DETAI.ID, Jambi – Pengamat tata ruang, Soni Pratomo memberikan pandangan tentang persoalan banjir di Kota Jambi. Ia mengatakan, secara historis Kota Jambi merupakan daerah yang memiliki banyak rawa. Perkembangan zaman membuat rawa itu ditutupi oleh bangunan.
“Saya pernah dapat peta Belanda. Dari gambaran itu, Jambi mempunyai banyak rawa. Menurut orang-orang tua juga Jambi ini merupakan rawa. Nah, sekarang rawa-rawa itu ditimbun bikin rumah. Paling parahnya ada juga yang gak nimbun, langsung bikin rumah di situ,” ujar Soni Pratomo pada Rabu, 8 Juni 2022.
Dosen Universitas Adiwangsa Jambi ini menyampaikan air tidak memiliki tempat lariannya lagi. Secara prinsip, air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Tempat yang dulu menjadi daerah simpanan air telah berdiri bangunan beton.
”Seperti daerah kuburan Cina. Sekarang ada pom bensin. Dulu itu tempat air. Air yang turun akan lari ke situ. Daerah- daerah untuk menampung air itu banyak yang hilang di Kota Jambi. Bikin draenase air juga kecil,” kata Soni Pratomo.
Kaprodi Arsitektur UNAJA ini juga menyebut Rumah Sakit Jiwa. Daerah itu dulu merupakan daerah resapan air. Air akan singgah di sana lalu meresap. Lebihnya akan mengalir ke sungai batang hari.
“Air yang turun akibat hujan, pertama meresap dulu ke dalam tanah. jika tanah sudah jenuh, tidak bisa terima resapan lagi, baru mengalir di atas permukaan,” kata Soni Pratomo.
Ia menyinggung Pemkot Jambi yang pernah membuat gerakan lubang biopori. Namun melempem dan tidak dijalankan lagi. Seandainya gerakan itu tetap digalakkan, setidakya mampu mengantisipasi banjir.
Pemerintah Kota Jambi harus dapat mengantisipasi banjir. Bangunan-bangunan mestinya mempunyai lobang biopori dan memperbanyak tumbuhan hijau. Air hujan sebaiknya ditampung untuk keperluan. Jika berlebih kemudian diresapkan ke tanah, lalu terakhir di salurkan ke draenase.
“Melakukan gerakan konservasi air. Seperti yang popular saat ini yaitu water harvesting atau pengumpulan air hujan. Cara ini untuk mengurangi air yang mengalir. Gerakan ini yang semestinya dimasyarakatkan,” ujar Soni Pratomo.
Soni pun memberikan apresiasi kepada masyarakat Jambi. Menurutnya, permasalahan banjir akibat sampah tidak terlalu besar. Masyarakat Kota Jambi sudah tertib dalam hal membuang sampah.
Discussion about this post