Parlemen kemudian mengajukan surat itu ke Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.
Dalam surat yang ditinjau Telegraph, Inggris cemas Saudi bakal memakai peringatan ekspresi dominan piknik untuk melaksanakan pembunuhan massal.
“Kami sungguh prihatin bahwa Saudi bisa melakukan eksekusi massal selama masa liburan, dikala mata dunia tertuju ke kawasan lain,” ujar bunyi surat itu, mirip dikutip English Al Mayadeen, Sabtu, 24 Desember 2022.
Pernyataan itu lalu berlanjut, “Pihak berwenang Saudi merasa mereka akan menghadapi pukulan diplomatik yang lebih sedikit.”
Legislator dari semua partai politik, tergolong mantan Menteri Luar Negeri Inggris untuk Uni Eropa, David Davis, turut menandatangani surat itu.
Kekhawatiran pejabat London itu bukan tanpa alasannya. Pada 2016 dan 2020 lalu, Arab Saudi melaksanakan hukuman selama ekspresi dominan Natal dan Tahun Baru.
Ketika itu, komunitas internasional susah merespons lantaran tengah fokus pada hal lain.
Tak ingin kejadian berulang, Inggris kemudian mendesak Saudi untuk menciptakan pernyataan resmi jelang liburan bahwa hukuman mati tak bisa diterima.
“Kami mendesak Anda [Arab Saudi] untuk menciptakan pernyataan menjelang piknik, untuk mengkomunikasikan bahwa ini sama sekali tidak mampu diterima,” tutur surat itu, seperti dikutip Breaking The News.
Menurut laporan, setidaknya 60 orang tengah menanti eksekusi mati di Arab Saudi. Namun, jumlah bahwasanya diprediksi lebih banyak.
Sepanjang 2022, Saudi disebut melaksanakan eksekusi dua kali lipat dari jumlah yang tercatat tahun lalu.
Menurut laporan AFP, jumlah eksekusi sepanjang tahun ini tercatat sebanyak 138 perkara. Pada 2021, kerajaan melakukan 69 eksekusi mati.