DETAIL.ID, Jambi – Program pengadaan bibit pinang di Provinsi Jambi telah masuk tahap penyaluran. Bibit pinang berjenis pinang Betara disalurkan di 3 Kabupaten yakni Kabupaten Tanjungjabung Barat, Kabupaten Tanjungjabung Timur dan Kabupaten Muarojambi.
Pendanaan program ini bersumber dari APBN Kementerian Pertanian RI senilai Rp 2,4 miliar untuk 3 Kabupaten tersebut. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan total bibit pinang yang disesiakan sebanyak 300 ribu batang. Masing-masing Kabupaten memperoleh sebanyak 100 ribu batang.
Ia mengatakan bibit pinang diperoleh dari penangkar yang ada di Provinsi Jambi. Sejauh ini, bibit pinang sedang disalurkan di Kabupaten Tanjungjabung Timur.
“Tanjungjabung Barat dan Muarojambi belum salur,” kata Agus Rizal pada Senin, 25 Juli 2022.
Ia menambahkan, pengadaan bibit pinang ini bertujuan untuk peningkatan produksi dan ekspor pinang. Mensejahterakan petani pinang, terbangun sentra produksi, industri pengolahan serta tercipta lebih banyak lapangan kerja
Sedangkan di tempat lain, Anton, seorang petani pinang di Muara Sabak, Kabupaten Tanjungjabung Timur mengatakan sejauh ini belum mengetahui adanya program ini. Ia mengatakan jika program ini kurang tepat sasaran lantaran Kabupaten Tanjungjabung Timur merupakan daerah penghasil pinang dan juga bibit pinang.
“Pendapat saya, program ini bagus juga. Tapi, lebih baik jika pinang dikembagkang di Kabupaten lain karena, di Tanjungjabung Timur ini merupakan lumbung pinang dan kebanyakan petani punya pembibitan pinang,” kata Anton
Sebagai petani, Anton menjelaskan bahwa setiap Kabupaten memiliki kesuburan tanah yang berbeda. Pinang jenis Betara bisa tumbuh dan berkebang hanya di beberapa Kabupaten saja.
“Kalau boleh, bukan hanya pinang Betara saja yang dikembangkan. Pinang Betara cocok di Kabupaten Tanjungjabung Timur dan Tanjungjabung Barat namun di Kabupaten Muarojambi kurang cocok,” ujar Anton
Ia berharap, pinang lokal asli dari Sabak juga bisa dikembangkan. Saat ini, harga bibit pinang di Sabak yakni Rp 300 rupiah per batang.
Reporter: Frangki Pasaribu
Discussion about this post