Ani, sapaan akrabnya, menjelaskan Indonesia dan dunia menghadapi tantangan hebat dalam tiga tahun ini. Pandemi covid-19 membuat tantangan gres dari segi tata kelola. Dalam keadaan ini, pemerintah perlu merespons dengan menciptakan keputusan efektif dan extraordinary.
Ia menuturkan bahwa dalam keadaan wajar sudah ada hukum, tindakan, akuntabilitas, dan kepatuhan yang terperinci. Tetapi, tidak ada dalam hukum untuk menghadapi keadaan atau situasi luar biasa.
“Dalam suasana hebat, persoalan yang timbul ialah kewenangan diberikan terhadap kita untuk melakukan hal-hal hebat. Kalau kita tidak hati-hati dalam keadaan emergency (darurat), luar biasa, krisis itu yakni temptation (godaan) yang sewenang-wenang untuk melaksanakan pelanggaran governance,” katanya dalam Acara Puncak Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia Kemenkeu 2022, Selasa, 13 Desember 2022.
Oleh sebab itu, Ani memastikan krisis memaksa pemerintah menciptakan keputusan dan kebijakan di luar pakem, tetapi mesti tetap sesadar-sadarnya bahwa dihentikan jadi ajang penyelewengan.
Ani juga bercerita pernah berkunjung ke lebih dari 100 negara di dunia ketika masih menjabat sebagai Managing Director Bank Dunia. Ia menyaksikan bagaimana korupsi sebagai tantangan untuk sebuah negara keluar dari jerat middle income trap.
Pengalaman keliling berbagai negara tersebut memberinya perspektif tentang bagaimana manajemen, korupsi, dan pengaturan kelembagaan yang sungguh menentukan kemajuan suatu negara.
“Kalau kita gagal membangun institusi yang basisnya ialah manajemen yang bagus, ada check and balance, dan mampu untuk terus menekan kemungkinan terjadinya penyelewengan dan penyakit korupsi, kita bantu-membantu sedang dalam perang menjaga momentum perbaikan ekonomi untuk terlepas dari middle income trap,” ucapnya.
Menurutnya, negara yang tidak mampu mengorganisir ancaman korupsi dengan baik akan senantiasa terganjal untuk menjadi negara maju atau terus-menerus setingkat di atas negara miskin. Hal itu diperparah dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan hukum ekonomi di negara tersebut.
Ani memastikan hati manusia akan terus digoda, dibolak-balikkan. Ia lantas mengingatkan pegawai Kemenkeu untuk senantiasa menjaga hati dan integritas dikala menghadapi godaan melaksanakan penyelewengan.
“Itu yang biasa ngomong pak ustaz, saya ngomong di sini selaku Menteri Keuangan, semoga aktual saja. Jangan hingga pas berdoa kita mengamini, tetapi kita tidak menyadari apa yang kita amini itu,” ujarnya disambut riuh tepuk tangan.