DETAIL.ID, Jakarta – Siapa yang tak mengenal sandal jepit Swallow? Produk alas kaki legendaris yang mudah dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Sandal jepit Swallow seolah sudah jadi andalan sebagian besar orang Indonesia untuk dipakai sehari-hari, baik kota-kota besar maupun pelosok-pelosok desa.
Lantas siapa sebenarnya sosok di balik sepak terjang sandal jepit Swallow yang telah melegenda ini?
Dikutip dari laman resmi perusahaan, sandal jepit Swallow diproduksi oleh perusahaan bernama PT Sinar Jaya Prakarsa, sebuah pabrik yang kantor pusatnya beralamat di Jalan Kamal Raya No 1, RT 7/ RW 9, Tegal Alur, Kalideres, DKI Jakarta.
Sinar Jaya Prakarsa adalah sebuah perseroan terbatas swasta yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1987. Didirikan oleh Amir Djohan, yang sekarang menjabat sebagai pemilik dan komisaris perusahaan.
Sinar Jaya Prakarsa memulai pabriknya dengan sekitar 500 karyawan dan selama bertahun-tahun telah berkembang menjadi hampir 2.000 karyawan. Selain itu, perusahaan juga telah berkembang dalam inovasi dengan mengadopsi mesin dan teknologi terbaru.
Seiring berjalannya waktu, Sinar Jaya Prakarsa berhasil belajar memproduksi dan merakit mesin sendiri, seperti mesin pengaduk intensif karet, mesin pelubang sandal dan masih banyak lagi.
Sekarang ini pabrik mereka juga telah meningkatkan kapasitas maksimumnya menjadi hampir lima kali lipat dari kapasitas awalnya ketika pertama kali dimulai.
Selain itu, saat ini produk Swallow sudah diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia seperti Filipina, Malaysia, dan Somalia. Swallow sendiri merupakan salah satu merek sandal jepit yang paling populer dan tertua yang diproduksi di pabrik Sinar Jaya Prakarsa.
“Ini adalah merek yang hampir setiap orang Indonesia kenal karena dijual di hampir setiap pasar tradisional dan modern,” kata perusahaan sebagaimana dikutip dari situs resminya.
“Nama dan logo Swallod melambangkan burung walet; seekor burung yang mewakili kebebasan, pertumbuhan, dan kesetiaan,” ujarnya.
Dikatakan bahwa sandal jepit Swallow sendiri sebenarnya terinspirasi dari zori Jepang atau sandal gaya Jepang.
Sinar Jaya Prakarsa menjelaskan bahwa sebelum sandal karet diperkenalkan dan diproduksi massal di dunia, zori Jepang atau sandal gaya Jepang adalah jenis sandal yang paling populer. Hal ini terutama diperkenalkan oleh tentara Amerika yang pulang dengan sandal dari Jepang selama Perang Dunia II (1940).
Zori Jepang adalah alas kaki tradisional Jepang yang terbuat dari jerami padi dan kayu berpernis dan sering digunakan bersama dengan pakaian tradisional Jepang, kimono. Setelah munculnya zori Jepang, konsumen produk menyadari bahwa karena bahan yang digunakan dalam zori Jepang, sandal menjadi licin dan kaku.
Dengan demikian, seiring dengan munculnya industri industri, karet ditemukan sebagai bahan yang sempurna untuk digunakan dalam pembuatan sandal. Sandal karet lebih lentur, tahan lama, dan tidak licin.
Discussion about this post