek wisata di Pematang Siantar.
“Kita selaku pemerintah sudah mulai melakukan pembenahan untuk kemajuan objek wisata di Pematang Siantar. Namun, kami tak dapat berjalan sendirian, jadi kami juga sangat berharap agar anak-anak muda ikut berperan serta yang nantinya akan kita atur lebih mendetail program apa yang dilakukan,” ujarnya.
Senada dengan Perdana, Syaiful Rizal Selaku Camat Siantar Timur juga menegaskan pentingnya peran serta pemuda demi mewujudkan kemajuan Kota Pematang Siantar.
“Kita sebagai pemuda harus berbuat dari hal-hal yang paling kecil. Berbicara tentang lingkungan kita harus memiliki program yang berjalan contohnya seperti pengolahan limbah. Di Kecamatan Siantar Timur, sudah terealisasi Sitiur recycled art. Nah, ayo anak muda jika kalian memang semangat kita akan lakukan hal-hal serupa di daerah dan sektor lainnya,” katanya.
Kemudian, Tumpak Hutabarat mengatakan bahwa anak muda harus melek dari segala aspek. Menurut Tumpak, jangan jadi anak muda yang tukang kritik tetapi tidak memiliki solusi dan hanya sebatas wacana.
Berkolaborasi perlu sehingga dapat memberikan dampak positif untuk Kota Pematang Siantar.
Terakhir, Kevin Lumbangaol menutup dengan mengajak para pemuda untuk mengembangkan kreativitas dan Inovasi demi Kota Pematang Siantar lebih baik dan maju. “Mari kita mulai hal – hal sederhana seperti ini, sehingga tercipta gerakan masif pemuda untuk memajukan Sektor lingkungan dan pariwisata lokal,” katanya.
Reporter : Juan Ambarita

LINGKUNGAN
Pertemuan Mendadak DPRD, PT SAS dan Sejumlah Warga Picu Kontroversi

DETAIL.ID, Jambi – Pertemuan mendadak antara DPRD Provinsi Jambi, PT SAS, dan sejumlah warga Aur Kenali serta Mendalo Darat pada Kamis kenarin, 2 Oktober 2025 menuai sorotan tajam. Warga menilai agenda tersebut melanggar kesepakatan sebelumnya dengan Gubernur Jambi.
Ketua DPRD Provinsi Jambi Hafiz Fattah, Wakil Ketua I Ivan Wirata, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta sejumlah warga hadir dalam forum yang disebut sebagai mediasi. Namun, masyarakat mengaku baru menerima pemberitahuan dua jam sebelum pelaksanaan tanpa adanya surat undangan resmi.
Dalam rekaman video yang beredar, warga menolak berdialog. Mereka menyatakan pertemuan itu tidak sesuai jalur komunikasi yang telah ditetapkan bersama gubernur.
“Kami hadir hanya untuk memastikan tidak ada dialog. Yang harus ditindaklanjuti sekarang adalah adu data PT SAS mengenai rencana aktivitas mereka di lokasi stockpile,” kata perwakilan warga, Dlomiri.
Masyarakat menegaskan bahwa dialog resmi sudah pernah difasilitasi gubernur, sehingga tidak perlu ada pertemuan serupa. Mereka menuntut DPRD menyatakan sikap tegas menolak keberadaan stockpile PT SAS, bukan justru memfasilitasi dialog baru.
Selain itu, warga juga mempertanyakan kehadiran salah satu petinggi organisasi masyarakat dan perwakilan media tertentu dalam forum tersebut. Mereka menduga ada kepentingan lain di balik keterlibatan pihak yang dinilai tidak relevan.
“Yang kami butuhkan dari DPR bukan memediasi pertemuan, tapi berdiri bersama rakyat dengan jelas menolak stockpile PT SAS,” ujarnya.
Rencana pembangunan stokpile PT SAS di kawasan tersebut ditolak warga karena dinilai berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.
Reporter: Juan Ambarita
LINGKUNGAN
Makatara Ungkap Dugaan Pelanggaran Tata Ruang di Rencana Terminal Batu Bara PT SAS

