Connect with us
Advertisement

NASIONAL

Thomas P. Sirait: Soal Konferprov PWI Jambi, PWI Pusat Masih Ada Apa Enggak? Kalau Enggak, Bubarkan Saja!

DETAIL.ID

Published

on

Ketua Panitia Konferprov PWI Cabang Jambi, Muhtadi Putranusa (kanan) bersama Apif Firmansyah (tengah), terdakwa OTT KPK dan pengurus Golkar non-aktif

DETAIL.ID, Jambi – Senior jurnalis di Jambi yang juga penasehat PWI Provinsi Jambi, Thomas P Sirait (81) menantang PWI Pusat bersikap tegas dengan mengambil alih pelaksanaan Konferensi Provinsi (Konferprov)PWI Jambi, yang dinilai melanggar PD/PRT (Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga) PWI.

Menurut Opung Sirait -sapaan akrab Thomas P Sirait), PWI Pusat saja sudah mengakui bahwa panitia Konfeprov PWI Jambi melanggar PD PRT PWI. Bahkan, rencana pembekuan panitia Konfeprov PWI Jambi itu dinilainya sudah sangat tepat dilakukan PWI Pusat.

“Tapi kita lihat dulu. PWI Pusat ini masih ada apa enggak? Kalau enggak, tutup aja sekalian! Enggak ada gunanya itu,” kata seorang perintis PWI di Provinsi Jambi ini, tegas.

Opung Sirait yang sudah berkarir di jurnalistik 40 tahun lebih ini, menambahkan, keberadaan PWI Pusat sangat bagi perkembangan dunia jurnalisme di daerah-daerah se-Indonesia. Semakin tegas PWI Pusat, semakin bagus perkembangan jurnalistik di daerah.

Tetapi, makin melempem PWI Pusat, kata Opung Sirait, makin tak punya wibawa PWI Pusat, maka semakin semrawutnya kondisi wartawan di daerah.

“Kita sudah tahu semua kasus PWI Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan HR Ridwan Agus saat Pilgub Jambi kemarin. Dia sudah lancang berpihak kepada satu kandidat, tetapi PWI Pusat malah cuma memberi sanksi teguran keras. Bukan memecat. Ini apa kerja PWI Pusat ini. Enggak jelas!” ujar Opung Sirait.

Karena itu, ia juga sanksi bahwa pelanggaran PD PRT oleh panitia Konferprov PWI Jambi, akan mendapat sanksi keras dari PWI Pusat.

“Yang kasus tidak independen pada Pilgub kemarin saja, begitu lembeknya sanksi dari PWI Pusat. Apalagi kasus seperti ini. Jadi wajar kalau saya bertanya, PWI Pusat itu masih ada apa enggak. Kalau tidak, sekali lagi sayang bilang, tutup saja! Bubarkan saja. Enggak usah lagi kita semua di Indonesia ini pakai PWI. Pakai perusahaan sendiri-sendiri saja lah. Pusing aku,” ucapnya marah sambil mengisap rokok kreteknya dalam-dalam.

Karena itu, ia mengimbau senior-senior dan tokoh pers se-Indonesia, memperhatikan sikap dan keputusan PWI Pusat atas kasus pelanggaran PD PRT oleh panitia Konferprov PWI Jambi ini.

“Ayo sama-sama kita lihat. Seperti apa sikap Ketua PWI Pusat. Kalau tidak tegas, kita minta presiden memecat Ketua PWI Pusat. Jangan minta mundur, pecat saja!” katanya menghardik.

Untuk diketahui, panitia Konferprov PWI Jambi, yang diketuai Muhtadi Putra Nusa, mengeluarkan persyaratan bahwa calon Ketua PWI Jambi harus menyetor uang sejumlah Rp 50 juta.

Belakangan Muhtadi merilis bahwa uang Rp 50 juta itu boleh disetor atau tidak oleh calon. Namun dari rilisnya, diakui bahwa memang itu menjadi salah satu syarat maju jadi calon Ketua PWI Jambi.

Meski begitu, di PD/PRT PWI, tidak ada menyebut soal setor menyetor uang pencalonan tersebut. Bahkan Ketua PWI Pusat Atal menegaskan bahwa aturan itu tidak ada. Pengurus yang sekarang bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan Konferprov.

Dan untuk diketahui pula, kasus PWI Provinsi Jambi saat Pilgub Jambi lalu, sempat meledak ke publik karena Ketua PWI Jambi saat ini, Ridwan Agus, nekat memberikan jaket PWI kepada salah seorang Calon Gubernur Jambi.

