Setidaknya sebanyak 666 warga pun mengungsi ke tempat tinggal keluarga maupun ke masjid alasannya banjir itu.
Hujan yang mengguyur selama dua hari terakhir menyebabkan sejumlah kawasan terendam banjir. Seperti yang terjadi di pemukiman warga yang berada di Blok 10 dan 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala yang merupakan langganan banjir dikala demam isu hujan datang.
Akibatnya, puluhan kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di kawasan langganan banjir tersebut, pun mengungsi. Proses penyelamatan pengungsian warga itu menggunakan bahtera karet.
Meski di daerah itu sudah dibangun suatu bak regulasi, tetapi tetap saja tak memperlihatkan penyelesaian atas problem banjir yang sering terjadi.
“Harusnya ada penyelesaian yang dikerjakan pemerintah lokal, biar tidak terjadi setiap tahun,” kata warga terdampak, Sunarti, Minggu, 25 Desember 2022.
Banjir di tempat ini pun sudah menjadi duduk perkara klasik bagi warga, dengan sejumlah piranti elektronik seperti TV yang rusak serta mobil maupun motor mengalami kerusakan.
“Dalam satu tahun banjir 2-3 kali, alat perabotan televisi dan kulkas lumayan banyak kalo setiap tahun harus ganti. Apalagi kendaraan bermotor itu juga lumayan alasannya berapa kali mesti diperbaiki,” ujarnya.
Sebagian warga di pemukiman yang terbilang cukup padat itu ada yang memilih mengungsi ke rumah keluarga, sebagiannya lagi bertahan di lokasi pengungsian Masjid Al-Muttaqin, berkumpul dengan sanak keluarga beralaskan tikar bahkan ada juga warga yang memilih bertahan di lantai 2 rumahnya.
Menurut salah satu warga, Hamsir, banjir tahunan ini bukan lagi melulu soal tingginya intensitas hujan melainkan bablasnya pembangunan hingga mengabaikan perembesan air.
“Pelarian air satu-satunya ke sungai Tello sudah menyempit. Tinggal di sini dari tahun 1988, mulai banjir sejak tahun 1998-1999 sesudah pembangunan di bukit,” kata Hamsir.
Titik pengungsian korban banjir
pemkot Makassar, merencanakan belasan titik lokasi pengungsian bagi korban terdampak banjir di Blok 8, 9 dan 10, Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, dan di Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya Makassar, Sulawesi Selatan.
“Kita sudah siapkan posko. BPBD juga menyiapkan perlengkapan dapur biasa dan mobil serta perangkatnya. Dinas sosial menenteng materi masaknya. Alhamdulillah, akan dibuatkan masakan untuk seluruh pengungsi,” kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dikala peninjauan di posko pengungsian Perumnas Antang, Minggu, seperti dikutip dari Antara.
Beberapa titik pengungsian telah disiapkan seperti di Masjid Jabal Nur, lalu di Masjid Anwar, Masjid Makkah, Masjid Nurul Jihad, Posyandu, Masjid Al-Muhajirin, Masjid Al-Mukarramah, termasuk rumah warga dan di lapangan.
Selain titik mengungsi, Pemkot Makassar melalui Dinas Sosial dan BPBD juga menyiapkan pemberian dapur lazim, menawarkan perlindungan sembako, selimut, terpal, sarung dan obat-obatan.
Pria disapa bersahabat Danny Pomanto ini menyampaikan, untuk menangani tragedi tahunan ini telah menyuruh camat lokal untuk mengumpulkan seluruh komponen penduduk agar menciptakan forum khusus.
Hal ini supaya mengenali bagaimana aspirasi penduduk mampu diterima sekaligus membicarakan banyaknya pedoman air yang tertutup hingga meluber ke rumah warga.
BPBDÂ Kota Makassar mencatat setidaknya 3.046 unit rumah terdampak tragedi banjir akibat meluapnya air tampang sungai dipicu intensitas hujan sedang sampai lebat selama abad puncak cuaca ekstrim semenjak 24-25 Desember 2022.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin menyebutkan, berdasarkan data per 25 Desember 2022, pukul 20.00 Wita, ada 46 titik banjir tersebar di 16 Kelurahan.
Meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Manggala, Biringkanaya dan Tamalanrea. Jumlah warga yang terdampak banjir tercatat 7.859 jiwa dengan 2.336 Kepala Keluarga (KK), sedangkan jumlah rumah terdampak banjir sebanyak 3.046 unit.
“Ada 16 unit posko pengungsian aktif bagi penyintas di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Mangala, Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea. Jumlah pengungsi sementara ini di semua posko tercatat sebanyak 1.054 jiwa atau 271 KK,” tutur Hendra.