Dekorasi pohon dan ornamen khas Natal makin banyak dipajang di sejumlah mal-mal sampai kafetaria Arab Saudi, terutama di Ibu Kota Riyadh. Beberapa sosok badut Santa Claus juga terlihat mondar-mandir dan menghibur warga di sejumlah ruang publik di Riyadh dan beberapa kota lainnya.
The Guardian melaporkan mal dan banyak kafetaria di Riyadh kian tak segan memasang pernak-pernik mirip perada, tongkat permen, topi santa, sampai pohon cemara dan salju imitasi untuk menyemarakkan situasi Natal di ibu kota.
Media setempat Saudi juga melaporkan sosok Santa Claus juga tampakdi beberapa ruang publik di kota Khobar.
Beberapa hotel bintang lima dan perusahaan katering swasta juga memberikan makan malam khusus Natal. Kadang-kadang Santa Claus muncul, demikian dikutip Arab News.
Umat Katolik di Saudi juga tak perlu lagi berbelanja pohon Natal di pasar tradisional secara sembunyi-sembunyi.
Warga asal Lebanon yang tinggal di Saudi, Alia Obaidi, melihat ‘tampang baru’ kerajaan yang terlihat kian moderat.
Di tahun-tahun sebelumnya, Obaidi mengaku mesti berbelanja pohon secara sembunyi di pasar tradisional. Kini, dia mampu menjumpai pohon Natal beserta pernak-perniknya di mal atau toko besar yang lain.
“Anda memang tidak melihat pohon dengan segala hiasannya di ruang publik,” katanya.
“Tapi Anda bisa melihat pohon yang dijual dengan dekorasi Natal di dalam kotak-kotak. Pesannya adalah kondusif untuk mengakui Natal. Jadi ini ialah pergeseran besar,” ujar Obaidi seperti dikutip The Guardian.
Produk-produk yang berkaitan dengan Natal bahkan disebut diserbu pembeli.
Seorang penjualan profesional yang bekerja di Napco National Jeddah, Wejdan Al Khatabi, menyampaikan item Natal terjual laris anggun.
Al Khatabi melakukan pekerjaan di lingkungan yang lebih banyak didominasi karyawan beragama Nasrani.
“Beberapa dari mereka merayakan Natal di rumah, dan lainnya di sini. Dulu, mereka mengeluh tak mampu merayakan di sini sebab tak ada produk atau situasi Natal,” kata dia seperti dikutip Arab News.
Ia lalu berujar, “Bagaimanapun, sekarang mereka bisa merayakan di sini dengan set isu terkini hambar.”
Sejak Mohammed bin Salman (MbS) menjadi putra mahkota, Natal di negara kelahiran Islam tak lagi tabu. Ia melakukan sederet gebrakan, termasuk merevisi aturan agama, sesuai Visi 2030.
Dalam Visi 2030, MbS mengijinkan perayaan agama, ekspo musik, dan pekan raya lain. Pengamat menganggap, berdasarkan visi tersebut Saudi memang melonggarkan norma dan budaya demi ekonomi.