DETAIL.ID, Merangin – Bagi sebagian orang kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin atau yang lazim disebut PETI merusak lingkungan tetapi bagi banyak masyarakat yang tinggal di Kecamatan Renah Pamenang, Pamenang Selatan dan sekitarnya, PETI memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Betapa tidak lokasi tambang ilegal lebih banyak dilakukan di kebun sawit warga, jauh dari sungai. Bukan itu saja, penggunaan alat berat untuk mencari butiran emas dipergunakan, jelas alat berat yang dipakai juga untuk mereklamasi ulang lokasi tambang emas ilegal.
Terbukti, sudah lebih dari seratus hektare lokasi bekas tambang emas ilegal di dua kecamatan yang sudah direklamasi tanpa mendapat bantuan dari pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa dampak positif dari tambang emas Ilegal tidak merusak lingkungan.
Sementara dari penggunaan logam berat (mercuri) yang digunakan untuk memisahkan buliran emas dan pasir selalu jadi alasan banyak oknum, untuk men-judge merusak lingkungan. Ini juga perlu dikaji ulang. Tambang emas ilegal yang ada di dua kecamatan yaitu Pamenang Selatan dan Renah Pamenang dilakukan di lokasi tambang yang berada di perkebunan sawit, jauh dari sungai. Tentu saja proses pemisahan emas dan butiran pasir dilakukan di lokasi khusus dan Mercuri habis pakai diambil dan disimpan untuk kembali dipergunakan. Bukan dibuang ke dalam sungai.
Selain dampak positif untuk masyarakat, keberadaan tambang emas ilegal bisa menjadi solusi tercepat banyak warga untuk menambah perekonomian keluarga, Contohnya mendulang sisa sisa pasir bekas tambang,lokasi lokasi tambang emas Ilegal banyak dikerumuni banyak orang dari berbagai daerah hanya demi mendapat uang untuk menafkahi keluarga.
“Bagi banyak orang tambang emas Ilegal merusak lingkungan, silakan dilihat saja ke lokasi banyak bekas galian tambang emas Ilegal yang kembali direklamasi oleh pemilik kebun. Sudah ratusan hektare yang direklamasi tanpa minta bantuan pemerintah,” kata Said pemilik kebun yang lahan bekas galian tambang emas ilegal sudah direklamasi pada Sabtu, 16 Juli 2022.
Bahkan di tengah-tengah murahnya harga sawit, menjadi penolong bagi banyak warga. Di saat tahun ajaran baru ini banyak kebutuhan anak sekolah tertutupi dengan pendapatan dari tambang emas ilegal.
“Jujur saja di saat ajaran baru seperti ini, kebutuhan anak sekolah sangat besar. Belum lagi angsuran lainnya. Dengan adanya tambang emas ilegal sangat menolong kami,” ujarnya.
Bukan hanya soal reklamasi tanpa bantuan pemerintah saja tetapi peluang usaha seperti minyak solar juga menjadi lahan subur bagi banyak oknum aparat, bisa menjual minyaknya kepada pemilik mesin tambang. Belum lagi soal uang “liar” yang beredar bukan hanya di kalangan oknum NGO dan oknum nakal para pewarta, Bukankah ini sudah menjadi rahasia umum?
“Banyak juga yang mengais rezeki dari kegiatan tambang ilegal. Itu tidak bisa di pungkiri sebab sudah jadi rahasia umum. Yang pasti dengan adanya pemerintahan mengabulkan wilayah pertambangan rakyat akan menjadi solusi terbaik untuk semua pihak,” ujarnya.
Reporter: Daryanto
Discussion about this post