Kasus ini sempat dilaporkan ke PWI Pusat. Publik berharap Ketua PWI Jambi Ridwan Agus dipecat karena melanggar PD PRT dan merusak independensi PWI.

Alih-alih sanksi pemecatan, PWI Pusat malah hanya mengeluarkan sanksi teguran keras saja.

Advertisement Advertisement

NASIONAL

Waspada Hoaks Kebencanaan, BNPB Dorong Mitigasi Bencana Sejak Dini

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jakarta – Mitigasi bencana dinilai menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Selain kesiapan fisik, masyarakat juga diingatkan untuk waspada terhadap hoaks dan misinformasi kebencanaan yang kerap muncul saat situasi darurat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya terencana yang dilakukan sebelum bencana terjadi untuk menekan potensi korban jiwa dan kerugian. Mitigasi mencakup pemahaman risiko bencana di wilayah masing-masing, pengenalan jenis ancaman, serta kesiapan menghadapi kondisi darurat.

Urgensi mitigasi tercermin dari tingginya frekuensi bencana di Indonesia. BNPB mencatat sepanjang tahun 2025 terjadi 3.116 kejadian bencana di berbagai daerah, yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor. Bencana tersebut menyebabkan 1.492 korban jiwa, 272 orang hilang, 7.751 orang luka-luka, serta jutaan warga terdampak dan mengungsi, sekaligus menimbulkan kerusakan signifikan pada permukiman dan infrastruktur.

Masyarakat didorong memahami potensi bencana di lingkungannya, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan erupsi gunung api. Langkah mitigasi dasar yang dapat dilakukan antara lain menyusun rencana evakuasi keluarga, mengenali jalur evakuasi dan titik kumpul aman, serta memahami tindakan yang perlu dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi.

Selain mitigasi fisik, kesiapsiagaan informasi juga menjadi perhatian. Hoaks dan misinformasi kebencanaan sering beredar melalui media sosial dan pesan berantai, terutama saat terjadi bencana. Informasi yang tidak akurat dapat memicu kepanikan, membuat masyarakat salah mengambil keputusan, hingga menghambat proses evakuasi dan penanganan bencana.

BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu mengakses informasi kebencanaan dari sumber resmi dan media kredibel. Warga juga diminta mewaspadai pesan provokatif, tidak langsung mempercayai foto atau video tanpa konteks yang jelas, serta memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya.

Informasi resmi kebencanaan dapat diperoleh melalui kanal lembaga pemerintah terkait, seperti BNPB, BMKG, dan pemerintah daerah. Kanal resmi tersebut menyediakan peringatan dini, panduan keselamatan, serta perkembangan penanganan bencana di lapangan.

Selain sebagai penerima informasi, masyarakat juga diharapkan berperan aktif menjaga ruang informasi yang sehat. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan tidak meneruskan pesan berantai yang belum jelas sumbernya, membantu menyebarkan informasi resmi, serta melaporkan hoaks kebencanaan kepada pihak berwenang.

Dengan mitigasi bencana yang kuat dan kewaspadaan terhadap hoaks, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan, mengurangi risiko kepanikan, serta mendukung efektivitas penanganan bencana di tingkat komunitas.

Continue Reading

NASIONAL

Gunung Api Aktif Terus Dipantau, 127 Gunung Berpotensi Erupsi

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jakarta – Indonesia memiliki sekitar 500 gunung api, dengan 127 di antaranya berstatus sebagai gunung api aktif. Sejumlah gunung api bahkan masuk kategori paling aktif karena kerap mengalami erupsi atau peningkatan aktivitas vulkanik, sehingga memerlukan pemantauan ketat sepanjang 2025.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga pertengahan Desember 2025 terdapat tiga gunung api berstatus Level III atau Siaga, yakni Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Semeru di Jawa Timur, serta Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur. Selain itu, sebanyak 24 gunung api berada pada status Level II atau Waspada.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Priatin Hadi Wijaya, mengatakan jumlah penduduk yang tinggal di sekitar gunung api berstatus Waspada dan Siaga diperkirakan mencapai 15 juta jiwa. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi menjadi hal penting untuk meminimalkan risiko bencana.

Badan Geologi saat ini mengoperasikan 74 pos pengamatan gunung api dan memantau secara real time 69 gunung api aktif di seluruh Indonesia. Pemantauan diperketat menjelang akhir tahun seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan bertepatan dengan puncak musim hujan.

