Jadi Kontroversi, Apa Arti Jubah Bisht yang Emir Qatar Beri ke Messi?

DETAIL.ID, Jakarta – Jubah Bisht atau pakaian tradisional khas negara Arab terus menjadi perhatian sehabis digunakan kapten timnas Argentina, Lionel Messi, saat mengangkat trofi Piala Dunia 2022 pada Minggu, 19 Desember 2022.

Jubah itu dikenakan Messi setelah diberi oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani sebelum seremoni pengangkatan trofi Piala Dunia 2022.

Messi menerima giliran terakhir dalam penyerahan medali karena menerima keutamaan mengangkat piala sebagai kapten tim.

Namun, penggunaan jubah Bisht itu malah menjadi perhatian dan berbuntut kontroversi sampai menuai kecaman dari sebagian pecinta sepak bola.

Bisht yang dipakai Messi pun bahkan menuai kecaman dari mantan pesepakbola yang menjadi komentator mirip Gary Lineker dan Pablo Zabaleta.

Sebab, kalau merujuk pada FIFA, penggunaan baju selain kostum yang digunakan pada saat bertanding dalam prosesi penyerahan piala sejatinya tidak sesuai aturan.

“Dalam kompetisi Final FIFA, Pakaian Perayaan cuma mampu dikenakan di lapangan permainan sesudah aktivitas resmi FIFA telah berlangsung (selama acara tersebut tim mesti mengenakan kaus yang mereka kenakan selama pertandingan.),” ucap suara pasal 27 ayat 2.

Kegiatan yang dimaksud lalu dijabarkan pula dalam butir-butir ayat tersebut ialah: pada saat penyerahan piala, foto resmi FIFA, dan dikala tampil secara resmi di depan media.

Messi tidak mengenakan sendiri bisht tersebut, melainkan dipakaikan oleh Sheikh Tamim sesaat sebelum prosesi penyerahan trofi Piala Dunia.

Bisht tersebut tak lama dikenakan Messi. Ketika ada pemasangan bintang ketiga di jersey Argentina, jubah Istimewa itu dilepas sang kapten Albiceleste.

Lantas, apa makna dari jubah Bisht itu sampai diberikan Sheikh Tamim terhadap Messi di momen langka itu?

Jubah tersebut diketahui dengan sebutan bisht yang merupakan busana tradisional di dunia Arab yang sudah dipakai selama ribuan tahun.

Dulu, jubah bisht digunakan tentara Arab sehabis meraih kemenangan dalam pertempuran. Bisht juga biasa dipakai oleh keluarga kerajaan.

Pemakaian bisht untuk Messi disebut jadi bentuk penghargaan Emir Qatar untuk pengoleksi tujuh gelar Ballon d’Or tersebut. Messi dianggap pejuang yang berhasil menenteng negaranya menjangkau kemenangan.

Bisht adalah jubah panjang tradisional Arab yang dikenakan pria di atas thobes mereka. Jubah ini umumnya yang dibuat dari wol dan warnanya berkisar dari putih, krem, dan krem hingga warna cokelat, abu-abu, dan hitam yang lebih gelap.

Bisht bukanlah busana sehari-hari, melainkan disimpan untuk acara-acara khusus mirip akad nikah, atau perayaan ekspo seperti Idul Fitri, hari raya keagamaan yang dirayakan oleh umat Islam yang menandai selesai dari puasa Ramadhan dari fajar hingga matahari terbenam selama sebulan.

Jubah bisht yang dipakai Messi paling mahal dibentuk memakai bulu unta atau wol kambing dengan sulaman emas di kerah dan lengannya. Yang paling mahal, Royal bisht dirancang khusus pangeran, politikus, dan orang kaya.

Kata bisht berasal dari bahasa Persia – digunakan di punggung.

Tak hanya itu, bisht juga digunakan sebagai simbol status oleh orang-orang seperti keluarga kerajaan dan orang kaya.

Mengutip Arab News, bisht sudah menjadi opsi pakaian formal bagi politisi, ulama, dan individu berpangkat tinggi di negara-negara Teluk Arab, Irak dan negara-negara di utara Arab Saudi.

“Bisht pertama kali dijahit di Persia. Orang Saudi diperkenalkan terhadap mereka saat penjual bisht datang ke sini untuk haji atau umrah,” kata Abu Salem, seorang penjahit Saudi dari Al-Ahsa.

Daerah Al-Ahsa di Provinsi Timur sudah menjadi rumah bagi penjahit bisht terbaik selama lebih dari 200 tahun dan produsen terkemuka di negara-negara Teluk semenjak 1940.