Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, pada 2021 anak yang terkonfirmasi terpapar campak sebanyak 132 orang. Jumlah itu kemudian berkembangmenjadi 3.341 kasus pada 2022.
Tak jauh dengan Covid-19, campak juga merupakan penyakit menular. Tapi, Apa benar campak justru lebih berbahaya dari Covid-19?
Berikut argumentasi campak jadi penyakit menular yang lebih berbahaya dari Covid-19:
1. Komplikasi hingga sebabkan ajal
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, campak mampu menjadikan anak mengalami diare berat hingga berujung pada akhir hayat. Bahkan, jika anak yang terpapar campak memiliki gizi yang jelek, berbagai komplikasi bisa terjadi, mulai dari diare berat, pneumonia, radang paru, radang otak, jerawat di selaput mata sampai menyebabkan kebutaan.
2. Sangat menular
Campak jadi penyakit yang sungguh menular. Tidak berlainan dengan Covid-19, campak yang disebabkan oleh virus dari famili Paramyxovirus bisa menular melalui droplet, percikan ludah dikala batuk, bersin, bicara, atau mampu lewat cairan hidung.
3. Virus bertahan dua jam di udara terbuka
Melansir National Foundation for Infectious Diseases, saking menularnya, hanya berada di ruangan daerah orang yang terinfeksi campak Anda bisa tertular. Bahkan hingga dua jam setelah orang tersebut pergi virus ini tetap bisa menular.
4. Menyerang otak hingga paru-paru
Komplikasi yang disebabkan campak sangat berbahaya. Penyakit ini bisa menyerang otak hingga paru-paru. Pada kasus terburuk bahkan mampu menjadikan akhir hayat.
Itulah alasan campak lebih berbahaya dari Covid-19.
(tst/chs)