NIAGA
Cegah Rentenir, Ini Strategi Bank Sumut

DETAIL.ID, Medan – Di mana-mana, rentenir selalu menjadi daya magnet sekaligus momok bagi masyarakat yang melakukan peminjaman dana.
Ini terjadi karena masyarakat kesulitan untuk mendapatkan akses kredit ke kalangan perbankan.
Selain itu, rentenir juga punya kelebihan, yakni memiliki program kredit yang dicicil secara harian.
Sementara sistem cicilan harian seperti itu sepertinya belum ada perbankan yang berani mewujudkannya.
Namun semua hambatan itu sudah mulai diretas oleh Bank Sumut.
Kepada para wartawan di Medan, Rabu, 19 Oktober 2022, Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan mengungkapkan Bank Sumut sudah punya strategi untuk mempermudah masyarakat dalam membayar cicilan kredit.
Strategi itu, kata Rahmat, juga diyakini bisa berkontribusi mengurangi kiprah rentenir.
“Kami juga telah meluncurkan kredit gebrak pasar dengan pola sistem pembayaran kredit harian,” kata Rahmat.
“Ini kami lakukan untuk berkontribusi dalam mengurangi rentenir,” katanya lagi dengan penuh semangat.
Ia bilang, dalam program itu nasabah bisa mengajukan pinjaman dengan pola 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, atau bahkan setahun.
“Kami juga memberikan program kredit untuk pemerintah daerah untuk pembangunan infrastruktur, contohnya untuk rumah sakit, pasar dan lain yang dibiayai oleh APBD,” katanya.
Kata dia, hingga saat ini Bank Sumut telah meraup laba sebesar Rp 560 miliar dan targetnya hingga akhir tahun mencapai Rp 700 miliar.
Semua itu mereka lakukan agar dengan tujuan agar Bank Sumut berusaha untuk terus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Sumut.
“Termasuklah di antaranya dengan membuka cabang di wilayah-wilayah yang masih jauh dari akses perbankan,” kata dia.
Ia bilang, Bank Sumut telah membuka kantor cabang di area blank spot yang jauh dari jangkauan akses perbankan dan minim inklusi keuangannya.
“Target kami sampai akhir tahun ada 10 kantor cabang pembantu termasuk di Riau, saat ini sudah tiga kantor diresmikan,” kata Rahmat.
Ia bilang, kebijakan Bank Sumut itu secara resmi telah disampaikan ke Pemprovsu melalui sebuah audiensi ke Wakil Gubernur Musa Rajeckshah beberapa hari yang lalu.
Kata Rahmat, saat bertemu Wagubsu, turut hadir mendampingi dirinya yakni Komisaris Non Independen Syahruddin Siregar, Direktur Kepatuhan Eksir, Direktur Bisnis dan Syariah Irwan, Direktur Pemasaran Hadi Sucipto, Direktur Keuangan & Teknologi Informasi Arieta Aryanti.
Reporter: Heno
NIAGA
DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.
Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.
Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.
“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.
Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.
“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.
Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.
“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.
Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.
Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.
“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.
Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.
Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.
“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.
Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.
Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.
“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita