Pesan perdamaian itu disampaikan pemimpin gereja Katolik dunia itu di depan ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Mengutip dari AFP, beberapa dari mereka yang hadir di lapangan itu terlihat memegang bendera Ukraina.
“Saudara dan saudari Ukraina kami yang mengalami Natal ini dalam kegelapan dan masbodoh, jauh dari rumah mereka,” kata Paus.
“Semoga Tuhan mengilhami kita untuk menunjukkan gerakan solidaritas yang nyata untuk menolong siapa saja yang menderita, dan biar beliau mencerahkan anggapan mereka yang mempunyai kekuatan untuk membungkam gemuruh senjata dan secepatnya menyelesaikan perang yang tidak masuk akal ini!” tuturnya.
Paus sudah menyerukan perdamaian di Ukraina semenjak Rusia menginvasi negara tetangganya itu pada Februari lalu. Namun undangan itu menuai kritik karena beliau mempertahankan obrolan yang rumit dengan Moskow–pusat pemerintahan Rusia.
Sejumlah golongan menilai Paus tidak secara eksplisit menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas perang dengan Ukraina.
Dalam suatu wawancara majalah yang terbit bulan lalu, kecaman Paus asal Argentina itu mengakibatkan protes resmi dari Rusia.
Pada Natal 2022 ini, Paus juga menyerukan mereka yang merayakan Natal untuk mengenang mereka yang kelaparan. Sementara masakan dalam jumlah besar setiap hari terbuang percuma dan sumber daya dihabiskan untuk senjata.
“Pada hari ini, mari kita berguru dari Raja Damai (Kristus) dan, dimulai dari mereka yang memegang tanggung jawab politik, berkomitmen untuk membuat kuliner semata-mata sebagai alat perdamaian,” ucap Paus.
Seruan hening menjadi fokus pesan Paus pada Natal 2022 ini.
Paus turut menyebut beberapa negara lain yang umat Kristiani-nya merayakan Natal dalam keadaan susah naik karena konflik atau krisis lain. Dia menyebut Afghanistan,Yaman, Suriah, Myanmar, konflik Israel-Palestina, Libanon, dan Haiti.