Sejumlah gunung api tercatat memiliki tingkat aktivitas tinggi dan sejarah erupsi panjang, di antaranya Gunung Merapi, Semeru, Anak Krakatau, Kelud, dan Sinabung. Gunung-gunung tersebut dikenal sering mengalami erupsi dengan karakteristik berbeda, mulai dari lontaran abu, awan panas guguran, hingga aliran lahar.

Gunung Semeru, misalnya, beberapa kali mengalami erupsi pada awal Desember 2025. Pada Ahad, 7 Desember 2025, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat mengalami empat kali erupsi dengan tinggi kolom letusan mencapai sekitar 1.000 meter di atas puncak. Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada pada Level III atau Siaga.

PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan, antara lain larangan beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak, serta pembatasan aktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah karena potensi bahaya lontaran material pijar.

Selain erupsi, Badan Geologi juga mengingatkan potensi bahaya lanjutan seperti hujan abu dan aliran lahar, terutama saat intensitas hujan meningkat. Puncak musim hujan diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2026 dan berpotensi memperbesar dampak aktivitas gunung api di wilayah rawan.

Sebagai negara yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana geologi yang tinggi. Pemerintah mengimbau masyarakat di sekitar gunung api aktif untuk terus memantau informasi resmi dan mematuhi rekomendasi otoritas guna menghindari risiko bencana.

Continue Reading

NASIONAL

Pengumuman Penerimaan Siswa Baru SMA Kolese De Britto Tahun Ajaran 2026/2027: Miniatur Indonesia dalam Satu Kampus

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Yogyakarta – SMA Kolese De Britto Yogyakarta resmi mengumumkan hasil Penerimaan Siswa Baru (PSB) Tahun Ajaran 2026/2027 yang akan disampaikan secara online pada Jumat, 19 Desember 2025 pukul 10.00 Wib lewat website https://debritto.sch.id dan WhatsApp. Proses PSB ini kembali menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap SMA Kolese De Britto sebagai lembaga pendidikan yang menekankan keunggulan akademik, pembentukan karakter, dan pendampingan personal khas pendidikan Jesuit.

Proses pendaftaran PSB telah dibuka sejak 2 September hingga 7 November 2025. Antusiasme calon peserta didik tampak sangat tinggi yaitu 779 siswa dan yang lolos administrasi 773 siswa, dari berbagai daerah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hingga akhirnya lolos tes seleksi (kognitif, psikotes, wawancara, dan kebugaran) 323 siswa dinyatakan diterima sebagai siswa baru SMA Kolese De Britto Tahun Ajaran 2026/2027.

Pelaksanaan tes penerimaan siswa baru dilakukan di tiga lokasi strategis sebagai wujud keterbukaan dan jangkauan Nasional SMA Kolese De Britto. Tes dilaksanakan di Kampus SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada 19-21 November 2025, kemudian di Paroki Santo Yoseph Palembang serta Seminari Menengah Santo Petrus Claver Makassar pada 26-27 November 2025. Penyelenggaraan tes di berbagai wilayah ini memudahkan akses bagi calon siswa dari Indonesia Barat hingga Indonesia Timur.

Data PSB tahun ini mencerminkan keberagaman yang sangat kaya. Para siswa yang mendaftar berasal dari 349 SMP/Sederajat, tersebar di 106 Kabupaten dan 27 Provinsi di seluruh Indonesia, selain itu latar belakang agamanya; katolik, Kristen, Islam, Hindhu, dan Budha. Keberagaman latar belakang geografis, budaya, sosial, suku dan agama ini semakin menegaskan bahwa SMA Kolese De Britto layak disebut sebagai “Indonesia Mini”, sebuah miniatur Indonesia yang hidup dalam satu komunitas pendidikan.

Setelah pengumuman hasil seleksi, para calon siswa yang diterima akan mengikuti tahapan selanjutnya, yaitu daftar ulang 19 – 26 Desember 2025. Tahapan ini menjadi bagian penting dalam memastikan keberlanjutan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, sejalan dengan semangat keberpihakan pada pengembangan potensi setiap siswa.

Melalui seluruh rangkaian PSB ini, SMA Kolese De Britto menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga membentuk pribadi muda yang berkarakter, berhati nurani benar, berbelarasa, dan siap menjadi pemimpin pengabdi bagi Gereja, bangsa, dan masyarakat Indonesia.

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs