Melansir Reuters, Jumat, 6 Januari 2023 upaya tersebut dikerjakan menyusul kinerja pemasaran perusahaan yang menurun dan ketidakmampuan berkompetisi dengan pedagang ritel online.
Bed Bath & Beyond juga tengah berusaha menangguhkan pembayaran utang yang mau jatuh tempo pada 1 Februari 2023. Perusahaan mempunyai keharusan pembayaran bunga obligasi korporasi sekitar US$1,5 miliar.
Selain itu, perusahaan memberikan akan segera memberitahukan kinerja penjualan pada kuartal III 2022 yang diklaim merugi. Pada kuartal iii-2023, Bed Bath & Beyond memperkirakan pada kuartal III 2022 kerugian sebesar US$385,5 juta sehabis pemasaran mereka anjlok 30 persen.
Perusahaan yang finansialnya bermasalah sering mencari dukungan kebangkrutan setelah isu terkini liburan untuk mempergunakan alas kas dan pemasaran modern.
Jika perusahaan mencari bantuan kebangkrutan, kemungkinan Bed Bath & Beyond akan mencari pembiayaan dari kreditur-krediturnya biar membantu perusahaan dalam restrukturisasi pengadilan.
Sebelumnya, Bed Bath & Beyond memutus relasi kerja (PHK) terhadap 20 persen karyawan dan menutup 150 tokonya. Hal tersebut dilaksanakan untuk menyelamatkan perusahaannya dari ambang kebangkrutan.
Selain itu, perusahaan tersebut juga memangkas beberapa merek perabotan rumah tangga.