DETAIL.ID, Jambi – Perkumpulan Makatara (Masyarakat Anti Kerusakan Lingkungan dan Tata Ruang) membeberkan temuan dugaan pelanggaran pemanfaatan lahan pada rencana pembangunan terminal batu bara atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) di Kelurahan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Dalam rilis resmi yang diterima Sabtu 20 September 2025, Makatara menyebut hasil pengamatan citra satelit resolusi tinggi periode 2018-2025 menunjukkan perubahan tutupan lahan seluas 47,6 hektare. Area yang sebelumnya berupa lahan pertanian dan hamparan hijau kini menjadi lahan terbuka. Temuan itu diperkuat dengan pengecekan lapangan.
“Penggunaan lahan di lokasi beririsan dengan kawasan perumahan 56 persen, kawasan lindung 30 persen, tanaman pangan 9 persen, serta perdagangan dan jasa 5 persen,” kata Sekretaris Umum Makatara, Willy Marlupi.
Pemetaan tersebut mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Jambi Nomor 5/2024, data Kementerian ATR/BPN, peta rupa bumi BIG, serta verifikasi lapangan. Makatara juga menemukan lahan rencana terminal batubara berada dekat aliran sungai, intake PDAM Aur Duri, jalan lintas Sumatra, perkantoran, dan permukiman.
Sejumlah titik lahan disebut terindikasi sengketa, terlihat dari pemasangan plang dan panel beton. Warga sekitar telah menyampaikan surat penolakan, sementara Pemkot Jambi disebut telah menyurati Gubernur Jambi agar rencana penggunaan lahan ditinjau ulang.
Temuan lain menunjukkan sebagian lahan masuk dalam Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Kota Jambi yang ditetapkan Perda No.5/2024 seluas 459 hektare. Berdasarkan UU No.41/2009, lahan KP2B dilarang dialihfungsikan kecuali untuk kepentingan umum.
“Jika terjadi alih fungsi, segala perizinannya batal demi hukum,” ujarnya.
Makatara menilai kegiatan terminal batubara tidak termasuk dalam peruntukan tata ruang yang diatur, mulai dari kawasan lindung, perumahan, tanaman pangan, hingga perdagangan dan jasa. Laporan resmi sudah disampaikan ke Wali Kota Jambi, Dinas Lingkungan Hidup, dan Kantor BPN sejak 12 September, namun hingga kini belum mendapat jawaban.
“Penolakan ini bukan sekadar aspirasi masyarakat, tetapi upaya menegakkan aturan tata ruang dan perlindungan lingkungan,” katanya.
Makatara mendesak pemerintah kota dan provinsi menindaklanjuti temuan tersebut sesuai ketentuan peraturan, termasuk Perda RTRW Kota Jambi No.5/2024, PP No.21/2021 tentang Penataan Ruang, UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, UU No.32/2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup dan UU Cipta Kerja No.6/2023. (*)
LINGKUNGAN
Pembangunan Stockpile dan Underpass PT SAS Dihentikan Sementara, Warga Masih Kecewa!

DETAIL.ID, Jambi – Aktivitas pembangunan underpass dan stockpile batu bara PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) RMKE Group akhirnya dihentikan oleh Gubernur Jambi, Al Haris pada Selasa, 16 September 2025 setelah gelombang penolakan oleh warga sekitar lokasi pembangunan stockpile terus bergejolak tanpa henti.
Usai bermediasi dengan para warga terdampak, Gubernur Jambi Al Haris bilang bahwa dirinya bersama para kepala daerah menerima aspirasi masyarakat. Namun tak bisa memutuskan untuk menutup permanen pembangunan underpas dan stockpile baru bara PT SAS. Haris mengedepankan dialog antara para warga dengan perusahaan, mesti sudah jelas-jelas aksi penolakan terus bergejolak.
“Hari ini warga meminta ini ditutup dan kita juga meminta PT SAS untuk tidak ada aktivitas sampai ada keputusan berikutnya. Hari ini yang pasti tutup dulu,” ujar Al Haris, usai mediasi bersama pihak PT SAS dan warga terdampak, di aula rumdis Wali Kota Jambi pada Selasa, 16 September 2025.
Sampai kapan? Al Haris menjawab sampai ada kesepakatan. Kalau tidak ada, berarti belum bisa dilanjutkan.
Sementara Wali Kota Jambi, Maulana tak menampik bahwa lokasi stockpile PT SAS melanggar Perda RT/RW Kota Jambi 2024-2044. Namun PT SAS disebut juga mengantongi persetujuan tata ruang dari Kementerian ATR/BPN.
“Kalau Kementerian yang mengesahkan, Perda kita harus juga mengeluarkan. Itu artinya dari segi tata ruang, yang di bawah kita harus melakukan diskusi lagi untuk melakukan perubahan, baru bisa dilanjutkan atau tidak,” ujar Maulana.
Wali Kota Jambi itu menekankan bahwa pemerintah bakal mengawal mediasi hingga ada keputusan bersama antar warga dengan perusahaan. Dengan ini masa depan investasi PT SAS di Jambi dengan berbagai klaim positifnya belum ada kejelasan. Begitu pula dengan masyarakat sekitar stockpile. Namun Maulana mengaku bahwa pemerintah tidak menutup mata.
“Tergantung dari hasil komunikasi mereka. Bisa dibuka, bisa ditutup,” katanya.
Ketika disinggung kembali soal permintaan masyarakat agar pembangunan stockpile PT SAS dihentikan atau dipindahkan. Al Haris pun menyinggung perizinan PT SAS sudah terbit sebelum dirinya menjabat Gubernur. Oleh karena klaim perizinan yang sudah lengkap tersebut, maka menurutnya tidak bisa serta merta diputus.
Menyikapi hal tersebut Ketua Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) Aur Kenali, Rahmad Supriadi mengaku kecewa dengan keputusan Gubernur. Lantaran penghentian aktivitas pembangunan stockpile PT SAS, hanya bersifat sementara.
“Semuanya masih menggantung, itu yang membuat masyarakat kecewa,” ujar Rahmad.
Rahmad menegaskan bahwa pada intinya masyarakat tetap pada sikap menolak keberadaan stokpile PT SAS di kawasan permukiman mereka. Soal adu data terkait dampak kerugian yang ditimbulkan PT SAS, masyarakat mengaku siap.
“Tetap harus tutup (stockpile PT SAS). Karena sudah jelas-jelas, masalah namanya rekayasa teknologi yang mereka sampaikan, itu bohong semua!” ujarnya.
Reporter: Juan Ambarita