Sektor energi meningkat lebih dari 60 persen pada 2022, secara signifikan mengungguli setiap sektor S&P 500 yang lain. Bahkan, rata-rata tak ada sektor lain yang mendapatkan keuntungan 5 persen semenjak awal tahun.
Harga gas dan minyak loyo dalam beberapa ahad terakhir, tetapi harganya masih lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Badan Energi Internasional pendapatan bersih produsen minyak dan gas secara global diperkirakan berlipat ganda pada 2022 menjadi rekor US$4 triliun setara Rp 62 ribu triliun (perkiraan kurs Rp 15.500 per dolar AS).
Pada kuartal ketiga, 81 persen dari semua perusahaan energi di S&P 500 melaporkan pendapatan di atas perkiraan. Artinya, angka ini tertinggi dibanding sektor mana pun, menurut data FactSet.
Sektor energi melaporkan kemajuan pendapatan tahun-ke-tahun tertinggi dari semua 11 sektor, sebesar 137,3 persen.
Emiten untung Wall Street 2022:
1. Occidental Petroleum (OXY) naik 122 persen tahun ini. Ini capaian paling besar tahun ini di S&P 500.
2. Constellation Energy (CEGDX) berada di posisi kedua, naik 109 persen.
3. Hess (HES) berada di posisi ketiga dengan perolehan 94 persen.
Sementara, sepuluh besar lainnya adalah Marathon Petroleum (MPC), Exxon (XOM), Schlumberger (SLB), APA (APA), First Solar (FSLR), Halliburton (HAL) dan Marathon oil (MRO), berada di rentang 70-80 persen tahun ini.
Sejumlah emiten yang menderita rugi besar tahun lalu berada di sektor teknologi. Padahal, selama ini perusahaan menikmati tingkat suku bunga rendah dan lingkungan inflasi rendah.
Emiten buntung Wall Street 2022:
1. Generac Holdings (GNRC) yaitu saham dengan kinerja terburuk di S&P 500 sepanjang tahun ini, turun sekitar 74 persen.
2. Aplikasi kencan Match Group (MTCH), turun 70 persen.
3. Tesla Elon Musk (TSLA) juga turun sekitar 70 persen.
4. Meta, perusahaan induk Facebook, juga timbul di sepuluh saham terbawah dengan penurunan sekitar 65 persen.
Padahal, awal tahun 2022 Tesla adalah perusahaan paling bervaluasi tinggi kelima di S&P 500 dan Meta di urutan keenam.
Sektor teknologi mengalami tahun suram pada 2022 dan secara kolektif kehilangan hampir US$4 triliun nilai pasar. Angka itu berasal dari 10 saham dengan kinerja terburuk di S&P 500 yang menciptakan nilai pasar menguat sekitar US$1,6 triliun.
Bahkan Apple, yang umumnya dianggap lebih tangguh dibandingkan dengan perusahaan teknologi lainnya, turun 31 persen. Penurunan ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan keseluruhan nilai pasar pada 2022.